23.6 C
Surabaya
10 July 2025, 1:18 AM WIB

Sungai Pegirian Kotor Wisata Religi Ampel Terdampak, Cak Ji Turun Tangan Pantau Petugas DLH

METROTODAY, SURABAYA – Sungai Pegirian yang terletak di depan kawasan wisata religi Ampel Surabaya, beberapa waktu lalu menjadi sorotan setelah video viral memperlihatkan kondisi sungai yang penuh sampah dan menimbulkan bau tidak sedap.

Namun, kini kondisi sungai tersebut telah kembali bersih berkat kerja keras Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya.

Pembersihan Sungai Pegirian yang berada di antara Kecamatan Semampir dan Simokerto, dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah penyumbatan saluran drainase.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji bahkan turun langsung meninjau kondisi sungai dan memberikan imbauan kepada masyarakat.

“Kalau banjir mesti yang disalahkan pemerintahnya, padahal warganya membuang sampah sembarangan seperti ini. Saya minta warga jangan buang sampah di sungai,” tegas Cak Ji, sapaan akrabnya.

Kepala DLH Kota Surabaya, Dedik Irianto, menjelaskan bahwa pembersihan rutin dilakukan oleh Satgas Kebersihan DLH. Namun, sampah masih sering ditemukan, terutama yang berasal dari sungai sekunder seperti Sungai Arimbi yang berdekatan dengan pemukiman.

Petugas DLH Surabaya membersihkan tumpukan sampah di Sungai Pegiran Surabaya. (Foto: Istimewa)

“Sungai Pegirian ini sungai primer. Sampah-sampah sering terbawa dari saluran sekunder, misalnya dari Sungai Arimbi yang dekat perumahan. Jadi sampahnya berasal dari situ, dan saluran sekunder itu masuknya ke Sungai Pegirian,” jelas Dedik.

Untuk mengatasi masalah ini, DLH berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya memasang penyaring atau screener di aliran sungai sekunder.

“Nanti dipasang screener, jadi sampahnya bisa diambil dari situ, nggak sampai masuk ke Sungai Pegirian. Jadi seperti saringan begitu,” tambah Dedik.

Selain upaya teknis, DLH juga gencar melakukan sosialisasi dan penegakan hukum. “Kita sudah lama melakukan imbauan, yustisi, denda baik uang maupun kurungan (tipiring) sesuai Perda No. 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah. Kita juga kerjasama dengan kecamatan untuk memasang papan imbauan,” tegas Dedik.

Meskipun pembersihan rutin dilakukan sejak 4 Juli 2025, Dedik mengakui masih ada lumut yang membuat sungai terlihat kotor.

“Yang hitam-hitam itu bukan sampah, sampahnya yang putih-putih itu saja hanya di beberapa titik. Itu juga kita rutin melakukan pengambilan (pembersihan),” jelasnya.

Dedik berharap masyarakat lebih peduli lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sekitar Sungai Pegirian, mengingat kawasan tersebut juga merupakan bagian dari wisata religi. “Harapannya biar Sungai Pegirian bersih lagi,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Sungai Pegirian yang terletak di depan kawasan wisata religi Ampel Surabaya, beberapa waktu lalu menjadi sorotan setelah video viral memperlihatkan kondisi sungai yang penuh sampah dan menimbulkan bau tidak sedap.

Namun, kini kondisi sungai tersebut telah kembali bersih berkat kerja keras Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya.

Pembersihan Sungai Pegirian yang berada di antara Kecamatan Semampir dan Simokerto, dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah penyumbatan saluran drainase.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji bahkan turun langsung meninjau kondisi sungai dan memberikan imbauan kepada masyarakat.

“Kalau banjir mesti yang disalahkan pemerintahnya, padahal warganya membuang sampah sembarangan seperti ini. Saya minta warga jangan buang sampah di sungai,” tegas Cak Ji, sapaan akrabnya.

Kepala DLH Kota Surabaya, Dedik Irianto, menjelaskan bahwa pembersihan rutin dilakukan oleh Satgas Kebersihan DLH. Namun, sampah masih sering ditemukan, terutama yang berasal dari sungai sekunder seperti Sungai Arimbi yang berdekatan dengan pemukiman.

Petugas DLH Surabaya membersihkan tumpukan sampah di Sungai Pegiran Surabaya. (Foto: Istimewa)

“Sungai Pegirian ini sungai primer. Sampah-sampah sering terbawa dari saluran sekunder, misalnya dari Sungai Arimbi yang dekat perumahan. Jadi sampahnya berasal dari situ, dan saluran sekunder itu masuknya ke Sungai Pegirian,” jelas Dedik.

Untuk mengatasi masalah ini, DLH berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya memasang penyaring atau screener di aliran sungai sekunder.

“Nanti dipasang screener, jadi sampahnya bisa diambil dari situ, nggak sampai masuk ke Sungai Pegirian. Jadi seperti saringan begitu,” tambah Dedik.

Selain upaya teknis, DLH juga gencar melakukan sosialisasi dan penegakan hukum. “Kita sudah lama melakukan imbauan, yustisi, denda baik uang maupun kurungan (tipiring) sesuai Perda No. 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah. Kita juga kerjasama dengan kecamatan untuk memasang papan imbauan,” tegas Dedik.

Meskipun pembersihan rutin dilakukan sejak 4 Juli 2025, Dedik mengakui masih ada lumut yang membuat sungai terlihat kotor.

“Yang hitam-hitam itu bukan sampah, sampahnya yang putih-putih itu saja hanya di beberapa titik. Itu juga kita rutin melakukan pengambilan (pembersihan),” jelasnya.

Dedik berharap masyarakat lebih peduli lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sekitar Sungai Pegirian, mengingat kawasan tersebut juga merupakan bagian dari wisata religi. “Harapannya biar Sungai Pegirian bersih lagi,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/