METROTODAY, SURABAYA – Tren self-love yang tengah digaungkan di tengah masyarakat ternyata tak selalu positif. Pasalnya, hal ini termasuk dalam gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder (NPD).
Dr. Adinda Istantina, Sp.KJ, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya memberikan pemahaman mendalam mengenai gangguan yang semakin sering dijumpai ini.
Menurut dr. Dinda –sapaannya, NPD ditandai tiga hal utama. Yakni perasaan superioritas yang berlebihan, kebutuhan akan validasi dan pujian yang tak terpuaskan, serta kecenderungan meremehkan orang lain.
“Yang perlu digarisbawahi, penderita NPD umumnya tidak menyadari kondisinya ini,” ujarnya, Jumat (23/5),
Ia menyebut mereka yang memiliki kepribadian narsistik cenderung merasa selalu benar dan sebaliknya menganggap pandangan orang lain salah.
Mengacu pada Diagnostic and Statistical Manual (DSM) of Mental Disorders, dr. Dinda menjelaskan lima dari sembilan kriteria NPD.
Antara lain rasa percaya diri yang berlebihan, haus akan validasi yang ekstrem, rasa berhak atas perlakuan istimewa, fantasi akan prestasi luar biasa, dan eksploitasi interpersonal.
“Gejala lain meliputi kurangnya empati, kecenderungan iri, kesombongan, dan sensitivitas yang tinggi terhadap kritik,” imbuhnya.
Dr. Dinda juga menyoroti peran media sosial dalam memicu NPD, khususnya pada anak muda, terutama di media sosial yang memberikan validasi instan.
“Postingan bisa dimanipulasi untuk mendapatkan pengakuan. Kegagalan mendapatkan validasi ini bisa berujung pada kekecewaan, sakit hati, dan perilaku manipulatif,” terangnya.
Faktor penyebab NPD, menurut dr. Dinda, kompleks dan melibatkan faktor neurobiologi otak, penurunan volume anatomi otak yang mengatur empati, serta faktor genetik.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran akan keterbatasan diri. Kembangkan kelebihan, tapi tetap rendah hati.
“Manusia pasti punya kekurangan, dan kekurangan itu bisa jadi penghambat jika kita tak mawas diri.”
“Dengan begitu kesehatan mental dan mempraktikkan self-love bisa seimbang, bukan self-obsessed,” pungkasnya. (*)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.