1 September 2025, 16:23 PM WIB

Doa Bersama DPC PKB Sidoarjo di Tengah Eskalasi Nasional, Serukan Budaya Tabayun

METROTODAY, SIDOARJO – Suasana khusyuk menyelimuti aula kantor DPC PKB Sidoarjo pada Sabtu (30/8) malam. Dzikir dan tahlil dilantunkan oleh sekitar 100 orang yang hadir, membawa kesejukan dan ketenangan hati. Sebelum itu, lebih dulu dilaksanakan sholat gaib.

Ketua Dewan Syuro DPC PKB Sidoarjo K.H. Athoillah memimpin doa bersama yang diikuti pengurus dan kader PKB Sidoarjo tersebut. Selain pengurus DPC hingga pengurus cabang dan ranting, sejumlah anggota Fraksi PKB DPRD Sidoarjo turut hadir. Di antaranya, Abdillah Nasih, M. Dhamroni Chudlori, dan Usman.

Kegiatan doa bersama tersebut merupakan bentuk belasungkawa atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan rantis polisi. Selain itu, bentuk keprihatinan atas situasi bangsa beberapa hari terakhir.

Sebagaimana diketahui, demonstrasi yang berujung bentrok dan ricuh meletus di sejumlah kota. Sejumlah fasilitas seperti pos polisi hingga kantor DPRD dibakar. Korban pun berjatuhan. Selain Affan, di Makassar, tiga orang dilaporkan meninggal dunia.

Ketua DPC PKB Sidoarjo Abdillah Nasih menuturkan, kegiatan doa bersama tersebut mengikuti instruksi Ketua Umum (PKB) Abdullah Muhaimin Iskandar. Seluruh pengurus diminta melaksanakan dzikir, tahlil, dan salat ghaib serentak di seluruh kantor PKB di Indonesia.

”Kami juga berbelangsungkawa atas meninggalnya pahlawan keluarga, saudara Affan Kurniawan,” ujar Nasih.

Dia berharap, kegiatan doa bersama bisa menjadi sarana muhasabah bersama. ”Seluruh komponen bangsa, baik eksekutif, legislatif, dan masyarakat seluruhnya, agar ke depan lebih mawas diri, hati-hati, dan arif,” kata Nasih yang juga Ketua DPRD Sidoarjo tersebut.

Selain itu, dengan doa bersama, diharapkan bangsa Indonesia dijauhkan dari segala gangguan yang bisa mengganggu integritas bangsa. ”Daerah-daerah tetap aman dan kondusif,” ucapnya.

Nasih mengimbau seluruh komponen bangsa untuk bisa menahan diri, saling menjaga, dan tidak mudah terprovokasi. ”Lebih utamakan budaya tabayun, klarifikasi, apabila terjadi hal-hal yang dianggap kurang berkenan atau belum pas,” tandasnya. (red)

METROTODAY, SIDOARJO – Suasana khusyuk menyelimuti aula kantor DPC PKB Sidoarjo pada Sabtu (30/8) malam. Dzikir dan tahlil dilantunkan oleh sekitar 100 orang yang hadir, membawa kesejukan dan ketenangan hati. Sebelum itu, lebih dulu dilaksanakan sholat gaib.

Ketua Dewan Syuro DPC PKB Sidoarjo K.H. Athoillah memimpin doa bersama yang diikuti pengurus dan kader PKB Sidoarjo tersebut. Selain pengurus DPC hingga pengurus cabang dan ranting, sejumlah anggota Fraksi PKB DPRD Sidoarjo turut hadir. Di antaranya, Abdillah Nasih, M. Dhamroni Chudlori, dan Usman.

Kegiatan doa bersama tersebut merupakan bentuk belasungkawa atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan rantis polisi. Selain itu, bentuk keprihatinan atas situasi bangsa beberapa hari terakhir.

Sebagaimana diketahui, demonstrasi yang berujung bentrok dan ricuh meletus di sejumlah kota. Sejumlah fasilitas seperti pos polisi hingga kantor DPRD dibakar. Korban pun berjatuhan. Selain Affan, di Makassar, tiga orang dilaporkan meninggal dunia.

Ketua DPC PKB Sidoarjo Abdillah Nasih menuturkan, kegiatan doa bersama tersebut mengikuti instruksi Ketua Umum (PKB) Abdullah Muhaimin Iskandar. Seluruh pengurus diminta melaksanakan dzikir, tahlil, dan salat ghaib serentak di seluruh kantor PKB di Indonesia.

”Kami juga berbelangsungkawa atas meninggalnya pahlawan keluarga, saudara Affan Kurniawan,” ujar Nasih.

Dia berharap, kegiatan doa bersama bisa menjadi sarana muhasabah bersama. ”Seluruh komponen bangsa, baik eksekutif, legislatif, dan masyarakat seluruhnya, agar ke depan lebih mawas diri, hati-hati, dan arif,” kata Nasih yang juga Ketua DPRD Sidoarjo tersebut.

Selain itu, dengan doa bersama, diharapkan bangsa Indonesia dijauhkan dari segala gangguan yang bisa mengganggu integritas bangsa. ”Daerah-daerah tetap aman dan kondusif,” ucapnya.

Nasih mengimbau seluruh komponen bangsa untuk bisa menahan diri, saling menjaga, dan tidak mudah terprovokasi. ”Lebih utamakan budaya tabayun, klarifikasi, apabila terjadi hal-hal yang dianggap kurang berkenan atau belum pas,” tandasnya. (red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/