16 August 2025, 3:40 AM WIB

Prabowo Tegaskan Polisi Harus Dekat dengan Rakyat, Bukan Jadi Alat Kekuasaan

METROTODAY, JAKARTA — Dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar di Pelataran Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (1/7), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan seruan tegas kepada seluruh jajaran kepolisian: jadilah aparat penegak hukum yang membela rakyat, bukan menakut-nakuti rakyat.

“Bangsa dan negara kita membutuhkan kepolisian yang tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat,” ujar Prabowo dalam pidatonya.

Ia menegaskan bahwa polisi harus hadir di tengah masyarakat, mendengar jeritan hati rakyat, dan berpihak pada mereka yang paling lemah.

Pesan Prabowo: Jangan Jadi Polisi Elit yang Asing dari Derita Warga

Menurut Prabowo, aparat penegak hukum di Indonesia tidak bisa disamakan dengan polisi di negara maju. Di negara yang masih berjuang memberantas kemiskinan dan ketimpangan, kehadiran polisi harus dirasakan langsung oleh masyarakat akar rumput.

“Polisi Indonesia tidak boleh bersikap seperti aparat penegak hukum di negara-negara maju yang sudah kaya. Polisi kita harus merasakan penderitaan rakyat, harus mendengar keluhan mereka, dan menjadi pelindung yang sejati,” tegasnya.

Peran Polri Diapresiasi, Tapi Tantangan Besar Menanti

Presiden juga menyampaikan apresiasi atas keterlibatan Polri dalam mendukung program-program strategis nasional seperti ketahanan pangan dan distribusi bantuan sosial.

Ia menyebut kontribusi kepolisian dalam mendukung peningkatan produksi jagung nasional sebagai bukti nyata keberpihakan Polri terhadap kebutuhan rakyat.

Namun di balik itu semua, Prabowo mengingatkan adanya ancaman serius terhadap institusi Polri dari pihak-pihak yang ingin melemahkan dan merusaknya dari dalam.

“Keteguhan kalian sedang diuji. Akan selalu ada pihak yang ingin menggoyahkan Polri. Karena itu saya minta kalian tetap tangguh, tetap berdiri kokoh membela rakyat,” tegasnya.

Kepolisian Harus Jadi Garda Terdepan Penegak Keadilan

Prabowo menutup pidatonya dengan menekankan bahwa kepercayaan rakyat adalah modal utama kepolisian. Ia menyerukan agar kepentingan rakyat selalu ditempatkan di atas segalanya.

“Jaga terus kepercayaan rakyat, dan jangan pernah mengecewakan mereka. Jadilah Bhayangkara sejati, Rastra Sewakottama, polisi yang mengabdi sepenuhnya untuk kejayaan nusa dan bangsa,” pungkasnya.

79 Tahun Bhayangkara: Momentum Kembali ke Jalan Pengabdian

Hari Bhayangkara ke-79 bukan hanya perayaan seremonial, tapi menjadi momentum bagi Polri untuk merefleksi diri: apakah sudah benar-benar menjadi penjaga keadilan bagi rakyat, atau justru terjebak dalam birokrasi kekuasaan yang menjauhkan mereka dari hati masyarakat?

Presiden Prabowo telah memberi isyarat jelas: rakyat butuh polisi yang bersih, kuat, dan penuh empati. Sekarang giliran Polri menjawab tantangan itu. (red)

METROTODAY, JAKARTA — Dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar di Pelataran Monumen Nasional, Jakarta, Selasa (1/7), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan seruan tegas kepada seluruh jajaran kepolisian: jadilah aparat penegak hukum yang membela rakyat, bukan menakut-nakuti rakyat.

“Bangsa dan negara kita membutuhkan kepolisian yang tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat,” ujar Prabowo dalam pidatonya.

Ia menegaskan bahwa polisi harus hadir di tengah masyarakat, mendengar jeritan hati rakyat, dan berpihak pada mereka yang paling lemah.

Pesan Prabowo: Jangan Jadi Polisi Elit yang Asing dari Derita Warga

Menurut Prabowo, aparat penegak hukum di Indonesia tidak bisa disamakan dengan polisi di negara maju. Di negara yang masih berjuang memberantas kemiskinan dan ketimpangan, kehadiran polisi harus dirasakan langsung oleh masyarakat akar rumput.

“Polisi Indonesia tidak boleh bersikap seperti aparat penegak hukum di negara-negara maju yang sudah kaya. Polisi kita harus merasakan penderitaan rakyat, harus mendengar keluhan mereka, dan menjadi pelindung yang sejati,” tegasnya.

Peran Polri Diapresiasi, Tapi Tantangan Besar Menanti

Presiden juga menyampaikan apresiasi atas keterlibatan Polri dalam mendukung program-program strategis nasional seperti ketahanan pangan dan distribusi bantuan sosial.

Ia menyebut kontribusi kepolisian dalam mendukung peningkatan produksi jagung nasional sebagai bukti nyata keberpihakan Polri terhadap kebutuhan rakyat.

Namun di balik itu semua, Prabowo mengingatkan adanya ancaman serius terhadap institusi Polri dari pihak-pihak yang ingin melemahkan dan merusaknya dari dalam.

“Keteguhan kalian sedang diuji. Akan selalu ada pihak yang ingin menggoyahkan Polri. Karena itu saya minta kalian tetap tangguh, tetap berdiri kokoh membela rakyat,” tegasnya.

Kepolisian Harus Jadi Garda Terdepan Penegak Keadilan

Prabowo menutup pidatonya dengan menekankan bahwa kepercayaan rakyat adalah modal utama kepolisian. Ia menyerukan agar kepentingan rakyat selalu ditempatkan di atas segalanya.

“Jaga terus kepercayaan rakyat, dan jangan pernah mengecewakan mereka. Jadilah Bhayangkara sejati, Rastra Sewakottama, polisi yang mengabdi sepenuhnya untuk kejayaan nusa dan bangsa,” pungkasnya.

79 Tahun Bhayangkara: Momentum Kembali ke Jalan Pengabdian

Hari Bhayangkara ke-79 bukan hanya perayaan seremonial, tapi menjadi momentum bagi Polri untuk merefleksi diri: apakah sudah benar-benar menjadi penjaga keadilan bagi rakyat, atau justru terjebak dalam birokrasi kekuasaan yang menjauhkan mereka dari hati masyarakat?

Presiden Prabowo telah memberi isyarat jelas: rakyat butuh polisi yang bersih, kuat, dan penuh empati. Sekarang giliran Polri menjawab tantangan itu. (red)

Artikel Terkait

Plihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/