20 August 2025, 18:07 PM WIB

Belasan Siswa SDN Candipari II Dikeluarkan, Orang Tua Kecewa, Disdikbud Sidoarjo Turun Tangan

METRO TODAY, SIDOARJO – Kontroversi mencuat di SDN Candipari II, Kecamatan Porong, Sidoarjo, setelah belasan siswa terpaksa dikeluarkan karena kelebihan kuota penerimaan. Keputusan sekolah mendistribusikan 14 siswa ke sekolah lain memicu kekecewaan orang tua murid hingga membuat Dispendikbud Sidoarjo turun tangan.

Kepala SDN Candipari II Susanto mengaku terpaksa mendistribusikan siswa karena keterbatasan daya tampung. Dari pagu resmi 28 siswa yang ditetapkan pemerintah, jumlah pendaftar mencapai 42 anak.

“Pagu yang kami dapatkan dari pemerintah hanya satu rombel dengan jumlah 28 siswa, sedangkan pendaftarnya semua warga sekitar. Kami sudah berusaha meminta tambahan kuota, tapi hingga kini tidak bisa,” jelas Susanto, Selasa (19/8/2025).

Akhirnya, sebanyak 14 siswa dialihkan ke sekolah lain dengan dasar usia paling muda. Namun, terdapat tiga anak yang tetap ingin bertahan di SDN Candipari II.

“Tiga anak ingin bertahan di sini. Nanti datanya kami titipkan ke sekolah lain agar tetap bisa masuk dapodik,” tambahnya.

Keputusan tersebut ditolak sebagian orang tua murid. Salah satunya, Dandi, yang mengaku kecewa karena anaknya sudah merasa nyaman di sekolah tersebut.

“Ya karena sudah nyaman dan kami asli warga desa sini. Awalnya anak saya nangis. Pengumuman sudah diterima di sini kok tiba-tiba disuruh pindah tanpa musyawarah,” keluhnya.

Melihat kondisi seperti ini, akhirnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo Dr Tirto Adi turun tangan.

Dia bahkan langsung melakukan sidak ke SDN Candipari II. Menurutnya, sekolah harus mematuhi pagu resmi yang telah diumumkan melalui website Disdikbud Sidoarjo.

“Kalau tetap menampung lebih dari kuota, data siswa tidak bisa masuk dapodik. Kalau ini dibiarkan sampai kelas VI, kasihan anaknya, ijazahnya nanti tidak bisa keluar,” tegas Tirto.

Sebagai solusi,  Disdikbud menggelar koordinasi dengan kepala sekolah sekitar dan perangkat desa. Hasilnya, 14 siswa tersebut akhirnya didistribusikan ke tiga sekolah terdekat.

“Sebanyak 7 siswa kami pindahkan ke SDN Candipari I, 6 ke SDN Pesawahan, dan 1 ke SDN Wunut I,” pungkasnya.(MT)

METRO TODAY, SIDOARJO – Kontroversi mencuat di SDN Candipari II, Kecamatan Porong, Sidoarjo, setelah belasan siswa terpaksa dikeluarkan karena kelebihan kuota penerimaan. Keputusan sekolah mendistribusikan 14 siswa ke sekolah lain memicu kekecewaan orang tua murid hingga membuat Dispendikbud Sidoarjo turun tangan.

Kepala SDN Candipari II Susanto mengaku terpaksa mendistribusikan siswa karena keterbatasan daya tampung. Dari pagu resmi 28 siswa yang ditetapkan pemerintah, jumlah pendaftar mencapai 42 anak.

“Pagu yang kami dapatkan dari pemerintah hanya satu rombel dengan jumlah 28 siswa, sedangkan pendaftarnya semua warga sekitar. Kami sudah berusaha meminta tambahan kuota, tapi hingga kini tidak bisa,” jelas Susanto, Selasa (19/8/2025).

Akhirnya, sebanyak 14 siswa dialihkan ke sekolah lain dengan dasar usia paling muda. Namun, terdapat tiga anak yang tetap ingin bertahan di SDN Candipari II.

“Tiga anak ingin bertahan di sini. Nanti datanya kami titipkan ke sekolah lain agar tetap bisa masuk dapodik,” tambahnya.

Keputusan tersebut ditolak sebagian orang tua murid. Salah satunya, Dandi, yang mengaku kecewa karena anaknya sudah merasa nyaman di sekolah tersebut.

“Ya karena sudah nyaman dan kami asli warga desa sini. Awalnya anak saya nangis. Pengumuman sudah diterima di sini kok tiba-tiba disuruh pindah tanpa musyawarah,” keluhnya.

Melihat kondisi seperti ini, akhirnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo Dr Tirto Adi turun tangan.

Dia bahkan langsung melakukan sidak ke SDN Candipari II. Menurutnya, sekolah harus mematuhi pagu resmi yang telah diumumkan melalui website Disdikbud Sidoarjo.

“Kalau tetap menampung lebih dari kuota, data siswa tidak bisa masuk dapodik. Kalau ini dibiarkan sampai kelas VI, kasihan anaknya, ijazahnya nanti tidak bisa keluar,” tegas Tirto.

Sebagai solusi,  Disdikbud menggelar koordinasi dengan kepala sekolah sekitar dan perangkat desa. Hasilnya, 14 siswa tersebut akhirnya didistribusikan ke tiga sekolah terdekat.

“Sebanyak 7 siswa kami pindahkan ke SDN Candipari I, 6 ke SDN Pesawahan, dan 1 ke SDN Wunut I,” pungkasnya.(MT)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/