METROTODAY, SIDOARJO – Dulu, banyak kreator yang membuat video vlog dengan heboh. Misalnya mengobrol sepanjang durasi video dengan background musik sebagai pembangun ambience content. Tapi kini, banyak yang menikmati tipe konten silent vlog.
Silent vlog adalah jenis video blogging tanpa narasi verbal atau suara musik yang dominan. Sang kreator hanya merekam aktivitas harian seperti memasak, menata rumah, merawat tanaman, atau berjalan-jalan di dalam keheningan.
Sehingga hanya terdengar suara alami latar (ambient), seperti pisau mengiris, air mendidih, angin, atau suara kaki melangkah. Intinya membuat video blog dari suara alami yang benar terjadi.
Tipe video ini biasanya berdurasi cukup panjang, mulai dari 5 hingga 10 menit. Konten ini memberi ruang bagi penonton untuk menikmati ketenangan sejenak, seolah bisa untuk healing dari hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
Kenapa banyak orang yang menyukai tipe konten ala silent vlog? Ada beberapa alasan kenapa konten ini ramai di sosial media:
1. Melatih Mindfulness & Presence
Dengan fokus visual dan suara alami, penonton terdorong untuk bisa mindfully presence, sehingga menghilangkan gangguan sejenak dari gadget atau stres. Dalam artikel Skinnedcartree, menyatakan bahwa silent vlogs “encourage viewers to be more mindful and present”.
2. Mengurangi Overstimulasi
Hadirnya konten silent vlog menawarkan “break from overstimulation” sebuah ruang yang hening untuk recharge mental karena ‘berisiknya’ dunia.
3. Memberi Healing Visual & Suara
Berbeda dengan konten vlog yang banyak bersuara, silent vlog lebih banyak mengguanakan visual dan suara yang sederhana. Misalnya, seperti memasak atau merapikan, ditambah suara ambient, sehingga menciptakan sensasi menenangkan seperti ASMR.
4. Pelarian dari Rutinitas
Banyak konten slow living yang berlatarkan di pedesaan. Misalnya dari pedesaan di Scandinavia, Jepang, atau Jerman. Silent vlog seolah menawarkan penonton untuk “lari sejenak” dari pekerjaan yang menyibukkan.
Apalagi visual silent vlog yang dibuat dengan latar desa dan momen-momen sederhana seperti bertani, membuat kue, bisa membuat kita seolah merasakan momen tersebut secara langsung.
Silent vlog dari Thuy Dao. (Foto: Her86m2)
Ada banyak tipe konten Silent Vlog, seperti:
- Cooking & Kitchen Life: Video seperti “The Farm Sparrow” yang menunjukkan langkah menyiapkan makanan rumahan di pedesaan, hanya dengan suara panci, sayuran digoreng, atau api di kompor .
- Daily Routines di Kota: Seperti silent vlog di Tokyo pada shari yang sedang hujan menampilkan suara tetesan air, detak langkah, dan suasana jalanan sepi.
- Slow Living Visual Journal: Misalnya, vlog ‘Nordic slow living / silent vlog Oslo’ yang menggambarkan keseharian penduduk Skandinavia dengan suasana tenang alam dan musik minimal.
Walau fokus dari konten silent vlogging sebenarnya bukan untuk terapeutik, namun penghayatan suasananya bisa menurunkan stres: mirip efek silent walking.
Lalu meningkatkan mood, dimana”More mindful and present” itu membawa sensasi tenang dan lega. Kemudian konten ini juga cocokk untuk me time dan healing.
Berikut rekomendasi kreator silent vlog di Youtube yang bisa dinikmati:
1. Kimi
2. Li Ziqi
3. Her86m2
4. Haegreendal
5. Meaningful Minimal
Silent vlog bisa dibilang sebagai bentuk leisure digital yang bisa menenangkan jiwa, dengan suasana tenang, dan visual yang estetis. Bagi kreator silent vlog, hal ini bisa menjadi cara kreatif untuk menampilkan kegiatan sehari-hari dengan berbagi suasana dan ketenangan. Lalu, untuk penonton, silent vlog seolah menjadi ruang untuk me time via layar. (alk)