METROTODAY, SIDOARJO – Sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang guru di Deli Serdang yang mengolok-olok muridnya, viral di media sosial.
Dalam video yang beredar luas, terlihat seorang guru yang dengan sengaja meniru tangisan siswa SD tersebut yang sedang menangis.
Aksi bully ini disertai dengan kata-kata yang merendahkan dan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang pendidik.
Siswa yang menjadi korban terlihat tidak nyaman, bahkan mencoba menjauh dari guru tersebut.
Video ini memicu kemarahan publik, mengingat guru seharusnya menjadi contoh yang baik bagi para siswa dan bertanggung jawab terhadap perkembangan emosi dan mental mereka.
Dalam video tersebut, tampak sang guru mencoba meniru tangisan siswa tersebut dengan berkata, “Sini mami sayang,” sambil merangkulnya.
Siswa yang merasa terganggu menjawab, “Kamu bukan mami, mamiku gemuk,” sambil menangis. Reaksi guru tersebut yang tertawa dan berkata, “Akhirnya, akhirnya,” jelas menunjukkan bahwa aksi ini bukanlah hal yang wajar.
Tindakan ini mendapat kecaman keras dari berbagai pihak, yang menyebutkan bahwa seorang guru harus bersikap penuh kasih sayang dan menjaga etika, bukan malah merendahkan siswa.
Setelah viralnya video tersebut, pihak sekolah yang bersangkutan, yang dipimpin oleh Kepala Sekolah Susan, segera mengambil langkah tegas.
Kepala sekolah Susan mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dengan orang tua siswa yang terlibat dalam kejadian tersebut.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan dan menciptakan solusi yang terbaik bagi semua pihak.
Susan menegaskan bahwa pihak sekolah telah mengadakan pertemuan resmi dengan orang tua siswa dan seluruh siswa yang terlibat, serta menyelesaikan permasalahan ini dalam bentuk surat pernyataan damai.
Meskipun demikian, pihak sekolah tetap memberikan sanksi tegas terhadap guru yang terbukti melakukan bullying terhadap siswa.
Guru tersebut akhirnya diberhentikan dari jabatannya untuk memastikan kenyamanan dan keamanan siswa di sekolah tersebut.
Sebagai langkah pencegahan lebih lanjut, Kepala Sekolah Susan menekankan pentingnya memberikan rasa aman kepada semua siswa.
Dengan mengeluarkan sanksi tegas kepada pelaku, pihak sekolah berharap insiden serupa tidak terulang kembali.
Keputusan untuk memberhentikan guru tersebut juga dimaksudkan untuk menjaga lingkungan sekolah tetap kondusif, serta memastikan bahwa siswa merasa dihargai dan dilindungi selama proses pembelajaran berlangsung.
Kasus ini menunjukkan pentingnya peran guru dalam menjaga keharmonisan dan rasa aman di dalam lingkungan pendidikan.
Tindakan guru yang tidak etis seperti ini, selain merugikan siswa secara emosional, juga dapat merusak citra lembaga pendidikan. (elfira/red)