4 November 2025, 10:55 AM WIB

Lonjakan Influenza di Malaysia, Epidemiolog Imbau Masyarakat Indonesia Waspada tapi Tidak Panik

METROTODAY, SURABAYA – Peningkatan kasus influenza hingga tujuh kali lipat di Malaysia menjadi perhatian serius para ahli kesehatan.

Epidemiolog Laura Navika Yamani mengingatkan masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap potensi risiko penularan, namun juga mengimbau agar tidak panik.

“Langkah pertama adalah memastikan bahwa kenaikan ini memang mencerminkan peningkatan kasus nyata di masyarakat, bukan sekadar akibat peningkatan pelaporan atau tes laboratorium,” ujarnya Selasa (21/10).

Ia menambahkan, laporan dari Kementerian Kesehatan Malaysia menunjukkan lonjakan kasus influenza terjadi di sekolah, institusi pendidikan, dan fasilitas kesehatan.

Laura menjelaskan beberapa faktor yang mendorong lonjakan kasus di Malaysia, termasuk perubahan musim, cuaca lembab, dan penurunan kekebalan pasca pandemi Covid-19.

“Selama pandemi, interaksi sosial berkurang drastis dan sirkulasi virus flu menurun, sehingga banyak individu terutama anak-anak belum memiliki kekebalan alami terhadap virus influenza yang beredar saat ini,” terangnya.

Ia juga menyebutkan adanya indikasi variasi strain influenza A yang mungkin telah mengalami pergeseran antigenik, membuat vaksin flu musiman kurang efektif.

Mengingat kedekatan geografis dan tingginya mobilitas antara Indonesia dan Malaysia, Laura menekankan pentingnya memperkuat sistem surveilans ILI/SARI di puskesmas dan rumah sakit.

“Namun demikian, risiko ini dapat ditekan bila sistem surveilans ILI/SARI di puskesmas dan rumah sakit diperkuat, serta masyarakat didorong untuk berperilaku hidup bersih dan segera memeriksakan diri bila mengalami gejala flu berat,” tegasnya.

Universitas Airlangga (Unair) siap berperan strategis dalam merespons ancaman ini. “Kolaborasi antarlembaga di dalam Unair antara LPT, rumah sakit, dan fakultas-fakultas kesehatan mencerminkan sinergi tridharma perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat,” ungkap Ketua Research Center on Global Emerging and Re-emerging Infectious Diseases, ITD Unair ini.

Laura mengimbau masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala flu dan menerapkan etika kesehatan.

“Dengan kewaspadaan bersama dan kedisiplinan dalam pencegahan, kita dapat mencegah lonjakan serupa terjadi di Indonesia dan melindungi kesehatan publik secara berkelanjutan,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Peningkatan kasus influenza hingga tujuh kali lipat di Malaysia menjadi perhatian serius para ahli kesehatan.

Epidemiolog Laura Navika Yamani mengingatkan masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap potensi risiko penularan, namun juga mengimbau agar tidak panik.

“Langkah pertama adalah memastikan bahwa kenaikan ini memang mencerminkan peningkatan kasus nyata di masyarakat, bukan sekadar akibat peningkatan pelaporan atau tes laboratorium,” ujarnya Selasa (21/10).

Ia menambahkan, laporan dari Kementerian Kesehatan Malaysia menunjukkan lonjakan kasus influenza terjadi di sekolah, institusi pendidikan, dan fasilitas kesehatan.

Laura menjelaskan beberapa faktor yang mendorong lonjakan kasus di Malaysia, termasuk perubahan musim, cuaca lembab, dan penurunan kekebalan pasca pandemi Covid-19.

“Selama pandemi, interaksi sosial berkurang drastis dan sirkulasi virus flu menurun, sehingga banyak individu terutama anak-anak belum memiliki kekebalan alami terhadap virus influenza yang beredar saat ini,” terangnya.

Ia juga menyebutkan adanya indikasi variasi strain influenza A yang mungkin telah mengalami pergeseran antigenik, membuat vaksin flu musiman kurang efektif.

Mengingat kedekatan geografis dan tingginya mobilitas antara Indonesia dan Malaysia, Laura menekankan pentingnya memperkuat sistem surveilans ILI/SARI di puskesmas dan rumah sakit.

“Namun demikian, risiko ini dapat ditekan bila sistem surveilans ILI/SARI di puskesmas dan rumah sakit diperkuat, serta masyarakat didorong untuk berperilaku hidup bersih dan segera memeriksakan diri bila mengalami gejala flu berat,” tegasnya.

Universitas Airlangga (Unair) siap berperan strategis dalam merespons ancaman ini. “Kolaborasi antarlembaga di dalam Unair antara LPT, rumah sakit, dan fakultas-fakultas kesehatan mencerminkan sinergi tridharma perguruan tinggi dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat,” ungkap Ketua Research Center on Global Emerging and Re-emerging Infectious Diseases, ITD Unair ini.

Laura mengimbau masyarakat untuk tidak menyepelekan gejala flu dan menerapkan etika kesehatan.

“Dengan kewaspadaan bersama dan kedisiplinan dalam pencegahan, kita dapat mencegah lonjakan serupa terjadi di Indonesia dan melindungi kesehatan publik secara berkelanjutan,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/