28 August 2025, 15:49 PM WIB

Bandara Juanda Gelar Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat Penerbangan

METROTODAY, SIDOARJO – Bandara Internasional Juanda menggelar Airport Emergency Exercise 2025 sebagai wujud komitmen meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat, khususnya kecelakaan pesawat.

Latihan tersebut merupakan agenda wajib sesuai standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI.

Dalam skenario utama, sebuah pesawat Boeing 737-300 nomor penerbangan UDA001 rute Surabaya–Kuala Lumpur mengalami bird strike sesaat setelah lepas landas. Kemudian dalam insiden tersebut, menyebabkan mesin nomor 2 mati, memaksa pilot melakukan RTB (Return to Base).

Namun, pada jarak 6 nautical mile dari runway, pesawat mengalami kegagalan kedua mesin (dual engine failure) hingga akhirnya jatuh di sektor H6.

Sehingga kemudian, Tim Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) segera bergerak melakukan pemadaman api dan evakuasi penumpang.

Sesuai prosedur, Emergency Operation Center (EOC) langsung diaktifkan. Dari hasil simulasi, jumlah korban yang berhasil dievakuasi terdiri dari 54 orang cedera berat, 81 orang cedera sedang, 135 orang cedera ringan, dan 90 orang meninggal dunia.

General Manager Bandara Internasional Juanda, Muhammad Tohir, menegaskan latihan ini menjadi sarana untuk menguji kecepatan respons, koordinasi, serta efektivitas penanganan darurat.

“Keselamatan penerbangan adalah prioritas utama. Latihan ini dilakukan untuk memastikan bahwa jika keadaan darurat sungguhan terjadi, semua pihak sudah memiliki prosedur dan keterampilan mumpuni demi melindungi keselamatan penumpang dan awak pesawat,” ujar M Tohir.

Selain simulasi kecelakaan pesawat, kegiatan ini juga mencakup tiga rangkaian latihan skala penuh (full scale exercise), yaitu:

1. Aircraft Accident Exercise – simulasi kecelakaan pesawat udara.

2. Airport Security Exercise – penanganan ancaman terorisme dan bom, bekerja sama dengan Puspenerbal, Lanudal Juanda, dan Tim Jihandak TNI AL.

3. Fire Building Exercise – simulasi kebakaran gedung di area komersial Terminal 2.

Dalam kesempatan itu, Tohir juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang terlibat, mulai dari jajaran Puspenerbal dan Lanudal Juanda, Tim Salvage, Tim Sathanlan, Basarnas, Otban Wilayah III, Airnav Surabaya, BBKK Surabaya, Imigrasi, maskapai penerbangan, hingga rumah sakit di Sidoarjo dan Surabaya.

Sebagai salah satu bandara dengan lalu lintas terpadat di Indonesia, Juanda dituntut selalu siap dalam menghadapi berbagai potensi risiko.

Sehingga menurutnya, latihan tersebut telah dirancang agar tidak mengganggu pelayanan penerbangan, meski dilakukan penerbitan NOTAM terkait penggunaan area sisi udara untuk pemadaman mock up pesawat.

“Kami memohon maaf jika kegiatan ini sedikit mengganggu kenyamanan pengguna jasa. Namun aspek keselamatan dan keamanan penerbangan adalah prioritas yang bersifat mandatori, karena menyangkut keselamatan jiwa manusia,” pungkasnya.(MT)

METROTODAY, SIDOARJO – Bandara Internasional Juanda menggelar Airport Emergency Exercise 2025 sebagai wujud komitmen meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat, khususnya kecelakaan pesawat.

Latihan tersebut merupakan agenda wajib sesuai standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI.

Dalam skenario utama, sebuah pesawat Boeing 737-300 nomor penerbangan UDA001 rute Surabaya–Kuala Lumpur mengalami bird strike sesaat setelah lepas landas. Kemudian dalam insiden tersebut, menyebabkan mesin nomor 2 mati, memaksa pilot melakukan RTB (Return to Base).

Namun, pada jarak 6 nautical mile dari runway, pesawat mengalami kegagalan kedua mesin (dual engine failure) hingga akhirnya jatuh di sektor H6.

Sehingga kemudian, Tim Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) segera bergerak melakukan pemadaman api dan evakuasi penumpang.

Sesuai prosedur, Emergency Operation Center (EOC) langsung diaktifkan. Dari hasil simulasi, jumlah korban yang berhasil dievakuasi terdiri dari 54 orang cedera berat, 81 orang cedera sedang, 135 orang cedera ringan, dan 90 orang meninggal dunia.

General Manager Bandara Internasional Juanda, Muhammad Tohir, menegaskan latihan ini menjadi sarana untuk menguji kecepatan respons, koordinasi, serta efektivitas penanganan darurat.

“Keselamatan penerbangan adalah prioritas utama. Latihan ini dilakukan untuk memastikan bahwa jika keadaan darurat sungguhan terjadi, semua pihak sudah memiliki prosedur dan keterampilan mumpuni demi melindungi keselamatan penumpang dan awak pesawat,” ujar M Tohir.

Selain simulasi kecelakaan pesawat, kegiatan ini juga mencakup tiga rangkaian latihan skala penuh (full scale exercise), yaitu:

1. Aircraft Accident Exercise – simulasi kecelakaan pesawat udara.

2. Airport Security Exercise – penanganan ancaman terorisme dan bom, bekerja sama dengan Puspenerbal, Lanudal Juanda, dan Tim Jihandak TNI AL.

3. Fire Building Exercise – simulasi kebakaran gedung di area komersial Terminal 2.

Dalam kesempatan itu, Tohir juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang terlibat, mulai dari jajaran Puspenerbal dan Lanudal Juanda, Tim Salvage, Tim Sathanlan, Basarnas, Otban Wilayah III, Airnav Surabaya, BBKK Surabaya, Imigrasi, maskapai penerbangan, hingga rumah sakit di Sidoarjo dan Surabaya.

Sebagai salah satu bandara dengan lalu lintas terpadat di Indonesia, Juanda dituntut selalu siap dalam menghadapi berbagai potensi risiko.

Sehingga menurutnya, latihan tersebut telah dirancang agar tidak mengganggu pelayanan penerbangan, meski dilakukan penerbitan NOTAM terkait penggunaan area sisi udara untuk pemadaman mock up pesawat.

“Kami memohon maaf jika kegiatan ini sedikit mengganggu kenyamanan pengguna jasa. Namun aspek keselamatan dan keamanan penerbangan adalah prioritas yang bersifat mandatori, karena menyangkut keselamatan jiwa manusia,” pungkasnya.(MT)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/