METROTODAY, SIDOARJO – Upaya memperbaiki kualitas jalan di Kabupaten Sidoarjo dikebut. Tahun ini, sedikitnya 14 ruas jalan dibeton dan dua jembatan direhabilitasi. Proyek tersebar mulai Waru, Buduran, Sedati, hingga Krian.
Namun, percepatan itu tidak berjalan tanpa catatan. Bupati Sidoarjo Subandi pun bergerak cepat memastikan agar kualitas konstruksi tetap terjaga.
Sabtu (15/11/2025), di tengah hujan deras, Subandi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah lokasi. Mulai Jalan Tambak Sawah–Tambak Rejo, Kureksari–Kepuhkiriman, Tambak Sumur, hingga Berbek. Meski sepatu basah oleh lumpur dan rombongan kehujanan, sidak tetap dilanjutkan.
”Pekerjaan harus bagus, tepat waktu, dan bermanfaat bagi masyarakat. Tidak boleh asal jadi,” tegas Subandi.
Salah satu sorotan terjadi di ruas Jalan Tambak Sawah–Tambak Rejo. Di sana, beberapa bagian pinggir beton sudah protol meski baru dikerjakan. Padahal, spesifikasi yang digunakan adalah mutu K-450, yakni kelas beton yang biasa digunakan untuk beban berat.
Beton mutu K 450 merupakan salah satu beton berkualitas tinggi dengan kekuatan mencapai 450 kilogram per meter persegi. Hanya saja, ada beberapa bagian yang terkelupas. ”Ini tidak boleh terjadi. Apapun alasannya, tidak bisa dibenarkan,” ujar Subandi sambil menunjuk bagian beton yang terkelupas.

Nada suaranya tegas. Konsultan pengawas dan kontraktor yang hadir langsung mendapat teguran. Subandi meminta seluruh bagian yang rusak diperbaiki total sebelum masuk tahap berikutnya.
Bupati Subandi minta konsultan pengawas benar-benar berperan. Peran pengawas sangat penting. Sebab, bagus atau tidaknya kualitas proyek bergantung pada kinerja konsultan pengawas. ”Amati lebar jalan berapa. Kalau 5 meter, harus dicek betul-betul 5 meter. Kalau 4 meter juga dicek harus 4 meter,” katanya.
Meski demikian, progres fisik proyek di lokasi tersebut dinilai lebih cepat dari jadwal. Target realisasi baru 21–22 persen, tetapi pekerjaan sudah mencapai hampir 26 persen. ”Ini bagus. Tapi, progres cepat tidak boleh mengorbankan kualitas,” lanjutnya.
Di titik lain, Jalan Kureksari–Kepuhkiriman, persoalan berbeda ditemukan. Saluran U-ditch sudah terpasang, namun beberapa bangunan warga masih berdiri di badan jalan dan sempadan sungai. Keberadaan bangunan liar itu disebut menjadi penyebab genangan air dan kerusakan jalan selama bertahun-tahun.
Kepala Desa Kureksari Sahudi menyebut sudah mengirim surat kepada pemilik bangunan agar segera membongkar. ”Beberapa sudah dibongkar, tapi ada yang masih bertahan meski tidak punya dokumen kepemilikan,” ujarnya.
Warga sekitar menyambut baik perbaikan jalan yang telah lama mereka nantikan. Nawawi, warga RW 07 Dusun Pulosari, mengatakan bahwa genangan setiap musim hujan membuat warga kewalahan. ”Air masuk rumah. Jadi, kalau sekarang dibeton dan salurannya dibenahi, kami sangat bersyukur,” katanya.
Selain kualitas fisik, Bupati Subandi juga menyoroti kebersihan area kerja. Di beberapa titik, material galian seperti tanah dan batu menumpuk di sisi jalan sehingga mengganggu lalu lintas. Terlebih, kawasan itu merupakan zona industri dengan arus kendaraan berat dan mobilitas karyawan.
