30.7 C
Surabaya
23 June 2025, 14:59 PM WIB

Unesa Perkuat Karakter dan Jati Diri Bangsa di Desa Rejuno Ngawi sebagai Desa Pancasila

METROTODAY, NGAWI – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) menggelar program penguatan karakter dan jati diri bangsa di Desa Rejuno, Karangjati, Kabupaten Ngawi. Desa ini menjadi salah satu dari tujuh desa rintisan Desa Pancasila di Jawa Timur.

Puncak acara bertajuk “Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa dalam Implementasi Asta Cita” dilaksanakan di Aula Balai Desa Rejuno, Selasa (16/6/2025).

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center Unesa, Bambang Sigit Widodo, menjelaskan pemilihan Desa Rejuno dan Desa Widodaren di Ngawi sebagai bagian dari komitmen Unesa untuk berdampak pada pembangunan desa.

“Tujuh desa ini dapat menjadi percontohan, program ini selaras dan mengimplementasikan program Asta Cita yakni terkait karakter dan jati diri bangsa,” ujar Bambang Sigit, Senin (23/6).

Ia menekankan pentingnya penguatan desa sebagai pondasi kekuatan negara.

“Jika desa kuat, maka negara juga kuat; jika masyarakat desanya toleran maka negaranya juga toleran. Desa adalah subjek, bukan objek; tulang punggung negara,” tambahnya.

Bambang Sigit menjelaskan, program ini masih tahap rintisan dan perlu koordinasi lebih lanjut dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Ke depan, Unesa akan fokus membina tujuh desa rintisan ini, termasuk Desa Rejuno, melalui pendampingan berkelanjutan dan KKN-T bertema Pancasila.

“Tadi disampaikan Pak Sekdes terkait peningkatan potensi budaya lokal, jangan sampai desa-desa disusupi paham-paham radikal, paham-paham intoleran, dan lain-lain. Sehingga penguatan toleransi agar masyarakat tetap dapat menjaga budayanya,” tegasnya.

Plt. Sekretaris Desa Rejuno, Purnomo, menyambut baik program ini. Ia melihat potensi budaya lokal Desa Rejuno seperti punden, petilasan, dan budaya sinoman (gotong royong), perlu dioptimalkan.

“Kami berharap, potensi budaya lokal yang kami miliki dapat dioptimalkan, dan dimanfaatkan dalam menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak terjadi perpecahan,” katanya.

“Selain itu, budaya ini bisa dipromosikan lebih luas karena saat ini kan eranya sudah digital, sehingga Unesa juga bisa membimbing kami dalam meningkatkan promosi dan pengenalan desa agar dikenal masyarakat secara luas melalui media sosial,” harap Purnomo.

Ketujuh desa rintisan Desa Pancasila tersebut adalah: 1) Kelurahan Kalijaten, Sidoarjo; 2) Desa Watutulis, Sidoarjo; 3) Desa Paciran, Lamongan; 4) Desa Genilangit, Magetan; 5) Desa Pesanggrahan, Mojokerto; 6) Desa Rejuno, Ngawi; dan 7) Desa Widodaren, Ngawi. (ahm)

METROTODAY, NGAWI – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) melalui Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) menggelar program penguatan karakter dan jati diri bangsa di Desa Rejuno, Karangjati, Kabupaten Ngawi. Desa ini menjadi salah satu dari tujuh desa rintisan Desa Pancasila di Jawa Timur.

Puncak acara bertajuk “Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa dalam Implementasi Asta Cita” dilaksanakan di Aula Balai Desa Rejuno, Selasa (16/6/2025).

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center Unesa, Bambang Sigit Widodo, menjelaskan pemilihan Desa Rejuno dan Desa Widodaren di Ngawi sebagai bagian dari komitmen Unesa untuk berdampak pada pembangunan desa.

“Tujuh desa ini dapat menjadi percontohan, program ini selaras dan mengimplementasikan program Asta Cita yakni terkait karakter dan jati diri bangsa,” ujar Bambang Sigit, Senin (23/6).

Ia menekankan pentingnya penguatan desa sebagai pondasi kekuatan negara.

“Jika desa kuat, maka negara juga kuat; jika masyarakat desanya toleran maka negaranya juga toleran. Desa adalah subjek, bukan objek; tulang punggung negara,” tambahnya.

Bambang Sigit menjelaskan, program ini masih tahap rintisan dan perlu koordinasi lebih lanjut dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Ke depan, Unesa akan fokus membina tujuh desa rintisan ini, termasuk Desa Rejuno, melalui pendampingan berkelanjutan dan KKN-T bertema Pancasila.

“Tadi disampaikan Pak Sekdes terkait peningkatan potensi budaya lokal, jangan sampai desa-desa disusupi paham-paham radikal, paham-paham intoleran, dan lain-lain. Sehingga penguatan toleransi agar masyarakat tetap dapat menjaga budayanya,” tegasnya.

Plt. Sekretaris Desa Rejuno, Purnomo, menyambut baik program ini. Ia melihat potensi budaya lokal Desa Rejuno seperti punden, petilasan, dan budaya sinoman (gotong royong), perlu dioptimalkan.

“Kami berharap, potensi budaya lokal yang kami miliki dapat dioptimalkan, dan dimanfaatkan dalam menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak terjadi perpecahan,” katanya.

“Selain itu, budaya ini bisa dipromosikan lebih luas karena saat ini kan eranya sudah digital, sehingga Unesa juga bisa membimbing kami dalam meningkatkan promosi dan pengenalan desa agar dikenal masyarakat secara luas melalui media sosial,” harap Purnomo.

Ketujuh desa rintisan Desa Pancasila tersebut adalah: 1) Kelurahan Kalijaten, Sidoarjo; 2) Desa Watutulis, Sidoarjo; 3) Desa Paciran, Lamongan; 4) Desa Genilangit, Magetan; 5) Desa Pesanggrahan, Mojokerto; 6) Desa Rejuno, Ngawi; dan 7) Desa Widodaren, Ngawi. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/