15 September 2025, 21:23 PM WIB

Apakah Vape Benar-Benar Lebih Aman dari Rokok? Ini Faktanya! 

METROTODAY, SIDOARJO – Tren penggunaan rokok elektrik atau vape semakin marak di kalangan anak muda. Banyak yang menganggap vape sebagai alternatif yang lebih aman dibanding rokok tembakau konvensional.

Namun, benarkah vape benar-benar lebih sehat, atau hanya sekadar tren yang menyesatkan?

Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan yang mengandung nikotin, dengan Desain perangkat yang futuristik hingga beragam pilihan rasa buah dan mint membuat banyak orang merasa vape lebih menyenangkan dibanding rokok tradisional.

Bahkan, sebagian besar pengguna percaya bahwa vape lebih “ramah kesehatan” karena tidak menghasilkan asap tar.
Namun, fakta di balik uap manis vape ternyata tidak sesederhana itu.

Menurut laman HelloSehat, meskipun tidak melalui proses pembakaran, cairan vape tetap mengandung nikotin, zat adiktif yang bisa menyebabkan kecanduan.

Selain itu, dalam uap vape terkandung formaldehida, asetaldehida, dan senyawa organik volatil (VOC) yang berpotensi merusak saluran pernapasan.

Pakar kesehatan dari laman EMC Indonesia juga mengingatkan, cairan vape yang diberi varian rasa memang menggunakan bahan kimia yang aman jika dikonsumsi, tetapi belum tentu aman jika dihirup.

Dampak jangka panjang penggunaan vape pun belum sepenuhnya diketahui, artinya pengguna tetap berisiko mengalami masalah pernapasan atau inflamasi paru.

Fenomena vape yang dianggap lebih modern dan stylish juga mendorong banyak remaja untuk mencobanya.

Di Sidoarjo, tren penggunaan vape terlihat jelas di area sekolah dan kampus. Banyak mahasiswa dan pelajar memilih vape karena dianggap praktis dan tidak berbau menyengat seperti rokok biasa.

Namun, kebiasaan ini justru dikhawatirkan menjadi pintu masuk bagi generasi muda untuk terjerumus dalam kecanduan nikotin sejak dini.

Kesimpulannya, baik rokok maupun vape sama-sama tidak bisa disebut aman. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk dan cara penggunaannya.

Para ahli kesehatan merekomendasikan agar masyarakat, khususnya generasi muda, tidak terjebak pada tren semu. Pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan tetaplah dengan berhenti merokok, dalam bentuk apa pun. (amel/red)

METROTODAY, SIDOARJO – Tren penggunaan rokok elektrik atau vape semakin marak di kalangan anak muda. Banyak yang menganggap vape sebagai alternatif yang lebih aman dibanding rokok tembakau konvensional.

Namun, benarkah vape benar-benar lebih sehat, atau hanya sekadar tren yang menyesatkan?

Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan yang mengandung nikotin, dengan Desain perangkat yang futuristik hingga beragam pilihan rasa buah dan mint membuat banyak orang merasa vape lebih menyenangkan dibanding rokok tradisional.

Bahkan, sebagian besar pengguna percaya bahwa vape lebih “ramah kesehatan” karena tidak menghasilkan asap tar.
Namun, fakta di balik uap manis vape ternyata tidak sesederhana itu.

Menurut laman HelloSehat, meskipun tidak melalui proses pembakaran, cairan vape tetap mengandung nikotin, zat adiktif yang bisa menyebabkan kecanduan.

Selain itu, dalam uap vape terkandung formaldehida, asetaldehida, dan senyawa organik volatil (VOC) yang berpotensi merusak saluran pernapasan.

Pakar kesehatan dari laman EMC Indonesia juga mengingatkan, cairan vape yang diberi varian rasa memang menggunakan bahan kimia yang aman jika dikonsumsi, tetapi belum tentu aman jika dihirup.

Dampak jangka panjang penggunaan vape pun belum sepenuhnya diketahui, artinya pengguna tetap berisiko mengalami masalah pernapasan atau inflamasi paru.

Fenomena vape yang dianggap lebih modern dan stylish juga mendorong banyak remaja untuk mencobanya.

Di Sidoarjo, tren penggunaan vape terlihat jelas di area sekolah dan kampus. Banyak mahasiswa dan pelajar memilih vape karena dianggap praktis dan tidak berbau menyengat seperti rokok biasa.

Namun, kebiasaan ini justru dikhawatirkan menjadi pintu masuk bagi generasi muda untuk terjerumus dalam kecanduan nikotin sejak dini.

Kesimpulannya, baik rokok maupun vape sama-sama tidak bisa disebut aman. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk dan cara penggunaannya.

Para ahli kesehatan merekomendasikan agar masyarakat, khususnya generasi muda, tidak terjebak pada tren semu. Pilihan terbaik untuk menjaga kesehatan tetaplah dengan berhenti merokok, dalam bentuk apa pun. (amel/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/