METROTODAY, SURABAYA – Seorang jemaah haji asal Lumajang, Tristy Erlinawati, melahirkan bayi prematur di Makkah pada 13 Juni 2025 lalu. Kejadian ini menimbulkan dugaan kuat bahwa kelelahan fisik ekstrem selama menunaikan ibadah haji menjadi pemicu utamanya.
Tristy yang tergabung dalam kloter 83 melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Nu’aim Fachrizal Rahmat. Beruntung, saat ini kondisi bayi Nu’aim dilaporkan sehat.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya, Rosidi Roslan, menjelaskan bahwa Tristy sebelumnya telah dinyatakan sehat dan laik terbang setelah menjalani pemeriksaan kesehatan tahap ketiga di Asrama Haji Surabaya.
“Usia kehamilannya saat itu baru 21 minggu,” terang Rosidi pada Senin (30/6).
Meski demikian, Rosidi tak menampik bahwa kelelahan fisik yang intens serta perbedaan iklim signifikan antara Indonesia dan Arab Saudi bisa menjadi faktor krusial yang memicu kelahiran prematur. “Ibadah haji cukup berat secara fisik,” imbuhnya.
PPIH Surabaya juga menegaskan bahwa mereka telah menerima notifikasi kehamilan Tristy dari Dinas Kesehatan Kabupaten asalnya, bahkan sebelum Tristy masuk ke Embarkasi Surabaya.
“Kami memastikan semua jemaah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum pelunasan Bipih,” jelas Rosidi, menambahkan bahwa Tristy sendiri tidak memiliki riwayat penyakit saat pemeriksaan pra-keberangkatan.
Menyikapi kejadian ini, Rosidi Roslan dengan tegas mengimbau seluruh jemaah haji, khususnya yang sedang hamil dengan usia kehamilan antara 14-26 minggu, untuk senantiasa menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri selama beribadah.
“Meskipun melahirkan di tanah suci adalah berkah, kesehatan tetap harus diprioritaskan,” pesannya.
Terkait kepulangan Tristy dan putranya, Rosidi menyatakan pihaknya masih menunggu prosedur penerbangan serta kebijakan dari otoritas haji Arab Saudi.
“Kami telah mempersiapkan tim dokter dan ambulans jika mereka pulang bersama kloter 83,” pungkasnya.
Bidang Kesehatan PPIH Surabaya mencatat bahwa mereka telah melakukan skrining kesehatan terhadap 7.252 jemaah perempuan.
Dari jumlah tersebut, tujuh jemaah di antaranya dinyatakan positif hamil dengan usia kehamilan yang aman dan laik terbang.
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan tantangan kesehatan yang mungkin dihadapi jemaah haji, terutama bagi ibu hamil. (ahm)