Kondisi perempatan Gedangan yang sering padat kendaraan dan mengakibatkan kemacetan. Flyover menjadi solusinya. (Foto: METROTODAY)
METROTODAY, SIDOARJO – Pembangunan Flyover Gedangan semakin menunjukkan titik terang. Satu per satu kendala pembangunan infrastruktur untuk mengatasi kemacetan itu diatasi. Salah satunya, pembebasan lahan. Bupati Sidoarjo Subandi menyatakan menyiapkan Rp 200 miliar untuk membebaskan lahan untuk pembangunan Flyover Gedangan pada 2026.
Alokasi anggaran Rp 200 miliar tersebut bakal dialokasikan dalam APBD Sidoarjo 2026. Pemkab Sidoarjo berharap mendapatkan dukungan anggaran dari Pemerintah Pusat untuk memuluskan rencana pembelian tanah warga demi kepentingan publik tersebut.
”Kita alokasikan Rp 200 miliar untuk tahap awal pembebasan lahan pada tahun 2026,” kata Bupati Sidoarjo Subandi kepada wartawan pada Senin (3 November 2025).
Secara keseluruhan, lanjut Bupati Subandi, pembebasan lahan untuk kepentingan pembangunan Flyover Gedangan memerlukan biaya sekitar Rp 340 miliar. Sidoarjo sendiri mengalokasikan Rp 200 miliar pada 2026. Pemkab Sidoarjo akan mengirim proposal resmi ke pemerintah pusat demi memperoleh dukungan biaya tersebut.
”Semoga kita dapat bantuan supaya tidak semua kebutuhan pembebasan lahan menggunakan uang APBD Sidoarjo,” ujar Bupati Subandi. Masih banyak program-program lain yang juga membutuhkan anggaran dari APBD.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BM SDA) Sidoarjo Dwi Eko Saptono menjelaskan, pembangunan Flyover Gedangan saat ini masih tahap pemetaan. Hingga akhir 2025, masih penentuan titik-titik lokasi yang akan dibebaskan.
Dalam prosesnya juga ada penambahan luasan lahan yang perlu dibebaskan. Flyover Gedangan bakal dibangun sepanjang sekitar 600 meter. Lebarnya 19 meteran. Perlu tambahan lahan sekitar 10 meteran di kanan kiri jalan existing sekarang.
”Ada penyesuaian desain yang menyebabkan tambahan kebutuhan lahan. Total kebutuhan lahan mencapai 13.400 meter persegi. Naik sekitar 1.000 meter persegi dari rencana awal sekitar 12.500-an meter persegi,” sebut Dwi Eko Saptono. (MT)
Tim relawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang terdiri dari dokter, perawat, psikolog, konselor, dan ahli…
Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…
DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…
Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…
PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…
Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…
This website uses cookies.