METROTODY, SURABAYA – Di tengah deru langkah ribuan jemaah yang menunaikan ibadah suci di Tanah Haram, satu nama telah berpulang lebih awal. Dia lah Soesanto Soemantri Notodiarjo, 73 tahun, jemaah haji warga Barata Jaya Surabaya.
Ia adalah satu dari puluhan ribu calon jemaah haji asal Embarkasi Surabaya yang berangkat dengan harapan bisa menyelesaikan rukun Islam kelima. Namun takdir berkata lain, ia meninggal dunia di Madinah pada Sabtu (17/5) malam karena hipertensi.
Soesanto tergabung dalam kloter 16. Sejak awal keberangkatan, ia menunjukkan semangat tinggi untuk beribadah. Namun kondisi fisiknya tak mampu menahan tekanan udara dan perjalanan jauh. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Madinah, tetapi nyawanya tak tertolong.
“Beliau wafat pukul 21.30 waktu Arab Saudi. Kami sangat berduka. Almarhum dimakamkan di Pemakaman Baqi, Madinah, di mana banyak sahabat Nabi juga dimakamkan,” tutur Sugiyo, Plh PPIH Embarkasi Surabaya, dengan nada berat.
Meski wafat sebelum sempat berhaji sepenuhnya, pemerintah menjamin bahwa ibadah hajinya akan dibadalhajikan. Keluarga akan menerima sertifikat badal haji dan asuransi, sebagai bentuk penghormatan atas niat suci almarhum.
Soesanto dikenal sebagai sosok yang tekun beribadah dan rendah hati.
Menurut keterangan kerabat di Barata Jaya, sejak lama ia memendam keinginan berangkat ke Tanah Suci. Setelah menanti bertahun-tahun, tahun ini adalah waktunya. Ia sempat menangis haru ketika menerima koper haji dan perlengkapan resmi dari Kemenag.
“Beliau sering bilang, ‘Semoga Allah panggil saya ke rumah-Nya sebelum saya terlalu renta.’ Rupanya panggilan itu benar-benar datang,” ujar tetangganya yang enggan disebut nama.
Dengan kepergian Soesanto, total sudah lima jemaah dari Embarkasi Surabaya meninggal dunia selama masa penyelenggaraan haji 2025.
Tiga meninggal di asrama dan pesawat, satu di Mekkah, dan satu di Madinah. Selain itu, dua jemaah asal Tulungagung dan Bangkalan juga wafat di RS Haji Surabaya sebelum sempat diberangkatkan.
Sementara itu, empat jemaah lainnya kini tengah dirawat intensif, dan keberangkatan mereka bersama tiga pendamping masih tertunda.
“Hingga kini, kami telah memberangkatkan 20.875 jemaah. Tim medis dan layanan kami terus siaga penuh untuk menjaga keselamatan dan kesehatan mereka di setiap titik perjalanan,” tambah Sugiyo. (*)