”Setelah digali, harus dibersihkan. Jangan dibiarkan mengganggu pengguna jalan,” tegas Subandi kepada kontraktor.
Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Warih Andono dan Camat Waru Ahmad Nawari yang ikut sidak menegaskan pengawasan akan diperketat hingga proyek rampung.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono mengaku progres keseluruhan proyek masih dalam jalur target. Data Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM SDA) Sidoarjo menunjukkan, pengerjaan telah masuk pada pekan ke-16. Menurut rencana, pekerjaan tercapai 46,982 persen. Realisasinya telah mencapai 52,136 persen. Ada surplus 5,154 persen.

Dengan sisa waktu sekitar 40 hari, Kepala Dinas PU Bina Marga dan SDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono optimistis pembetonan Jalan Desa Kureksari hingga Desa Kepuhkiriman akan selesai sesuai target.
Menurut rencana, jalan tersebut dibeton sepanjang 1,34 kilometer atau 1.340 meter. Lebar sekitar 5 meter ditambah berem antara 60 sampai 80 sentimeter serta saluran air 80 sentimeter. Pembetonan bisa berjalan lebih cepat setelah pengerjaan U-ditch tuntas.
”Untuk Kureksari saja, dari rencana 46,98 persen, realisasi sudah 52,13 persen. Surplus lebih dari lima persen,” ujarnya.
Menurutnya, perusahaan pelaksana juga menambah tenaga lembur untuk mengejar titik yang waktunya makin mepet. Target selesai pada 20 Desember 2025.
Frontage Road Tersambung
Tidak hanya betonisasi, Pemkab Sidoarjo juga mengebut penyambungan frontage road dari Waru hingga Buduran. Selama ini, jalur pendamping itu masih terputus di beberapa titik akibat persoalan pembebasan lahan, khususnya makam warga.
Setelah melalui sejumlah mediasi, proses hukum, dan rapat lintas instansi, sebagian masalah mulai terurai. ”Tahun depan alokasi Rp 40 miliar disiapkan agar jalur ini bisa tersambung penuh,” kata Subandi.
Jika tuntas, jalur pendamping sepanjang 9,4 kilometer itu akan mengurangi kepadatan lalu lintas di Jalan Raya Waru–Buduran yang selama ini menjadi salah satu koridor terpadat di Jawa Timur.
Program betonisasi dan penyambungan frontage road disebut sebagai bagian strategi besar peningkatan konektivitas dan infrastruktur di Kota Delta. Pemerintah menargetkan jalan-jalan utama tidak hanya bebas lubang, tetapi juga kuat menopang mobilitas industri, permukiman, dan logistik.
Masyarakat yang ditemui di lokasi berharap pembangunan berlangsung konsisten. ”Kalau jalannya sudah bagus, ekonomi juga bergerak. Tidak ada lagi komplain ban mobil pecah karena jalan berlubang,” ujar Sudarman, warga Tambakrejo.
Di tengah pekerjaan lapangan yang sedang berjalan, Bupati Subandi kembali mengirim pesan kuat kepada kontraktor, konsultan pengawas, dan perangkat daerah terkait. Pihaknya akan rutin dan berkala untuk pengecekan langsung ke lapangan. Selain memastikan kualitas jalan sesuai, juga agar pengerjaan berjalan tepat waktu. Tidak sampai ada keterlambatan.
”Saya tidak ingin mendengar lagi ada beton protol, ukuran tidak sesuai, atau progres molor. Semua pekerjaan ini adalah uang rakyat. Maka kualitas dan kejujuran adalah kewajiban,” tegasnya.
Program betonisasi dan pembangunan frontage road menjadi salah satu harapan besar masyarakat Sidoarjo agar akses jalan semakin lancar. Sehingga ekonomi turut terkerek. Jika seluruh tahapan berjalan sesuai rencana, akhir tahun dan awal 2026 akan menjadi momentum penting bagi wajah infrastruktur kota. (*)

