METRO TODAY, SIDOARJO – Bupati Sidoarjo Subandi mengambil langkah strategis demi menyejahterakan kader-kader kesehatan. Dengan misi menurunkan stunting, angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Sidoarjo, Bupati Subandi menaikkan honor kader-kader kesehatan hingga 100 persen. Mereka menyambut gembira.
Keputusan Bupati Subandi itu merupakan bentuk apresiasi Pemkab Sidoarjo atas dedikasi para kader yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan di tingkat desa. Kader kesehatan hadir langsung di tengah masyarakat. Memberi edukasi, pendampingan, hingga melakukan tindakan awal.
”Untuk meningkatkan semangat dan kesejahteraan mereka, honor kader kami naikkan dari Rp 50.000 menjadi Rp100.000 per bulan,” kata Subandi saat membuka kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Pendopo Delta Wibawa pada Kamis (7/8/2025).
Bupati Subandi menekankan pentingnya peran kader dalam menyukseskan program Germas di Sidoarjo. Mulai dari edukasi pola hidup bersih dan sehat, ajakan konsumsi buah dan sayur, cek kesehatan rutin, hingga kampanye anti rokok dan alkohol.
Selain peningkatan honor, Pemkab Sidoarjo memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan melalui BPJS Ketenagakerjaan untuk seluruh kader posyandu. Pemkab Sidoarjo juga melibatkan semua pihak dan lintas sektor agar Germas ini berjalan maksimal.
”Tidak hanya edukasi hidup sehat, tapi juga pelayanan kesehatan kita tingkatkan. Termasuk, mengejar cakupan Universal Health Coverage (UHC) dari 78 persen menjadi 98 persen. Warga cukup menunjukkan KTP saja saat berobat,” tegas Bupati Subandi.
Kegiatan Germas kali ini diikuti oleh 150 kader kesehatan dan petugas puskesmas dari berbagai desa dan kelurahan. Mengusung tema Kader Tangguh untuk Ibu dan Balita Sehat, para peserta mendapatkan pelatihan serta pembekalan teknis untuk menangani berbagai masalah kesehatan di masyarakat. Dari pemantauan ibu hamil, balita, penanganan gizi buruk, hingga penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr Lakhsmi Herawati Yuwantina menyampaikan, peningkatan honorarium dan kapasitas kader sangat penting untuk menurunkan AKI, AKB, dan angka stunting secara berkelanjutan.
”Honor yang naik ini jadi motivasi. Tapi, lebih dari itu, keterampilan teknis yang diberikan juga sangat penting agar kader siap menghadapi tantangan kesehatan di lingkungan mereka,” ungkap dr Lakhsmi.
Dinas Kesehatan Sidoarjo mencatat, AKI di Sidoarjo meningkat dari 46,12 menjadi 82,56 per 100.000 kelahiran hidup pada 2024. AKB juga naik dari 3,15 menjadi 5,9 per 1.000 kelahiran hidup. Sementara itu, prevalensi stunting balita berdasar Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 tercatat sebesar 8,4 persen. (MT)