METROTODAY, MOJOKERTO – Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan kunjungan ke Candi Jolotundo di lereng Gunung Penanggungan, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (10/6).
Kunjungan ini didampingi Wali Kota Mojokerto, Ita Purnamasari, dan jajaran Forkopimda. Kunjungan tersebut menunjukkan perhatian Menbud terhadap pelestarian Candi Jolotundo sebagai warisan peradaban nusantara yang kaya nilai historis dan budaya.
Candi Jolotundo, yang dibangun pada tahun 977 Masehi, sesuai angka terpahat di dinding candi, merupakan salah satu petirtaan tertua dan terpenting di Indonesia. Keberadaannya menjadi bukti kejayaan masa lalu Jawa Timur.
Nilai sejarah, budaya, dan spiritualnya, ditambah air yang dikenal bersih dan kaya mineral, menjadikan situs ini sangat istimewa.
Saat ini, Candi Jolotundo telah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat provinsi, dan pemerintah tengah memproses pengakuannya sebagai cagar budaya tingkat nasional untuk perlindungan lebih besar.
Dalam kunjungannya, Fadli Zon menekankan pentingnya perlindungan dan pemanfaatan situs tersebut sesuai Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.
“Perlindungan dan pemanfaatan situs semacam ini harus sesuai amanat Undang-Undang,” tegas Fadli Zon.
Gunung Penanggungan sendiri diyakini menyimpan banyak situs purbakala yang belum terungkap. “Potensi ratusan situs tersembunyi di area ini,” ungkapnya.
Ia mendorong sinergi lintas pihak untuk mengungkap potensi tersebut dengan pendekatan lintas disiplin agar kawasan ini dapat dipahami secara utuh sebagai kawasan cagar budaya yang luas dan bernilai.
“Pandangan masyarakat, akademisi, dan media terhadap benda, struktur, bangunan, situs, dan kawasan cagar budaya hendaknya menjadi kekayaan dalam menyikapi nilai cagar budaya,” harapnya.
Salah satu keunikan Candi Jolotundo adalah penulisan angka tahun menggunakan aksara Kwadrat, aksara Jawa Kuno dengan ciri khas berbentuk persegi. Aksara ini menonjol dan timbul di permukaan candi.
Kunjungan Fadli Zon ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian dan upaya pelestarian Candi Jolotundo dan situs-situs purbakala lainnya di Gunung Penanggungan. (ahm)