27.8 C
Surabaya
31 May 2025, 16:25 PM WIB

Tabungan Hasil Bertani Cengkih jadi Tiket Haji Nenek 90 Tahun Asal Pulau Dewata 

METROTODAY, SURABAYA – Semangat Siti Maimunah, 90, calon jemaah haji (CJH) tertua asal Bali, tak surut meski usia senjanya telah menua.

Wanita asal Desa Pegayaman, Buleleng ini membuktikan tekadnya menunaikan rukun Islam kelima dengan berangkat ke Tanah Suci.

Tergabung dalam kloter 71, Siti Maimunah tiba di Asrama Haji pada Kamis (22/5) pukul 03.00 WIB, didampingi anak tertuanya, Mariyati, 57.

Meskipun keterbatasan komunikasi membuat wawancara dilakukan melalui bantuan putrinya, kisah inspiratif Siti Maimunah terungkap.

Mariyati menceritakan kondisi kesehatan ibunya yang tetap prima hingga beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, meskipun hampir 90 tahun, Ibu sehat. Tidak ada diabetes, darah tinggi, atau penyakit lainnya. Hanya saja, lima bulan lalu beliau terkena serangan jantung, sehingga kondisinya tidak sesehat dulu,” ujar Mariyati.

Sebelum sakit, Siti Maimunah masih aktif bertani cengkih. “Ibu baru berhenti setelah sakit jantung lima bulan lalu. Sebelumnya masih aktif di kebun, bahkan sempat mengikuti manasik haji setelah diumumkan keberangkatannya tahun ini,” tambah Mariyati.

Keberangkatan Siti Maimunah ke Tanah Suci merupakan buah dari ketekunan dan kesabaran.

“Ibu adalah petani cengkih. Setiap panen, sedikit demi sedikit beliau menyisihkan uang untuk ditabung. Tahun 2019, kami akhirnya bisa mendaftar haji,” kenang Mariyati.

Tabungan hasil panen cengkih tersebut juga digunakan untuk melunasi biaya haji. Cita-cita Siti Maimunah untuk berhaji telah lama terpendam.

“Ibu sudah lama ingin berhaji, tapi kami belum mampu. Ibu punya sembilan anak. Bapak sudah meninggal 27 tahun lalu. Baru enam tahun lalu Ibu dan saya bisa mendaftar,” jelas Mariyati.

Berkat kuota prioritas lansia dan kuota pendampingan lansia, impian tersebut akhirnya terwujud lebih cepat dari masa tunggu seharusnya.

Meski sempat mengalami penurunan tekanan darah dan dirawat di poliklinik Asrama Haji, kondisi Siti Maimunah kini telah stabil.

“Tadi awal masuk asrama haji, Ibu sempat dibawa ke poliklinik karena tekanan darahnya sedikit menurun. Alhamdulillah sudah stabil. Semoga kami diberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci,” harap Mariyati.

Siti Maimunah dan Mariyati dijadwalkan terbang ke Tanah Suci pada Jumat (23/5) pukul 00.20 WIB dengan maskapai Saudi Airlines, penerbangan SV 5471.

Kisah inspiratif ini menjadi bukti bahwa semangat dan ketekunan mampu mengalahkan segala keterbatasan, bahkan usia. (*)

METROTODAY, SURABAYA – Semangat Siti Maimunah, 90, calon jemaah haji (CJH) tertua asal Bali, tak surut meski usia senjanya telah menua.

Wanita asal Desa Pegayaman, Buleleng ini membuktikan tekadnya menunaikan rukun Islam kelima dengan berangkat ke Tanah Suci.

Tergabung dalam kloter 71, Siti Maimunah tiba di Asrama Haji pada Kamis (22/5) pukul 03.00 WIB, didampingi anak tertuanya, Mariyati, 57.

Meskipun keterbatasan komunikasi membuat wawancara dilakukan melalui bantuan putrinya, kisah inspiratif Siti Maimunah terungkap.

Mariyati menceritakan kondisi kesehatan ibunya yang tetap prima hingga beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, meskipun hampir 90 tahun, Ibu sehat. Tidak ada diabetes, darah tinggi, atau penyakit lainnya. Hanya saja, lima bulan lalu beliau terkena serangan jantung, sehingga kondisinya tidak sesehat dulu,” ujar Mariyati.

Sebelum sakit, Siti Maimunah masih aktif bertani cengkih. “Ibu baru berhenti setelah sakit jantung lima bulan lalu. Sebelumnya masih aktif di kebun, bahkan sempat mengikuti manasik haji setelah diumumkan keberangkatannya tahun ini,” tambah Mariyati.

Keberangkatan Siti Maimunah ke Tanah Suci merupakan buah dari ketekunan dan kesabaran.

“Ibu adalah petani cengkih. Setiap panen, sedikit demi sedikit beliau menyisihkan uang untuk ditabung. Tahun 2019, kami akhirnya bisa mendaftar haji,” kenang Mariyati.

Tabungan hasil panen cengkih tersebut juga digunakan untuk melunasi biaya haji. Cita-cita Siti Maimunah untuk berhaji telah lama terpendam.

“Ibu sudah lama ingin berhaji, tapi kami belum mampu. Ibu punya sembilan anak. Bapak sudah meninggal 27 tahun lalu. Baru enam tahun lalu Ibu dan saya bisa mendaftar,” jelas Mariyati.

Berkat kuota prioritas lansia dan kuota pendampingan lansia, impian tersebut akhirnya terwujud lebih cepat dari masa tunggu seharusnya.

Meski sempat mengalami penurunan tekanan darah dan dirawat di poliklinik Asrama Haji, kondisi Siti Maimunah kini telah stabil.

“Tadi awal masuk asrama haji, Ibu sempat dibawa ke poliklinik karena tekanan darahnya sedikit menurun. Alhamdulillah sudah stabil. Semoga kami diberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji di Tanah Suci,” harap Mariyati.

Siti Maimunah dan Mariyati dijadwalkan terbang ke Tanah Suci pada Jumat (23/5) pukul 00.20 WIB dengan maskapai Saudi Airlines, penerbangan SV 5471.

Kisah inspiratif ini menjadi bukti bahwa semangat dan ketekunan mampu mengalahkan segala keterbatasan, bahkan usia. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/