1 October 2025, 20:21 PM WIB

Angka Penduduk Miskin Surabaya Turun Lagi, Tinggal 3,56 Persen di 2025

METROTODAY, SURABAYA – Satu lagi parameter keberhasilan pembangunan dicapai oleh Pemkot Surabaya. Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya merilis data jumlah penduduk miskin di Surabaya mengalami penurunan.

Dalam catatan BPS Surabaya, jumlah penduduk miskin di Surabaya berkurang signifikan dalam periode Maret 2024 hingga Maret 2025. BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Surabaya pada Maret 2025 mencapai 105,09 ribu jiwa.

Jumlah tersebut berkurang 11,53 ribu jiwa dibandingkan dengan Maret 2024 yang mencapai 116,62 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin di Kota Pahlawan juga mengalami penurunan sebesar 0,4 persen poin dari 3,96 persen pada bulan Maret 2024, menjadi 3,56 persen pada bulan Maret 2025.

Kepala BPS Surabaya Arrief Chandra Setiawan mengatakan, garis kemiskinan di Surabaya pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp 775.597 per kapita per bulan, naik 4,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan rata-rata 4,83 anggota dalam rumah tangga miskin, maka batas garis kemiskinan per rumah tangga mencapai sekitar Rp 3,74 juta per bulan.

BPS juga mencatat perbaikan pada Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang turun dari 0,65 menjadi 0,41, serta Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang turun dari 0,16 menjadi 0,11. “Artinya, rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan kesenjangan antar penduduk miskin semakin menyempit,” kata Arrief, Rabu (1/10).

Arrief juga menyebutkan, selama periode 2015–2025, angka kemiskinan Surabaya menunjukkan tren menurun. Pada 2015, jumlah penduduk miskin tercatat 165,72 ribu jiwa atau 5,82 persen, sementara pada 2025 turun menjadi 105,09 ribu jiwa atau 3,56 persen.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kemiskinan di Surabaya. Di antaranya, terkendalinya inflasi mencapai 0,63 persen pada Maret 2024–Maret 2025. Selain itu, berbagai program bantuan pemerintah, mulai dari BLT, BPNT, PKH, subsidi listrik, hingga bantuan pendidikan dan modal usaha juga menjadi faktor turunnya angka kemiskinan di Surabaya.

“Upaya pembangunan dan berbagai intervensi sosial ekonomi tidak hanya menekan jumlah penduduk miskin, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup mereka,” terangnya. (*)

 

 

METROTODAY, SURABAYA – Satu lagi parameter keberhasilan pembangunan dicapai oleh Pemkot Surabaya. Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya merilis data jumlah penduduk miskin di Surabaya mengalami penurunan.

Dalam catatan BPS Surabaya, jumlah penduduk miskin di Surabaya berkurang signifikan dalam periode Maret 2024 hingga Maret 2025. BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Surabaya pada Maret 2025 mencapai 105,09 ribu jiwa.

Jumlah tersebut berkurang 11,53 ribu jiwa dibandingkan dengan Maret 2024 yang mencapai 116,62 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin di Kota Pahlawan juga mengalami penurunan sebesar 0,4 persen poin dari 3,96 persen pada bulan Maret 2024, menjadi 3,56 persen pada bulan Maret 2025.

Kepala BPS Surabaya Arrief Chandra Setiawan mengatakan, garis kemiskinan di Surabaya pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp 775.597 per kapita per bulan, naik 4,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan rata-rata 4,83 anggota dalam rumah tangga miskin, maka batas garis kemiskinan per rumah tangga mencapai sekitar Rp 3,74 juta per bulan.

BPS juga mencatat perbaikan pada Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) yang turun dari 0,65 menjadi 0,41, serta Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) yang turun dari 0,16 menjadi 0,11. “Artinya, rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan dan kesenjangan antar penduduk miskin semakin menyempit,” kata Arrief, Rabu (1/10).

Arrief juga menyebutkan, selama periode 2015–2025, angka kemiskinan Surabaya menunjukkan tren menurun. Pada 2015, jumlah penduduk miskin tercatat 165,72 ribu jiwa atau 5,82 persen, sementara pada 2025 turun menjadi 105,09 ribu jiwa atau 3,56 persen.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kemiskinan di Surabaya. Di antaranya, terkendalinya inflasi mencapai 0,63 persen pada Maret 2024–Maret 2025. Selain itu, berbagai program bantuan pemerintah, mulai dari BLT, BPNT, PKH, subsidi listrik, hingga bantuan pendidikan dan modal usaha juga menjadi faktor turunnya angka kemiskinan di Surabaya.

“Upaya pembangunan dan berbagai intervensi sosial ekonomi tidak hanya menekan jumlah penduduk miskin, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup mereka,” terangnya. (*)

 

 

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/