14 December 2025, 3:02 AM WIB

Celine Evangelista Jadi Tumbal Ritual Keabadian dalam Danyang Wingit Jumat Kliwon

METROTODAY, SURABAYA – Danyang Wingit Jumat Kliwon, film horor yang berlatar di dunia pedalangan Jawa, kini hadir untuk memanjakan para penggemar genre ini. Film ini mengupas ambisi seorang dalang dalam memburu kehidupan abadi melalui ritual terlarang.

Telah diputar perdana pada 20 November lalu di Indonesia, film ini disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto, dengan naskah yang ditulis oleh Dirmawan Hatta.

Danyang Wingit Jumat Kliwon mengedepankan horor okultisme yang berakar pada tradisi lokal, bukan sekadar menyajikan jump scare semata.

Kisah berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), seorang maestro dalang karismatik yang menempuh ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan meraih keabadian.

Pada tahun 2021, Citra yang diperankan oleh aktris Celine Evangelista merupakan keponakan Mbok Ning yang diperankan Djenar Maesa Ayu yang merupakan asisten setia Ki Mangun, direkrut sebagai sinden baru di padepokan. Namun, di balik panggilan seni itu, Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk ritual keabadian.

Celine Evangelista yang memerankan Citra dalam film Danyang Wingit Jumat Kliwon. (Foto: Ahmad/METROTODAY)

Demi upah yang sangat ia harapkan untuk membantu pengobatan adiknya, Dewi diperankan oleh Aisyah Kanza, Citra bertahan meskipun teror gaib semakin menyesakkan. Kecurigaan Bara yang diperankan oleh Fajar Nugra, salah satu penjaga padepokan, semakin menguat.

Alih-alih menyerah, ia memilih untuk menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra. Sebuah keputusan berisiko yang memacu mereka untuk berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon.

Danyang Wingit Jumat Kliwon berhasil menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi. Antagonis yang kompleks, heroine yang dipaksa bertahan, serta momentum budaya yang lekat di ingatan publik menjadi pendorong ketegangan dari awal hingga klimaks.

Deretan pemain yang turut memperkuat film ini antara lain Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Danyang Wingit Jumat Kliwon, film horor yang berlatar di dunia pedalangan Jawa, kini hadir untuk memanjakan para penggemar genre ini. Film ini mengupas ambisi seorang dalang dalam memburu kehidupan abadi melalui ritual terlarang.

Telah diputar perdana pada 20 November lalu di Indonesia, film ini disutradarai sekaligus diproduseri oleh Agus Riyanto, dengan naskah yang ditulis oleh Dirmawan Hatta.

Danyang Wingit Jumat Kliwon mengedepankan horor okultisme yang berakar pada tradisi lokal, bukan sekadar menyajikan jump scare semata.

Kisah berpusat pada Ki Mangun Suroto (Whani Darmawan), seorang maestro dalang karismatik yang menempuh ilmu-ilmu kuno demi memperkaya diri dan meraih keabadian.

Pada tahun 2021, Citra yang diperankan oleh aktris Celine Evangelista merupakan keponakan Mbok Ning yang diperankan Djenar Maesa Ayu yang merupakan asisten setia Ki Mangun, direkrut sebagai sinden baru di padepokan. Namun, di balik panggilan seni itu, Citra diam-diam ditetapkan sebagai tumbal terakhir untuk ritual keabadian.

Celine Evangelista yang memerankan Citra dalam film Danyang Wingit Jumat Kliwon. (Foto: Ahmad/METROTODAY)

Demi upah yang sangat ia harapkan untuk membantu pengobatan adiknya, Dewi diperankan oleh Aisyah Kanza, Citra bertahan meskipun teror gaib semakin menyesakkan. Kecurigaan Bara yang diperankan oleh Fajar Nugra, salah satu penjaga padepokan, semakin menguat.

Alih-alih menyerah, ia memilih untuk menentang majikannya dan berupaya menyelamatkan Citra. Sebuah keputusan berisiko yang memacu mereka untuk berpacu melawan waktu menuju puncak ritual Gerhana Bulan Merah yang bertepatan dengan malam keramat Jumat Kliwon.

Danyang Wingit Jumat Kliwon berhasil menautkan atmosfer ritual, pusaka, dan mitos danyang dengan drama psikologis tentang harga sebuah ambisi. Antagonis yang kompleks, heroine yang dipaksa bertahan, serta momentum budaya yang lekat di ingatan publik menjadi pendorong ketegangan dari awal hingga klimaks.

Deretan pemain yang turut memperkuat film ini antara lain Nathalie Holscher sebagai Putri Kusuma Ratih, serta Norma Cinta, Dimas Tedjo, Putri Maya Rumanti, Angga Wijaya, Keona Cinta, dan Bilqis Hafsa. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait