12 September 2025, 5:28 AM WIB

Bupati Sidoarjo Subandi Gandeng Fatayat NU Cegah Stunting

METRO TODAY, SIDOARJO – Bupati Sidoarjo Subandi mengajak Fatayat NU untuk bersinergi dalam mencegah stunting. Dari kader tingkat ranting hingga cabang se-Kabupaten Sidoarjo. Berbagai kalangan dirangkul untuk ikut menjaga masa depan generasi bangsa sejak balita.

Ajakan tersebut disampaikan Bupati Subandi saat menghadiri kegiatan Gerakan Cegah Stunting bagi Fatayat di Gedung Delta Graha, Sekretariat Daerah, Kabupaten Sidoarjo pada Kamis (11/9/2025).

Bupati Subandi mengatakan, keberadaan Fatayat NU sangat strategis karena menjadi bagian penting dalam membina keluarga. Fatayat adalah fondasi keluarga yang mampu berperan langsung dalam menjaga ketahanan rumah tangga. Khususnya dalam hal pola asuh, kesehatan ibu dan anak, serta pemenuhan gizi keluarga.

”Fatayat NU adalah fondasi keluarga. Dari rahim keluarga yang sehat, akan lahir generasi yang sehat pula,” ungkapnya.

Karena itu, Bupati Subandi mengajak seluruh kader Fatayat NU di Sidoarjo untuk ikut serta memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat. Khususnya ibu-ibu. Mereka diharapkan sadar akan pentingnya gizi, pola asuh, dan kesehatan anak.

”Dengan kebersamaan ini, angka stunting di Sidoarjo bisa terus ditekan,” tegasnya.

Bupati Subandi menambahkan, penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi harus melibatkan semua pihak.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo menunjukkan, prevalensi stunting dapat diturunkan. Berdasar hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, angka stunting di Sidoarjo mencapai 16,1 persen. Pada 2023, angkanya turun menjadi 8,4 persen pada 2023. Pemkab Sidoarjo menarget pada 2025, prevalensi stunting bisa ditekan hingga di bawah 10 persen, sesuai target nasional.

”Target ini tidak akan tercapai tanpa gotong royong. Peran Fatayat NU yang dekat dengan keluarga dan masyarakat adalah kunci. Bersama PKK, kader posyandu, dan tenaga kesehatan, Fatayat NU bisa menjadi motor penggerak pencegahan stunting di setiap desa,” tambahnya.

Dengan sinergi antara Pemkab Sidoarjo dan Fatayat NU, Bupati Subandi optimistis angka stunting dapat terus ditekan. Kekuatan utama pencegahan stunting ada pada keluarga yang sehat dan kuat.

“Jika Fatayat NU menjadi fondasi keluarga yang kokoh, Insya Allah Sidoarjo akan lahir generasi emas yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” katanya.

Pada kesempatan itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo Sriatun Subandi juga hadir dan memberikan paparan mengenai pentingnya menjaga nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Masa ini merupakan periode emas yang menentukan kualitas tumbuh kembang anak.

eribu hari pertama kehidupan, terang dia, tidak boleh terlewatkan. Ibu hamil, bayi, dan balita harus mendapatkan asupan gizi seimbang, perhatian, dan pola asuh yang tepat.

”Jika fondasi keluarga kuat, generasi yang lahir akan menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing,” ujarnya.

Sriatun juga menambahkan, Fatayat NU juga harus bersama melaksanakan sosialisasi terhadap program edukasi gizi seimbang hingga pemanfaatan pada lahan rumah untuk sumber pangan bergizi di wilayahnya.

“Langkah ini akan sejalan dengan peran Fatayat NU sebagai penguat keluarga dan penggerak masyarakat,” ungkapnya. (MT)

METRO TODAY, SIDOARJO – Bupati Sidoarjo Subandi mengajak Fatayat NU untuk bersinergi dalam mencegah stunting. Dari kader tingkat ranting hingga cabang se-Kabupaten Sidoarjo. Berbagai kalangan dirangkul untuk ikut menjaga masa depan generasi bangsa sejak balita.

Ajakan tersebut disampaikan Bupati Subandi saat menghadiri kegiatan Gerakan Cegah Stunting bagi Fatayat di Gedung Delta Graha, Sekretariat Daerah, Kabupaten Sidoarjo pada Kamis (11/9/2025).

Bupati Subandi mengatakan, keberadaan Fatayat NU sangat strategis karena menjadi bagian penting dalam membina keluarga. Fatayat adalah fondasi keluarga yang mampu berperan langsung dalam menjaga ketahanan rumah tangga. Khususnya dalam hal pola asuh, kesehatan ibu dan anak, serta pemenuhan gizi keluarga.

”Fatayat NU adalah fondasi keluarga. Dari rahim keluarga yang sehat, akan lahir generasi yang sehat pula,” ungkapnya.

Karena itu, Bupati Subandi mengajak seluruh kader Fatayat NU di Sidoarjo untuk ikut serta memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat. Khususnya ibu-ibu. Mereka diharapkan sadar akan pentingnya gizi, pola asuh, dan kesehatan anak.

”Dengan kebersamaan ini, angka stunting di Sidoarjo bisa terus ditekan,” tegasnya.

Bupati Subandi menambahkan, penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi harus melibatkan semua pihak.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo menunjukkan, prevalensi stunting dapat diturunkan. Berdasar hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, angka stunting di Sidoarjo mencapai 16,1 persen. Pada 2023, angkanya turun menjadi 8,4 persen pada 2023. Pemkab Sidoarjo menarget pada 2025, prevalensi stunting bisa ditekan hingga di bawah 10 persen, sesuai target nasional.

”Target ini tidak akan tercapai tanpa gotong royong. Peran Fatayat NU yang dekat dengan keluarga dan masyarakat adalah kunci. Bersama PKK, kader posyandu, dan tenaga kesehatan, Fatayat NU bisa menjadi motor penggerak pencegahan stunting di setiap desa,” tambahnya.

Dengan sinergi antara Pemkab Sidoarjo dan Fatayat NU, Bupati Subandi optimistis angka stunting dapat terus ditekan. Kekuatan utama pencegahan stunting ada pada keluarga yang sehat dan kuat.

“Jika Fatayat NU menjadi fondasi keluarga yang kokoh, Insya Allah Sidoarjo akan lahir generasi emas yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” katanya.

Pada kesempatan itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo Sriatun Subandi juga hadir dan memberikan paparan mengenai pentingnya menjaga nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Masa ini merupakan periode emas yang menentukan kualitas tumbuh kembang anak.

eribu hari pertama kehidupan, terang dia, tidak boleh terlewatkan. Ibu hamil, bayi, dan balita harus mendapatkan asupan gizi seimbang, perhatian, dan pola asuh yang tepat.

”Jika fondasi keluarga kuat, generasi yang lahir akan menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing,” ujarnya.

Sriatun juga menambahkan, Fatayat NU juga harus bersama melaksanakan sosialisasi terhadap program edukasi gizi seimbang hingga pemanfaatan pada lahan rumah untuk sumber pangan bergizi di wilayahnya.

“Langkah ini akan sejalan dengan peran Fatayat NU sebagai penguat keluarga dan penggerak masyarakat,” ungkapnya. (MT)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/