METROTODAY, SURABAYA – Pada tahun 2025, industri perfilman Indonesia mencatat sejarah baru dengan hadirnya Jumbo, sebuah film animasi yang berhasil menggeser posisi KKN di Desa Penari sebagai film terlaris sepanjang masa di Indonesia.
Jumbo seolah menjadi angin segar bagi para pelaku industri kreatif terutama untuk animator.
Di tengah maraknya penggunaan artificial intelligence (AI), banyak pelaku industri kreatif yang lesu karena penggunaan AI tentu akan berdampak pada pekerjaan dan ekonomi kreatif.
Disutradarai oleh Ryan Adriandhy dan diproduksi oleh Visinema Pictures, Jumbo adalah film animasi petualangan fantasi yang mengisahkan Don, seorang anak yatim berusia 10 tahun yang sering diintimidasi karena tubuhnya yang besar.
Don berusaha membuktikan dirinya dengan mengikuti pertunjukan bakat, namun bukunya yang berisi cerita warisan dari orang tuanya dicuri.
Dalam usahanya mendapatkan kembali buku tersebut, Don bertemu dengan Meri, seorang peri kecil misterius yang membawanya ke dalam petualangan magis yang mengajarkan tentang keberanian, persahabatan, dan kepercayaan diri.
Sejak dirilis pada 31 Maret 2025, Jumbo telah ditonton oleh lebih dari 10 juta penonton di Indonesia, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang oleh KKN di Desa Penari.
Film ini juga mencatat pendapatan lebih dari USD26 juta, menjadikannya film animasi Indonesia dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa.
Mengapa “Jumbo” Begitu Laris?
Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada kesuksesan Jumbo antara lain:
- Cerita yang Relatable: Kisah Don yang berjuang melawan rasa tidak percaya diri dan mencari jati diri resonan dengan banyak penonton, terutama anak-anak dan keluarga.
- Kualitas Animasi yang Tinggi: Dengan melibatkan lebih dari 420 kru selama lima tahun produksi, Jumbo menampilkan animasi berkualitas tinggi yang setara dengan produksi internasional.
- Waktu Rilis yang Strategis: Peluncuran film ini bertepatan dengan libur Idul Fitri, memanfaatkan momen ketika banyak keluarga mencari hiburan bersama. Selain itu, waktu tayang Jumbo yang relatif lama dan selalu bertepatan dengan long weekend juga menjadikan film ini mampu menarik banyak penonton terutama anak-anak.
- Dukungan dari Industri dan Media: Kesuksesan Jumbo mendapat sorotan luas dari media nasional dan internasional, meningkatkan visibilitas dan minat penonton. Selain itu, ada gerakan kolektif dari warganet di X dengan hashtag #BuzzerJumbo karena banyak yang mendukung film ini.
Alasan Harus Menonton “Jumbo”?
Jumbo bukan sekadar film animasi semata, ini adalah karya yang mampu menyentuh hati dan menginspirasi.
Menonton Jumbo membuat kita bisa belajar untuk ‘mendengar’, tidak menjadi orang yang egois seperti Don di awal film.
Film ini juga mengajarkan bagaimana persahabatan tulus bisa terjalin tanpa memandang latar belakang, seperti Don yang berkecukupan secara materi dan kasih sayang,
Mae yang dari panti asuhan, dan Nurman yang tidak punya orang tua dan tidak sekolah.
Dari Atta kita juga bisa belajar menerima keadaan atas apa yang terjadi dalam hidup.
Melalui Jumbo, anak-anak bisa belajar karakter yang baik dan pelajaran hidup dengan penyampaian yang mudah dicerna.
Film Jumbo adalah film yang dibuat dengan animasi yang mana pengerjaan waktunya yang lama. Hal ini membuat setiap adegan yang ada pada Jumbo menjadi lebih ‘berjiwa’.
Kesuksesan Jumbo menandai era baru bagi perfilman Indonesia, khususnya dalam genre animasi. Film ini membuktikan bahwa dengan cerita yang original, kualitas produksi yang tinggi, dan strategi pemasaran yang tepat, film lokal dapat meraih kesuksesan besar di pasar domestik. (*)