17 September 2025, 2:19 AM WIB

Fenomena Pelari Kalcer, Gaya Hidup Gen Z yang Tak Pernah Mau Ketinggalan Tren

METROTODAY, SIDOARJO – Fenomena pelari kalcer atau running culture belakangan menjadi sorotan publik. Apa yang dulu sekadar olahraga sederhana, kini berubah menjadi gaya hidup Gen Z yang identik dengan outfit stylish, unggahan media sosial, hingga komunitas lari yang berkembang di berbagai kota besar.

Dulu orang cukup berlari dengan kaus dan sepatu seadanya, kini pemandangan berbeda terlihat di jalanan. Para pelari kalcer hadir dengan sepatu karbon berteknologi terbaru, kaus dry-fit, celana ringan, headset nirkabel, hingga kacamata hitam yang estetik.

Fenomena ini semakin ramai karena dampak media sosial. Aplikasi seperti Strava, Instagram, hingga TikTok, dipenuhi unggahan pelari yang memamerkan jarak tempuh, pace, hingga rute unik berbentuk pola hati atau peta artistik.

Outfit pun tak kalah menonjol yang menjadikan olahraga ini sekaligus ajang fashion show digital. Namun di balik tren visual itu, berlari tetap menyimpan manfaat besar bagi tubuh dan pikiran.

Perlengkapan Dasar untuk Pelari

Bagi pemula yang ingin bergabung dalam tren ini, ada beberapa perlengkapan dasar yang bisa dipersiapkan:

1. Sepatu lari dengan bantalan nyaman untuk mencegah cedera.

2. Celana running dan kaus dry-fit agar ringan dan menyerap keringat.

3. Headset nirkabel untuk menemani lari dengan musik atau podcast.

4. Jam tangan pintar atau aplikasi kebugaran guna memantau jarak dan pace.

Tak harus mahal, perlengkapan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing.

Menurut laporan tahunan Year in Sport: Trend Report 2024 dari Strava, tren lari di kalangan Gen Z menunjukkan pergeseran signifikan.

Tercatat ada peningkatan partisipasi hingga 59 persen di klub lari yang menandakan semakin banyak anak muda memilih berlari bersama komunitas.

Selain itu, sebanyak 66 persen Gen Z mengaku berhasil menemukan teman baru lewat aktivitas olahraga kelompok, angka yang lebih tinggi dibanding total pengguna lainnya.

Data ini menegaskan bahwa generasi muda cenderung melihat olahraga bukan lagi semata untuk memecahkan rekor pribadi, melainkan sebagai ajang sosial dan wadah membangun koneksi.

Temuan ini menunjukkan bahwa lari telah menjadi sarana untuk healing guna membangun jaringan dan menjaga kesehatan mental.

Manfaat Berlari untuk Kesehatan

Selain mengikuti tren, berlari memberikan banyak manfaat nyata, antara lain:

  • Menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko penyakit kronis.
  • Membakar kalori dan membantu menjaga berat badan ideal.
  • Menguatkan otot dan tulang, sekaligus mencegah osteoporosis.
  • Mengurangi stres serta memperbaiki suasana hati melalui pelepasan endorfin.
  • Membantu tidur lebih nyenyak dan meningkatkan konsentrasi.

Lari Bukan Sekadar FOMO

Meski fenomena pelari kalcer sering dipandang sekadar gaya hidup pamer, esensinya tetap sama, yakni olahraga ini murah, mudah, dan menyehatkan.

Bagi Gen Z, lari bisa menjadi cara menyeimbangkan hidup di tengah kesibukan, membangun koneksi sosial, sekaligus menjaga kesehatan tubuh dan mental.

Tren boleh silih berganti, tapi makna berlari jauh lebih dari sekadar konten media sosial. Ia adalah gaya hidup sehat yang patut dijalani dan bukan hanya demi likes atau followers. (amel/red)

METROTODAY, SIDOARJO – Fenomena pelari kalcer atau running culture belakangan menjadi sorotan publik. Apa yang dulu sekadar olahraga sederhana, kini berubah menjadi gaya hidup Gen Z yang identik dengan outfit stylish, unggahan media sosial, hingga komunitas lari yang berkembang di berbagai kota besar.

Dulu orang cukup berlari dengan kaus dan sepatu seadanya, kini pemandangan berbeda terlihat di jalanan. Para pelari kalcer hadir dengan sepatu karbon berteknologi terbaru, kaus dry-fit, celana ringan, headset nirkabel, hingga kacamata hitam yang estetik.

Fenomena ini semakin ramai karena dampak media sosial. Aplikasi seperti Strava, Instagram, hingga TikTok, dipenuhi unggahan pelari yang memamerkan jarak tempuh, pace, hingga rute unik berbentuk pola hati atau peta artistik.

Outfit pun tak kalah menonjol yang menjadikan olahraga ini sekaligus ajang fashion show digital. Namun di balik tren visual itu, berlari tetap menyimpan manfaat besar bagi tubuh dan pikiran.

Perlengkapan Dasar untuk Pelari

Bagi pemula yang ingin bergabung dalam tren ini, ada beberapa perlengkapan dasar yang bisa dipersiapkan:

1. Sepatu lari dengan bantalan nyaman untuk mencegah cedera.

2. Celana running dan kaus dry-fit agar ringan dan menyerap keringat.

3. Headset nirkabel untuk menemani lari dengan musik atau podcast.

4. Jam tangan pintar atau aplikasi kebugaran guna memantau jarak dan pace.

Tak harus mahal, perlengkapan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing.

Menurut laporan tahunan Year in Sport: Trend Report 2024 dari Strava, tren lari di kalangan Gen Z menunjukkan pergeseran signifikan.

Tercatat ada peningkatan partisipasi hingga 59 persen di klub lari yang menandakan semakin banyak anak muda memilih berlari bersama komunitas.

Selain itu, sebanyak 66 persen Gen Z mengaku berhasil menemukan teman baru lewat aktivitas olahraga kelompok, angka yang lebih tinggi dibanding total pengguna lainnya.

Data ini menegaskan bahwa generasi muda cenderung melihat olahraga bukan lagi semata untuk memecahkan rekor pribadi, melainkan sebagai ajang sosial dan wadah membangun koneksi.

Temuan ini menunjukkan bahwa lari telah menjadi sarana untuk healing guna membangun jaringan dan menjaga kesehatan mental.

Manfaat Berlari untuk Kesehatan

Selain mengikuti tren, berlari memberikan banyak manfaat nyata, antara lain:

  • Menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko penyakit kronis.
  • Membakar kalori dan membantu menjaga berat badan ideal.
  • Menguatkan otot dan tulang, sekaligus mencegah osteoporosis.
  • Mengurangi stres serta memperbaiki suasana hati melalui pelepasan endorfin.
  • Membantu tidur lebih nyenyak dan meningkatkan konsentrasi.

Lari Bukan Sekadar FOMO

Meski fenomena pelari kalcer sering dipandang sekadar gaya hidup pamer, esensinya tetap sama, yakni olahraga ini murah, mudah, dan menyehatkan.

Bagi Gen Z, lari bisa menjadi cara menyeimbangkan hidup di tengah kesibukan, membangun koneksi sosial, sekaligus menjaga kesehatan tubuh dan mental.

Tren boleh silih berganti, tapi makna berlari jauh lebih dari sekadar konten media sosial. Ia adalah gaya hidup sehat yang patut dijalani dan bukan hanya demi likes atau followers. (amel/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/