14 December 2025, 3:21 AM WIB

BMKG Tanjung Perak Ungkap Banjir Rob di Surabaya 2-9 Desember Bisa Lebih Tinggi, Penurunan Tanah dan Hujan Jadi Faktor Utama

METROTODAY, SURABAYA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak memperingatkan potensi banjir rob di Surabaya pada 2-9 Desember akibat pasang maksimum air laut.

Fenomena ini diperparah oleh penurunan daratan ditambah curah hujan yang tinggi semakin mempermudah air laut masuk ke wilayah pesisir.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa fase bulan menyebabkan air laut naik hingga 120-150 cm dari permukaan laut.

“Banjir rob ini dipengaruhi air laut maksimum akibat fenomena fase bulan. Potensi banjir rob kali ini hampir sama dengan beberapa hari lalu, ditambah musim hujan, ketinggian air bisa bertambah 30-60 cm atau setinggi setengah betis orang dewasa,” jelas Ady, Senin (1/12).

Banjir rob diperkirakan terjadi pada malam hari, antara pukul 20.00 hingga 24.00 WIB. Meskipun gelombang di Selat Madura relatif kondusif, Ady mengingatkan potensi awan Cumulonimbus (CB) memicu kenaikan gelombang signifikan.

Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Surabaya barat, utara, dan timur yang berdekatan dengan pesisir, seperti Krembangan, Gunung Anyar, Asemrowo, Romo Kalisari, dan sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.

BMKG Maritim Tanjung Perak mengimbau warga untuk mengantisipasi banjir rob dengan meninggikan wilayah. Ady juga menekankan pentingnya kerjasama antara stakeholder, terutama di pesisir pantai, untuk mengeruk sedimen.

“Antisipasi warga sekitar dengan meninggikan wilayah. Butuh kerjasama stakeholder pesisir pantai mengeruk sedimen karena pesisir semakin dangkal, air laut mudah meluap ke daratan. Tanggul juga harus ditinggikan,” tuturnya.

Ady menambahkan bahwa penurunan daratan yang disebabkan oleh beban kendaraan berat seperti di kawasan Krembangan dan Greges, turut memperparah dampak banjir rob. Selain ditambah dengan curah hujan yang tinggi di Surabaya juga menambah ketinggian air.

Fenomena pasang maksimum ini kerap terjadi dalam setahun terakhir, bahkan ada yang terjadi sebulan sekali. Pada 4 Desember mendatang, fenomena ini bertepatan dengan supermoon, di mana bulan berada dekat dengan bumi sehingga meningkatkan gaya gravitasi dan menyebabkan pasang maksimum.

“Untuk ketinggian (banjir rob) tergantung elevasi. Ketinggian otomatis tergenang 120-150 cm, jika elevasi di bawah 150 cm pasti tergenang,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak memperingatkan potensi banjir rob di Surabaya pada 2-9 Desember akibat pasang maksimum air laut.

Fenomena ini diperparah oleh penurunan daratan ditambah curah hujan yang tinggi semakin mempermudah air laut masuk ke wilayah pesisir.

Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak, Ady Hermanto, menjelaskan bahwa fase bulan menyebabkan air laut naik hingga 120-150 cm dari permukaan laut.

“Banjir rob ini dipengaruhi air laut maksimum akibat fenomena fase bulan. Potensi banjir rob kali ini hampir sama dengan beberapa hari lalu, ditambah musim hujan, ketinggian air bisa bertambah 30-60 cm atau setinggi setengah betis orang dewasa,” jelas Ady, Senin (1/12).

Banjir rob diperkirakan terjadi pada malam hari, antara pukul 20.00 hingga 24.00 WIB. Meskipun gelombang di Selat Madura relatif kondusif, Ady mengingatkan potensi awan Cumulonimbus (CB) memicu kenaikan gelombang signifikan.

Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi Surabaya barat, utara, dan timur yang berdekatan dengan pesisir, seperti Krembangan, Gunung Anyar, Asemrowo, Romo Kalisari, dan sekitar Pelabuhan Tanjung Perak.

BMKG Maritim Tanjung Perak mengimbau warga untuk mengantisipasi banjir rob dengan meninggikan wilayah. Ady juga menekankan pentingnya kerjasama antara stakeholder, terutama di pesisir pantai, untuk mengeruk sedimen.

“Antisipasi warga sekitar dengan meninggikan wilayah. Butuh kerjasama stakeholder pesisir pantai mengeruk sedimen karena pesisir semakin dangkal, air laut mudah meluap ke daratan. Tanggul juga harus ditinggikan,” tuturnya.

Ady menambahkan bahwa penurunan daratan yang disebabkan oleh beban kendaraan berat seperti di kawasan Krembangan dan Greges, turut memperparah dampak banjir rob. Selain ditambah dengan curah hujan yang tinggi di Surabaya juga menambah ketinggian air.

Fenomena pasang maksimum ini kerap terjadi dalam setahun terakhir, bahkan ada yang terjadi sebulan sekali. Pada 4 Desember mendatang, fenomena ini bertepatan dengan supermoon, di mana bulan berada dekat dengan bumi sehingga meningkatkan gaya gravitasi dan menyebabkan pasang maksimum.

“Untuk ketinggian (banjir rob) tergantung elevasi. Ketinggian otomatis tergenang 120-150 cm, jika elevasi di bawah 150 cm pasti tergenang,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait