4 November 2025, 11:52 AM WIB

BNPB: 40 Persen Material Reruntuhan Sudah Dievakuasi, Pencarian Difokuskan pada Titik Potensial Korban

METROTODAY, SIDOARJO — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga hari keenam pascabencana runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, sebanyak 40 persen material reruntuhan telah berhasil dievakuasi. Fokus operasi kini diarahkan ke titik-titik yang diduga masih terdapat korban tertimbun.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suhariyanto dalam rapat koordinasi rutin di Posko Tanggap Darurat, Sabtu (4/10/2025). Rapat dihadiri oleh Deputi III Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, Laksamana Pertama Bramantyo, Kapolres Sidoarjo, Dandim 0816 Sidoarjo, serta Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Sidoarjo Mahmud, bersama unsur terkait lainnya.

“Sampai tadi malam (3/10) telah ditemukan sembilan jenazah, enam di antaranya baru ditemukan kemarin. Namun seluruhnya masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI karena kondisi jenazah yang sudah lama tertimbun reruntuhan,” ujar Suhariyanto.

Menurutnya, proses identifikasi berjalan lambat karena sebagian besar korban adalah anak-anak yang belum memiliki KTP maupun rekam sidik jari. Oleh karena itu, tes DNA menjadi metode utama untuk memastikan identitas korban.

“Beberapa jenazah sudah tertimbun selama tiga hari, sehingga tanda pengenal secara visual sulit dikenali. Karena itu kami sangat berhati-hati dan tetap berpegang pada prosedur identifikasi forensik,” tambahnya.

Saat ini, berdasarkan data sementara, masih ada 49 orang dinyatakan hilang dan terus dicari oleh tim gabungan.

BNPB juga menegaskan bahwa semua langkah evakuasi telah disetujui keluarga korban. Meski demikian, Suhariyanto mengakui masih ada sebagian pihak yang menilai proses berjalan lambat.

“Kami sudah jelaskan kepada keluarga tentang prosedur evakuasi dan identifikasi yang memang memerlukan waktu. Alat berat pun sudah diturunkan secara masif untuk mempercepat proses tanpa mengabaikan keselamatan tim,” ujarnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut, diputuskan pula bahwa seluruh jenazah yang ditemukan akan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Sidoarjo untuk proses identifikasi. Keluarga korban diminta menunggu di lokasi rumah sakit yang telah disiapkan dengan fasilitas dan logistik memadai.

“Kami ingin keluarga bisa menunggu dengan lebih tenang di tempat yang representatif, bukan di area pencarian. Hal ini untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan semua pihak,” kata Suhariyanto.

Ia menegaskan bahwa proses pencarian dan evakuasi akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan.

“Kami mohon dukungan masyarakat agar tidak melakukan tindakan di luar koordinasi yang dapat mengganggu proses penyelamatan. Prioritas kami adalah pencarian dan pertolongan dengan sebaik mungkin,” tegasnya.

Berdasarkan data terkini, total korban mencapai 167 orang, dengan rincian 103 orang selamat, 2 korban selamat namun belum teridentifikasi, 67 korban meninggal dunia, di mana 14 jenazah telah ditemukan dan 9 di antaranya masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI.

“Progres pengangkutan material reruntuhan sudah mencapai 40 persen. Pekerjaan ini tetap dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena kemungkinan masih ada jasad yang tertimbun,” pungkas Suhariyanto.(mt)

METROTODAY, SIDOARJO — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga hari keenam pascabencana runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, sebanyak 40 persen material reruntuhan telah berhasil dievakuasi. Fokus operasi kini diarahkan ke titik-titik yang diduga masih terdapat korban tertimbun.

Hal itu disampaikan Kepala BNPB Letjen TNI Suhariyanto dalam rapat koordinasi rutin di Posko Tanggap Darurat, Sabtu (4/10/2025). Rapat dihadiri oleh Deputi III Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, Laksamana Pertama Bramantyo, Kapolres Sidoarjo, Dandim 0816 Sidoarjo, serta Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Sidoarjo Mahmud, bersama unsur terkait lainnya.

“Sampai tadi malam (3/10) telah ditemukan sembilan jenazah, enam di antaranya baru ditemukan kemarin. Namun seluruhnya masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI karena kondisi jenazah yang sudah lama tertimbun reruntuhan,” ujar Suhariyanto.

Menurutnya, proses identifikasi berjalan lambat karena sebagian besar korban adalah anak-anak yang belum memiliki KTP maupun rekam sidik jari. Oleh karena itu, tes DNA menjadi metode utama untuk memastikan identitas korban.

“Beberapa jenazah sudah tertimbun selama tiga hari, sehingga tanda pengenal secara visual sulit dikenali. Karena itu kami sangat berhati-hati dan tetap berpegang pada prosedur identifikasi forensik,” tambahnya.

Saat ini, berdasarkan data sementara, masih ada 49 orang dinyatakan hilang dan terus dicari oleh tim gabungan.

BNPB juga menegaskan bahwa semua langkah evakuasi telah disetujui keluarga korban. Meski demikian, Suhariyanto mengakui masih ada sebagian pihak yang menilai proses berjalan lambat.

“Kami sudah jelaskan kepada keluarga tentang prosedur evakuasi dan identifikasi yang memang memerlukan waktu. Alat berat pun sudah diturunkan secara masif untuk mempercepat proses tanpa mengabaikan keselamatan tim,” ujarnya.

Dalam rapat koordinasi tersebut, diputuskan pula bahwa seluruh jenazah yang ditemukan akan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Sidoarjo untuk proses identifikasi. Keluarga korban diminta menunggu di lokasi rumah sakit yang telah disiapkan dengan fasilitas dan logistik memadai.

“Kami ingin keluarga bisa menunggu dengan lebih tenang di tempat yang representatif, bukan di area pencarian. Hal ini untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan semua pihak,” kata Suhariyanto.

Ia menegaskan bahwa proses pencarian dan evakuasi akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan.

“Kami mohon dukungan masyarakat agar tidak melakukan tindakan di luar koordinasi yang dapat mengganggu proses penyelamatan. Prioritas kami adalah pencarian dan pertolongan dengan sebaik mungkin,” tegasnya.

Berdasarkan data terkini, total korban mencapai 167 orang, dengan rincian 103 orang selamat, 2 korban selamat namun belum teridentifikasi, 67 korban meninggal dunia, di mana 14 jenazah telah ditemukan dan 9 di antaranya masih dalam proses identifikasi oleh tim DVI.

“Progres pengangkutan material reruntuhan sudah mencapai 40 persen. Pekerjaan ini tetap dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena kemungkinan masih ada jasad yang tertimbun,” pungkas Suhariyanto.(mt)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/