METROTODAY, SIDOARJO – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan Kementerian Sosial (Kemensos) tengah menyiapkan skema hilirisasi bagi lulusan Sekolah Rakyat agar mereka tidak hanya berhenti setelah lulus, tetapi dapat langsung bekerja atau melanjutkan kuliah.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia sekaligus mengentaskan kemiskinan secara berkelanjutan.
“Kita sedang memproses hilirisasi. Jadi, kita tidak boleh membiarkan mereka yang lulus dari Sekolah Rakyat nanti akhirnya jadi pengangguran,” ujar Gus Ipul dalam keterangan resmi usai menghadiri Rapat Tingkat Menteri (RTM) di kantor Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta, kemarin.
Rapat tersebut dipimpin oleh Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, dan dihadiri sejumlah menteri, termasuk Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Menteri P2MI Mukhtarudin, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, serta Kepala BP Taskin Budiman Sudjatmiko.
Berdasarkan arahan Presiden Prabowo Subianto, Kemensos menyiapkan dua jalur utama bagi lulusan Sekolah Rakyat.
Pertama, bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi, pemerintah akan bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri untuk menyediakan akses kuliah.
Kedua, bagi lulusan yang ingin langsung bekerja, Kemensos akan menggandeng Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) guna membuka peluang kerja, baik di dalam maupun luar negeri.
“Insya Allah, perguruan tinggi negeri milik pemerintah semuanya akan menampung anak-anak lulusan SMA dari Sekolah Rakyat yang memang ingin kuliah. Tapi bagi yang ingin bekerja, akan disiapkan bersama kementerian terkait,” jelas Gus Ipul.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan pelatihan vokasi dan pembekalan prakerja agar lulusan Sekolah Rakyat memiliki kompetensi kerja yang relevan. Kemensos bersama P2MI akan menambahkan modul pelatihan khusus dalam kurikulum Sekolah Rakyat, mencakup pembekalan bahasa dan keterampilan teknis bagi calon pekerja migran Indonesia.
Kolaborasi ini juga diharapkan mampu memetakan minat dan bakat siswa sejak dini, sehingga mereka dapat diarahkan pada jalur pendidikan, sertifikasi, atau karier yang sesuai dengan standar internasional.
Hingga kini, Sekolah Rakyat telah beroperasi di 166 titik di seluruh Indonesia dengan jumlah siswa hampir 16 ribu orang. Pemerintah menargetkan perluasan hingga 500 titik agar semakin banyak masyarakat miskin memperoleh akses pendidikan layak.
Tak hanya fokus pada siswa, Kemensos juga berkomitmen memberdayakan orang tua siswa melalui Koperasi Desa Merah Putih untuk meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga.
“Ini adalah bagian dari pengentasan kemiskinan. Nanti anaknya lulus, keluarganya juga lulus. Kita harapkan keluarga, orang tua dari siswa Sekolah Rakyat menjadi prioritas dari program pemberdayaan,” tutup Gus Ipul. (amelia/red)

