14 December 2025, 8:54 AM WIB

Bupati Sidoarjo Subandi Geram Proyek Boezem Kedungpeluk Molor, Kontraktor Lelet Diultimatum

METROTODAY, SIDOARJO — Bupati Sidoarjo Subandi tak bisa menyembunyikan kekesalannya saat meninjau proyek pembangunan boezem di Sungai Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Kamis (27/11/2025).

Progres pekerjaan yang baru mencapai sekitar 40 persen itu membuat Subandi mengeluarkan peringatan keras kepada kontraktor pelaksana.

“Keterlambatan proyek ini nanti menyusahkan masyarakat Tanggulangin. Saya peringatkan, jangan main-main,” ujarnya dengan nada tinggi saat sidak.

Boezem Kedungpeluk merupakan titik penting dalam aliran air dari Kecamatan Tanggulangin menuju muara. Karena itu, pengerjaannya harus tepat waktu agar tidak mengganggu sistem pembuangan air, terutama saat curah hujan tinggi.

Didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPU BM-SDA) Dwi Eko Saptono, Kepala BPBD Sidoarjo Sabino Mariano serta camat dan kepala desa setempat, Subandi menyoroti lambannya pengerjaan lantai dasar boezem.

Di lapangan, ia mendapati beton pada bagian bawah masih basah yang menandakan bahwa pengerjaan baru dimulai. Padahal, menurut dia, penyelesaian lantai dasar menjadi prioritas utama.

“Kalau lantai bawah tidak selesai, kita punya beban moral besar. Buangan air dari Tanggulangin terganggu,” kata Subandi.

Dengan lantai dasar rampung lebih dulu, air dari Sungai Kedungpeluk bisa dialirkan tanpa menghambat pekerjaan bagian atas.

Keterlambatan pengerjaan bagian paling vital itu menjadi salah satu alasan utama kegeraman Bupati.

Proyek pembangunan Rumah Pompa Kedungpeluk ini dikerjakan oleh CV Barokah Jaya dengan pengawasan dari CV Pandu Adhi Graha.

Nilai proyek mencapai Rp 7,18 miliar dari APBD Sidoarjo 2025 dengan waktu pengerjaan 180 hari.

Kontraktor berdalih bahwa cuaca menjadi penyebab lambannya pekerjaan. Namun, menurut Subandi, alasan tersebut tidak dapat diterima.

“Kontraktor sudah tahu soal cuaca sejak awal. Sudah bisa menghitung kapan musim hujan, kapan pekerjaan harus dipercepat. Kalau tidak sanggup, ya jangan ambil pekerjaan ini,” tegasnya.

Bupati mengingatkan bahwa jika boezem tidak berfungsi optimal saat curah hujan tinggi, masyarakat yang akan terdampak dan pemerintah daerah yang menanggung komplain.

“Kalau seperti ini, bagaimana nasib Tanggulangin nanti?” tukasnya.

Subandi menyatakan akan segera menggelar rapat evaluasi untuk mengoreksi seluruh proyek yang menunjukkan progres lambat.

Ia menegaskan tidak akan memberi toleransi bagi kontraktor yang tidak menunjukkan komitmen kerja.

“Saya koreksi 2025 ini. Tidak ada ampun bagi kontraktor yang suka main-main. Saya putus semua,” katanya.

Bupati berharap peringatan keras ini menjadi momentum perbaikan agar proyek strategis daerah dapat berjalan tepat waktu dan tidak menimbulkan risiko bagi warga. (mt/red)

METROTODAY, SIDOARJO — Bupati Sidoarjo Subandi tak bisa menyembunyikan kekesalannya saat meninjau proyek pembangunan boezem di Sungai Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Kamis (27/11/2025).

Progres pekerjaan yang baru mencapai sekitar 40 persen itu membuat Subandi mengeluarkan peringatan keras kepada kontraktor pelaksana.

“Keterlambatan proyek ini nanti menyusahkan masyarakat Tanggulangin. Saya peringatkan, jangan main-main,” ujarnya dengan nada tinggi saat sidak.

Boezem Kedungpeluk merupakan titik penting dalam aliran air dari Kecamatan Tanggulangin menuju muara. Karena itu, pengerjaannya harus tepat waktu agar tidak mengganggu sistem pembuangan air, terutama saat curah hujan tinggi.

Didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPU BM-SDA) Dwi Eko Saptono, Kepala BPBD Sidoarjo Sabino Mariano serta camat dan kepala desa setempat, Subandi menyoroti lambannya pengerjaan lantai dasar boezem.

Di lapangan, ia mendapati beton pada bagian bawah masih basah yang menandakan bahwa pengerjaan baru dimulai. Padahal, menurut dia, penyelesaian lantai dasar menjadi prioritas utama.

“Kalau lantai bawah tidak selesai, kita punya beban moral besar. Buangan air dari Tanggulangin terganggu,” kata Subandi.

Dengan lantai dasar rampung lebih dulu, air dari Sungai Kedungpeluk bisa dialirkan tanpa menghambat pekerjaan bagian atas.

Keterlambatan pengerjaan bagian paling vital itu menjadi salah satu alasan utama kegeraman Bupati.

Proyek pembangunan Rumah Pompa Kedungpeluk ini dikerjakan oleh CV Barokah Jaya dengan pengawasan dari CV Pandu Adhi Graha.

Nilai proyek mencapai Rp 7,18 miliar dari APBD Sidoarjo 2025 dengan waktu pengerjaan 180 hari.

Kontraktor berdalih bahwa cuaca menjadi penyebab lambannya pekerjaan. Namun, menurut Subandi, alasan tersebut tidak dapat diterima.

“Kontraktor sudah tahu soal cuaca sejak awal. Sudah bisa menghitung kapan musim hujan, kapan pekerjaan harus dipercepat. Kalau tidak sanggup, ya jangan ambil pekerjaan ini,” tegasnya.

Bupati mengingatkan bahwa jika boezem tidak berfungsi optimal saat curah hujan tinggi, masyarakat yang akan terdampak dan pemerintah daerah yang menanggung komplain.

“Kalau seperti ini, bagaimana nasib Tanggulangin nanti?” tukasnya.

Subandi menyatakan akan segera menggelar rapat evaluasi untuk mengoreksi seluruh proyek yang menunjukkan progres lambat.

Ia menegaskan tidak akan memberi toleransi bagi kontraktor yang tidak menunjukkan komitmen kerja.

“Saya koreksi 2025 ini. Tidak ada ampun bagi kontraktor yang suka main-main. Saya putus semua,” katanya.

Bupati berharap peringatan keras ini menjadi momentum perbaikan agar proyek strategis daerah dapat berjalan tepat waktu dan tidak menimbulkan risiko bagi warga. (mt/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait