Categories: Surabaya

Unair Kukuhkan Lima Guru Besar FST, Dorong Hilirisasi Riset SDA untuk Kesejahteraan Bangsa

METROTODAY, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) kembali menorehkan prestasi akademik gemilang dengan mengukuhkan lima guru besar baru dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) pada Kamis (8/5).

Bertempat di Aula Garuda Mukti, Gedung Manajemen Kampus MERR-C, prosesi pengukuhan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas serta sivitas akademika.

Kelima profesor yang dikukuhkan adalah Prof Dr Hery Suwito Drs MSi, Prof Dr Muji Harsini Dra MSi, Prof Dr Sri Sumarsih Dra MSi, Prof Dr Prihartini Widiyanti drg MKes SBio, dan Prof Dr Salamun Drs MKes.

Kelimanya dinilai telah memberikan kontribusi penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan berbasis potensi sumber daya alam (SDA) Indonesia.

Dalam sambutannya, Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih MT Ak CA, menyampaikan bahwa pengukuhan ini bukan sekadar pencapaian pribadi, namun juga bentuk tanggung jawab moral untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

“Indonesia ini luar biasa kaya. Tapi selama ini banyak potensi alam yang belum dimanfaatkan secara optimal. Para guru besar ini hadir untuk menjawab tantangan itu dengan riset, inovasi, dan kebermanfaatan nyata,” ujar Prof Nasih.

Ia menyoroti pentingnya riset biodiversitas sebagai pondasi kemajuan ilmu dan kesehatan.

Salah satu contohnya adalah riset Prof Hery Suwito di kawasan Taman Nasional Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang berhasil mengidentifikasi senyawa bioaktif dari tanaman lokal untuk pengobatan dan deteksi penyakit.

“Produk dari sana akan menjadi kontribusi nyata Unair. Bahkan kita sudah punya tugu riset di kawasan itu yang akan menjadi lab biologi terbuka,” tambahnya.

Selain itu, Prof Prihartini memperkenalkan penelitian enzim kolagen sebagai bahan dasar untuk rekayasa jaringan dan produk medis.

Sementara Prof Salamun fokus pada pengembangan insektisida alami dari tanaman lokal yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.

Prof Nasih menekankan bahwa Unair berkomitmen mendorong riset hingga tahap hilirisasi, agar dapat masuk ke Tingkat Kesiapan Teknologi (TRL) tertinggi, yakni 8 dan 9.

Tujuannya adalah menjembatani penelitian dasar menjadi inovasi siap pakai.

“Ini menjadi arah kebijakan Unair. Riset tidak berhenti di laboratorium, tapi harus bisa menyentuh masyarakat dan dunia industri,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, Prof Nasih menyampaikan apresiasi dan harapan besar bagi para profesor baru.

“Mereka adalah sosok-sosok luar biasa. Kami yakin, dengan dukungan Kemendikti-Saintek dan kolaborasi strategis, Unair akan semakin kokoh sebagai kampus yang berdampak secara ilmiah dan sosial.” (*)

Jay Wijayanto

Recent Posts

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

20 hours ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

20 hours ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

1 day ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

1 day ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

1 day ago

Tim Gabungan Unair Bantu Operasi Korban Banjir di RSUD Aceh Tamiang, Begini Langkahnya

Tim gabungan Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan,…

1 day ago

This website uses cookies.