METROTODAY, PATI – Ribuan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, memadati kawasan Alun-alun Kota Pati, Rabu (3/8), untuk menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi yang awalnya berlangsung tertib itu berubah menjadi kericuhan hebat, berujung pada perusakan fasilitas publik hingga pembakaran mobil.
Sekitar pukul 11.30 WIB, situasi mulai memanas ketika sejumlah massa melempar botol air mineral ke arah petugas, disusul lemparan benda-benda lain yang membahayakan keselamatan.
Upaya aparat untuk menenangkan massa tidak berhasil, hingga akhirnya gas air mata ditembakkan untuk membubarkan kerumunan.
Meski sebagian warga mundur, sejumlah kelompok tetap bertahan dan melakukan aksi anarkis. Kaca jendela salah satu bangunan milik Pemkab Pati di kompleks Pendopo Kabupaten pecah akibat lemparan.
Sementara di Jalan Dr. Wahidin, sebuah mobil dalam posisi terbalik dalam kondisi hangus terbakar.
Prayogo, warga setempat, menduga mobil itu milik aparat keamanan yang menjadi sasaran massa. “Tiba-tiba mobil sudah terbakar dan posisinya terbalik,” ujarnya.
Beredar pula kabar adanya korban meninggal, meski hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang.
Akar dari unjuk rasa ini adalah polemik kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Meskipun kenaikan maksimal ini tidak berlaku untuk semua objek pajak karena beberapa hanya naik 50 persen, kebijakan tersebut memicu amarah warga.
Situasi makin memanas setelah Bupati Sudewo mengeluarkan pernyataan yang dianggap arogan, mempersilakan 5.000 hingga 50.000 warga untuk berunjuk rasa sekalipun.
Sebagai bentuk protes, warga sebelumnya telah menggelar aksi donasi air mineral kemasan di trotoar depan Pendopo Kabupaten.
Namun, aksi protes itu akhirnya berubah menjadi ledakan kemarahan yang meluluhlantakkan ketertiban di jantung Kota Pati. (red)