28.9 C
Surabaya
19 June 2025, 22:10 PM WIB

Alasan Unesa Tetapkan Desa Genilangit di Kaki Gunung Lawu sebagai Desa Pancasila

METROTODAY, SURABAYA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) secara resmi mencanangkan Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, sebagai Rintisan Desa Pancasila.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti yang disaksikan oleh pemerintah daerah, perangkat desa, dan masyarakat setempat.

Langkah ini merupakan wujud komitmen Unesa dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan di desa yang memiliki keunikan dan potensi besar tersebut.

Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo, menyatakan, Desa Genilangit menjadi desa binaan kami secara berkelanjutan.

Desa yang terletak di kawasan perbukitan Gunung Lawu dan perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah ini memiliki masyarakat yang heterogen, terdiri dari penganut agama Buddha, Kristen, dan Islam.

Selain keragaman penduduknya, Genilangit juga memiliki potensi wisata alam seperti Taman Genilangit dan Wisata Highland Wonomulyo, serta menjadi penghasil sayur-sayuran.

Unesa telah menjalankan sejumlah program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Genilangit.

“Pembinaan ini berkelanjutan dan didasarkan pada potensi desa,” jelas Bambang, Kamis (19/6).

Sebagai langkah awal, Unesa memberikan pelatihan literasi digital.  “Ke depannya, akan ada konsep pembinaan yang lebih berdampak bagi masyarakat,” tambahnya.

Muhammad Turhan Yani, Ketua LPPM Unesa, menjelaskan pentingnya PKM Rintisan Desa Pancasila dalam memperkuat keharmonisan masyarakat, sejalan dengan cita-cita pemerintah.

“Tantangan seringkali datang dari luar melalui informasi di gawai.  Masyarakat perlu literasi digital untuk bijak memanfaatkan ruang digital, menyaring informasi, dan memanfaatkannya untuk branding potensi desa,” ujar guru besar Unesa tersebut.

Jauhar Wahyuni, Ketua PKM, menambahkan pentingnya pelatihan literasi digital sebagai bekal merawat kemajemukan dan kerukunan.

“Kami berharap Genilangit bisa menjadi contoh penerapan toleransi antarumat beragama bagi desa-desa lain,” harapnya.

Kepala Desa Genilangit, Pardi, menyambut baik program kolaborasi ini.  Ia melihat desa sebagai kekuatan pembangunan nasional yang membutuhkan percepatan, terobosan, dan inovasi.

“Program pengabdian ini adalah awal kolaborasi desa dan kampus.  Kami butuh percepatan program membangun Indonesia dari desa, dan inovasi dari kampus sangat diperlukan,” ujar Pardi.

Kerja sama dengan Unesa diharapkan dapat mempercepat pengembangan Desa Genilangit. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) secara resmi mencanangkan Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, sebagai Rintisan Desa Pancasila.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti yang disaksikan oleh pemerintah daerah, perangkat desa, dan masyarakat setempat.

Langkah ini merupakan wujud komitmen Unesa dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan di desa yang memiliki keunikan dan potensi besar tersebut.

Wakil Rektor III Unesa, Bambang Sigit Widodo, menyatakan, Desa Genilangit menjadi desa binaan kami secara berkelanjutan.

Desa yang terletak di kawasan perbukitan Gunung Lawu dan perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah ini memiliki masyarakat yang heterogen, terdiri dari penganut agama Buddha, Kristen, dan Islam.

Selain keragaman penduduknya, Genilangit juga memiliki potensi wisata alam seperti Taman Genilangit dan Wisata Highland Wonomulyo, serta menjadi penghasil sayur-sayuran.

Unesa telah menjalankan sejumlah program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Genilangit.

“Pembinaan ini berkelanjutan dan didasarkan pada potensi desa,” jelas Bambang, Kamis (19/6).

Sebagai langkah awal, Unesa memberikan pelatihan literasi digital.  “Ke depannya, akan ada konsep pembinaan yang lebih berdampak bagi masyarakat,” tambahnya.

Muhammad Turhan Yani, Ketua LPPM Unesa, menjelaskan pentingnya PKM Rintisan Desa Pancasila dalam memperkuat keharmonisan masyarakat, sejalan dengan cita-cita pemerintah.

“Tantangan seringkali datang dari luar melalui informasi di gawai.  Masyarakat perlu literasi digital untuk bijak memanfaatkan ruang digital, menyaring informasi, dan memanfaatkannya untuk branding potensi desa,” ujar guru besar Unesa tersebut.

Jauhar Wahyuni, Ketua PKM, menambahkan pentingnya pelatihan literasi digital sebagai bekal merawat kemajemukan dan kerukunan.

“Kami berharap Genilangit bisa menjadi contoh penerapan toleransi antarumat beragama bagi desa-desa lain,” harapnya.

Kepala Desa Genilangit, Pardi, menyambut baik program kolaborasi ini.  Ia melihat desa sebagai kekuatan pembangunan nasional yang membutuhkan percepatan, terobosan, dan inovasi.

“Program pengabdian ini adalah awal kolaborasi desa dan kampus.  Kami butuh percepatan program membangun Indonesia dari desa, dan inovasi dari kampus sangat diperlukan,” ujar Pardi.

Kerja sama dengan Unesa diharapkan dapat mempercepat pengembangan Desa Genilangit. (ahm)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/