METROTODAY, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan berjanji akan melakukan evaluasi internal usai kediamannya dijarah oleh sekelompok orang tak dikenal pada Minggu (31/8).
Melalui akun Instagram pribadinya, Sri Mulyani menyikapi insiden tersebut dengan ajakan untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan cara yang beradab.
Dalam unggahannya, Sri Mulyani mengakui bahwa membangun bangsa adalah perjuangan yang sulit dan kompleks.
Ia menekankan bahwa politik seharusnya menjadi perjuangan kolektif yang dilandasi etika dan moralitas. “Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus,” tulisnya.
Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi yang beradab, di mana setiap ketidakpuasan terhadap undang-undang dapat diselesaikan melalui jalur hukum, seperti pengadilan, Mahkamah Agung (MA), atau Mahkamah Konstitusi (MK).
“Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab. Pasti belum dan tidak sempurna. Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab, tidak dengan anarki, intimidasi serta represi,” ujarnya.
Sri Mulyani menegaskan bahwa tugas negara harus diemban dengan amanah, integritas, kejujuran, dan profesionalitas.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, mulai dari masyarakat umum, netizen, hingga media massa, yang telah memberikan masukan, kritik, dan dukungan moral di tengah musibah yang menimpanya.
“Ini adalah kehormatan dan sekaligus tugas luar biasa mulia. Tugas tidak mudah dan sangat kompleks, memerlukan wisdom – empati, kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat,” imbuhnya.
Menutup pesannya, Sri Mulyani mengajak seluruh elemen bangsa untuk saling menjaga, tidak merusak, dan tidak memecah belah. Ia berharap masyarakat tidak lelah terus mencintai Indonesia dan bekerja sama untuk masa depan yang lebih baik. (red)