27 December 2025, 0:13 AM WIB

ITS Siap Buka Jalur Seleksi Khusus Penyandang Disabilitas 2027, Persiapan Mulai dari Fisik hingga Psikologis

METROTODAY, SURABAYA – Aksesibilitas dan layanan bagi penyandang disabilitas kini menjadi perhatian serius di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Wakil Rektor III ITS Imam Baihaqi menekankan pentingnya inklusivitas sebagai fondasi pendidikan berkelanjutan, yang tidak hanya merangkul kelompok kurang mampu atau kawasan 3T, tetapi juga para penyandang disabilitas.

“Pendidikan adalah hak semua orang, termasuk teman-teman penyandang disabilitas, sehingga perguruan tinggi bertanggung jawab menyediakan layanan inklusif,” ujarnya, Jumat, (26/12).

Imam mengungkapkan rencana ITS untuk membuka jalur seleksi khusus bagi calon mahasiswa penyandang disabilitas pada tahun 2027 mendatang. Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan tersebut harus dibarengi dengan kesiapan institusi yang matang di berbagai sisi. “Persiapan yang dilakukan tidak boleh hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga mencakup aspek emosional dan psikologis,” jelasnya.

Kepala Biro Umum, Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan ITS Any Werdhiastutie memaparkan progres persiapan timnya selama setahun terakhir. Menurutnya, saat ini ITS masih berada pada tahap pemetaan awal dengan fokus utama pada perbaikan aspek fisik, yang akan segera diperluas ke ranah mental dan sensorik melalui Roadmap Penyiapan Layanan Disabilitas.

Roadmap tersebut merupakan panduan pengembangan kampus inklusif selama lima tahun ke depan yang terbagi dalam lima fase utama. Fase awal akan berfokus pada penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai UU No. 8 Tahun 2016, pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD), serta audit aksesibilitas menyeluruh.

Memasuki fase pengembangan, ITS akan memperkuat layanan dasar melalui digitalisasi pendaftaran, penambahan fasilitas fisik, program academic buddy dan pelatihan bahasa isyarat. Tahap selanjutnya akan menargetkan integrasi teknologi layanan, perluasan kolaborasi, serta penyempurnaan aksesibilitas.

“Tak hanya itu, kami juga menargetkan peresmian Gedung Pusat Layanan Disabilitas serta sertifikasi kampus ramah disabilitas bertaraf internasional,” tutur Any.

Untuk mendapatkan perspektif yang akurat, ITS melakukan penilaian teknis terhadap fasilitas kampus dengan menghadirkan pakar arsitektur yang memberikan evaluasi mendalam mengenai standar aksesibilitas. Ia mencatat bahwa masih terdapat kekurangan pada aspek fisik yang perlu diperbaiki, seperti keamanan ramp, aksesibilitas ruang kelas, dan toilet yang ramah disabilitas. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Aksesibilitas dan layanan bagi penyandang disabilitas kini menjadi perhatian serius di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Wakil Rektor III ITS Imam Baihaqi menekankan pentingnya inklusivitas sebagai fondasi pendidikan berkelanjutan, yang tidak hanya merangkul kelompok kurang mampu atau kawasan 3T, tetapi juga para penyandang disabilitas.

“Pendidikan adalah hak semua orang, termasuk teman-teman penyandang disabilitas, sehingga perguruan tinggi bertanggung jawab menyediakan layanan inklusif,” ujarnya, Jumat, (26/12).

Imam mengungkapkan rencana ITS untuk membuka jalur seleksi khusus bagi calon mahasiswa penyandang disabilitas pada tahun 2027 mendatang. Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan tersebut harus dibarengi dengan kesiapan institusi yang matang di berbagai sisi. “Persiapan yang dilakukan tidak boleh hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga mencakup aspek emosional dan psikologis,” jelasnya.

Kepala Biro Umum, Keamanan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan ITS Any Werdhiastutie memaparkan progres persiapan timnya selama setahun terakhir. Menurutnya, saat ini ITS masih berada pada tahap pemetaan awal dengan fokus utama pada perbaikan aspek fisik, yang akan segera diperluas ke ranah mental dan sensorik melalui Roadmap Penyiapan Layanan Disabilitas.

Roadmap tersebut merupakan panduan pengembangan kampus inklusif selama lima tahun ke depan yang terbagi dalam lima fase utama. Fase awal akan berfokus pada penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai UU No. 8 Tahun 2016, pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD), serta audit aksesibilitas menyeluruh.

Memasuki fase pengembangan, ITS akan memperkuat layanan dasar melalui digitalisasi pendaftaran, penambahan fasilitas fisik, program academic buddy dan pelatihan bahasa isyarat. Tahap selanjutnya akan menargetkan integrasi teknologi layanan, perluasan kolaborasi, serta penyempurnaan aksesibilitas.

“Tak hanya itu, kami juga menargetkan peresmian Gedung Pusat Layanan Disabilitas serta sertifikasi kampus ramah disabilitas bertaraf internasional,” tutur Any.

Untuk mendapatkan perspektif yang akurat, ITS melakukan penilaian teknis terhadap fasilitas kampus dengan menghadirkan pakar arsitektur yang memberikan evaluasi mendalam mengenai standar aksesibilitas. Ia mencatat bahwa masih terdapat kekurangan pada aspek fisik yang perlu diperbaiki, seperti keamanan ramp, aksesibilitas ruang kelas, dan toilet yang ramah disabilitas. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait