METROTODAY, SURABAYA – Idul Adha 1446 H tahun ini menjadi momen istimewa bagi Raizel dan Yuki, dua bocah sekolah dasar (SD) di Surabaya. Bukan hanya merayakan hari raya, mereka juga turut berpartisipasi dalam ibadah kurban dengan cara yang unik dan menginspirasi.
Kedua sahabat yang sama-sama berusia 9 tahun ini mewujudkan niat mulia mereka dengan membeli dua ekor kambing dari hasil tabungan uang saku yang telah mereka kumpulkan selama dua tahun.
Yang lebih mengagumkan, tabungan tersebut disimpan dalam sebuah celengan tanah liat berbentuk sapi mungil!
Dengan penuh semangat dan wajah sumringah, Raizel dan Yuki, didampingi kedua ibu mereka, Qinanti dan Gianina, mendatangi penjual hewan kurban di Jalan Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya.
Di hadapan penjual, celengan tanah liat tersebut dipecahkan, dan uang di dalamnya digunakan untuk membeli dua ekor kambing kurban.
“Senang banget bisa kurban tahun ini, Bu!” seru Raizel dengan wajah berseri-seri, Rabu (4/6).
Yuki menambahkan dengan penuh antusias, “Tadinya kami mau beli sepeda, tapi akhirnya uangnya buat beli domba saja. Lebih senang!” Kesederhanaan dan ketulusan hati mereka dalam berkurban sungguh menyentuh.

Kedua ibu mereka, Qinanti dan Gianina, tak kuasa menahan haru melihat semangat dan niat mulia yang ditunjukkan anak-anak mereka.
“Kami sangat bangga dan mendukung keinginan mereka. Ini mengajarkan mereka arti berbagi dan berkurban sejak dini,” ujar Qinanti dengan bangga.
Gianina pun menambahkan, kedua anak tersebut sangat disiplin menabung. “Kami hanya membimbing dan mendukung,” imbuhnya.
Qinanti menjelaskan bahwa sejak awal, ia dan Gianina hanya membimbing Raizel dan Yuki untuk menabung uang saku mereka.
“Tidak ada paksaan, mereka melakukannya atas keinginan sendiri,” jelasnya.
“Kami hanya mengajarkan pentingnya menabung dan bersedekah.”
Kedua ekor kambing kurban yang telah dibeli Raizel dan Yuki rencananya akan diserahkan ke masjid terdekat untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kisah inspiratif kedua bocah ini membuktikan bahwa berkurban tidak selalu membutuhkan harta yang melimpah, tetapi lebih kepada niat tulus, keikhlasan, dan semangat berbagi.
Kisah Raizel dan Yuki dapat menginspirasi banyak orang, terutama anak-anak muda, untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan keagamaan. (ahm)