20 September 2025, 9:22 AM WIB

Sibuk Main Gadget, Gen Z Rentan Telat Makan dan Dampaknya

METROTODAY, SIDOARJO – Generasi Z (Gen Z) kini menghadapi kebiasaan baru yang mengkhawatirkan dengan menunda atau bahkan melewatkan waktu makan.

Fenomena ini terjadi karena aktivitas padat, mulai dari sibuk bekerja, kuliah, hingga terlalu lama menatap layar gadget. Padahal, menurut pakar kesehatan, pola makan tidak teratur dapat memicu berbagai gangguan kesehatan serius.

Kebiasaan telat makan pada Gen Z banyak dipicu oleh gaya hidup modern yang serba cepat. Laporan Business Insider (2023) menyebut sebagian besar Gen Z di dunia kerja kerap melewatkan jam makan siang karena takut dianggap tidak produktif atau terlalu sibuk dengan rapat.

Di Indonesia, tren serupa juga terjadi, di mana anak muda lebih memilih menunda makan demi pekerjaan, aktivitas digital, atau sekadar larut bermain media sosial.

Riset medis memperkuat temuan tersebut. Studi yang dipublikasikan di Nutrients Journal (2023) mengungkap bahwa jam makan yang tidak teratur berhubungan dengan gangguan ritme sirkadian, meningkatnya stres metabolik, dan risiko obesitas.

Sementara penelitian lain di PubMed menunjukkan bahwa orang yang sering menunda makan lebih dari dua jam berpotensi lebih tinggi mengalami gastritis dan infeksi Helicobacter pylori, penyebab utama sakit maag.

Dampak Telat Makan bagi Kesehatan

Menurut para pakar, dampak kebiasaan telat makan tidak bisa disepelekan. Beberapa risiko yang mengintai antara lain:

• Gangguan pencernaan – meningkatnya risiko maag, gastritis, dan refluks asam.

• Fluktuasi gula darah – berisiko memicu prediabetes hingga diabetes tipe 2.

• Penurunan konsentrasi – otak kekurangan energi, menyebabkan mudah lelah dan sulit fokus.

• Mood swing – mudah marah, gelisah, hingga stres akibat hormon tidak seimbang.

• Asupan gizi terganggu – tubuh kehilangan nutrisi penting jika pola makan terus berantakan.

Solusi Gen Z Tidak Terjebak Kebiasaan Telat Makan

Pakar gizi menyarankan anak muda untuk menjaga konsistensi jam makan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

• Menetapkan jadwal makan tetap setiap hari.

• Mengatur alarm pengingat makan di tengah kesibukan.

• Membawa bekal sehat untuk menghindari skip meal.

• Mengurangi screen time berlebih, terutama menjelang waktu makan.

• Memahami bahwa menjaga pola makan adalah bagian penting dari produktivitas jangka panjang.

Menunda makan mungkin dianggap sepele bagi sebagian orang. Namun, kebiasaan ini justru berpotensi menurunkan kualitas hidup jika terus berlangsung.

Gen Z perlu lebih sadar bahwa menjaga kesehatan bukan hanya soal olahraga dan diet tren, tetapi juga disiplin terhadap jam makan yang tepat. (amelia/red)

METROTODAY, SIDOARJO – Generasi Z (Gen Z) kini menghadapi kebiasaan baru yang mengkhawatirkan dengan menunda atau bahkan melewatkan waktu makan.

Fenomena ini terjadi karena aktivitas padat, mulai dari sibuk bekerja, kuliah, hingga terlalu lama menatap layar gadget. Padahal, menurut pakar kesehatan, pola makan tidak teratur dapat memicu berbagai gangguan kesehatan serius.

Kebiasaan telat makan pada Gen Z banyak dipicu oleh gaya hidup modern yang serba cepat. Laporan Business Insider (2023) menyebut sebagian besar Gen Z di dunia kerja kerap melewatkan jam makan siang karena takut dianggap tidak produktif atau terlalu sibuk dengan rapat.

Di Indonesia, tren serupa juga terjadi, di mana anak muda lebih memilih menunda makan demi pekerjaan, aktivitas digital, atau sekadar larut bermain media sosial.

Riset medis memperkuat temuan tersebut. Studi yang dipublikasikan di Nutrients Journal (2023) mengungkap bahwa jam makan yang tidak teratur berhubungan dengan gangguan ritme sirkadian, meningkatnya stres metabolik, dan risiko obesitas.

Sementara penelitian lain di PubMed menunjukkan bahwa orang yang sering menunda makan lebih dari dua jam berpotensi lebih tinggi mengalami gastritis dan infeksi Helicobacter pylori, penyebab utama sakit maag.

Dampak Telat Makan bagi Kesehatan

Menurut para pakar, dampak kebiasaan telat makan tidak bisa disepelekan. Beberapa risiko yang mengintai antara lain:

• Gangguan pencernaan – meningkatnya risiko maag, gastritis, dan refluks asam.

• Fluktuasi gula darah – berisiko memicu prediabetes hingga diabetes tipe 2.

• Penurunan konsentrasi – otak kekurangan energi, menyebabkan mudah lelah dan sulit fokus.

• Mood swing – mudah marah, gelisah, hingga stres akibat hormon tidak seimbang.

• Asupan gizi terganggu – tubuh kehilangan nutrisi penting jika pola makan terus berantakan.

Solusi Gen Z Tidak Terjebak Kebiasaan Telat Makan

Pakar gizi menyarankan anak muda untuk menjaga konsistensi jam makan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

• Menetapkan jadwal makan tetap setiap hari.

• Mengatur alarm pengingat makan di tengah kesibukan.

• Membawa bekal sehat untuk menghindari skip meal.

• Mengurangi screen time berlebih, terutama menjelang waktu makan.

• Memahami bahwa menjaga pola makan adalah bagian penting dari produktivitas jangka panjang.

Menunda makan mungkin dianggap sepele bagi sebagian orang. Namun, kebiasaan ini justru berpotensi menurunkan kualitas hidup jika terus berlangsung.

Gen Z perlu lebih sadar bahwa menjaga kesehatan bukan hanya soal olahraga dan diet tren, tetapi juga disiplin terhadap jam makan yang tepat. (amelia/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/