5 November 2025, 16:41 PM WIB

Influenza di Malaysia Meningkat, BBKK Surabaya Perketat Pengawasan di Pintu Masuk Internasional

METROTODAY, SURABAYA – Kasus influenza yang melonjak tujuh kali lipat di Malaysia menjadi perhatian serius. Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya mengambil langkah antisipatif dengan memperketat pengawasan di pintu masuk kedatangan internasional, seperti pelabuhan dan bandara di Jawa Timur.

Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan lengah dalam mengawasi potensi penyebaran penyakit.

“Kami tidak ingin kecolongan. Pengawasan dan skrining akan berjalan lebih intensif dari biasanya,” ujarnya.

Rosidi menjelaskan bahwa BBKK Surabaya menggunakan sistem All Indonesia untuk memantau riwayat kesehatan dan perjalanan pelaku perjalanan.

Kepala Balai Besar Kekarantian Kesehatan (BBKK) Rosidi Roslan saat memantau di pintu masuk kedatangan internasional Bandara Juanda. (Foto: istimewa)

“Saat ini kami juga sudah ada alat pantau yakni melalui sistem All Indonesia di mana pelaku perjalanan mencantumkan riwayat kesehatan dan perjalanannya. Dan sejauh pantauan kami, semuanya masih dalam kondisi aman terkendali,” katanya.

Setiap minggu, pihaknya menerima pembaruan situasi penyakit menular dan potensi wabah dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Khusus kasus Influenza, terinformasikan dari data resmi Kemenkes (SKDR) bahwa memang terdapat tren kenaikan kasus yang masih mengikuti pattern normal (musiman),” jelas Rosidi.

BBKK Surabaya juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat untuk memperkuat sistem surveilans ILI/SARI di puskesmas dan rumah sakit, terutama di wilayah yang berbatasan langsung atau memiliki mobilitas tinggi dengan Malaysia.

Rosidi menjelaskan bahwa sistem All Indonesia merupakan perpanjangan tangan dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).

“Jadi petugas kami setiap saat memantau dan mencatat pelaku perjalanan dan melaporkan lewat SKDR. Pemerintah pusat dan daerah bisa mengakses SKDR,” ujarnya.

Jika ditemukan penumpang dengan gejala, BBKK Surabaya akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel.

“Jika membutuhkan rujukan, kita rujuk. Dalam kondisi ini kita lakukan notifikasi ke daerah,” tegas Rosidi.

Rosidi mengingatkan bahwa semua orang berpotensi terserang influenza, dengan tingkat keparahan tergantung pada kondisi imunitas masing-masing.

Kelompok yang lebih rentan meliputi lansia, anak-anak, serta orang dengan komorbid (penyakit penyerta).

BBKK Surabaya terus mengedukasi pelaku perjalanan melalui berbagai media, seperti poster, video, dan digital signage di bandara dan pelabuhan.

Materi edukasi mencakup potensi penyebaran penyakit, gejala, tips pencegahan, penanganan, dan isolasi mandiri.

“Teman-teman bisa membaca tren penyakit secara mingguan di Instagram BBKK Surabaya dan tips sehat selama perjalanan di sana,” imbuhnya.

BBKK Surabaya merupakan salah satu site sentinel ILI yang memantau kasus influenza nasional dan global, termasuk pemantauan strain virus yang beredar.

“Semua sampel yang diperoleh akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium rujukan untuk memetakan strain virusnya, sehingga bisa diketahui apabila ada strain baru yang perlu diwaspadai,” pungkasnya. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Kasus influenza yang melonjak tujuh kali lipat di Malaysia menjadi perhatian serius. Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya mengambil langkah antisipatif dengan memperketat pengawasan di pintu masuk kedatangan internasional, seperti pelabuhan dan bandara di Jawa Timur.

Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan lengah dalam mengawasi potensi penyebaran penyakit.

“Kami tidak ingin kecolongan. Pengawasan dan skrining akan berjalan lebih intensif dari biasanya,” ujarnya.

Rosidi menjelaskan bahwa BBKK Surabaya menggunakan sistem All Indonesia untuk memantau riwayat kesehatan dan perjalanan pelaku perjalanan.

Kepala Balai Besar Kekarantian Kesehatan (BBKK) Rosidi Roslan saat memantau di pintu masuk kedatangan internasional Bandara Juanda. (Foto: istimewa)

“Saat ini kami juga sudah ada alat pantau yakni melalui sistem All Indonesia di mana pelaku perjalanan mencantumkan riwayat kesehatan dan perjalanannya. Dan sejauh pantauan kami, semuanya masih dalam kondisi aman terkendali,” katanya.

Setiap minggu, pihaknya menerima pembaruan situasi penyakit menular dan potensi wabah dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Khusus kasus Influenza, terinformasikan dari data resmi Kemenkes (SKDR) bahwa memang terdapat tren kenaikan kasus yang masih mengikuti pattern normal (musiman),” jelas Rosidi.

BBKK Surabaya juga berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat untuk memperkuat sistem surveilans ILI/SARI di puskesmas dan rumah sakit, terutama di wilayah yang berbatasan langsung atau memiliki mobilitas tinggi dengan Malaysia.

Rosidi menjelaskan bahwa sistem All Indonesia merupakan perpanjangan tangan dari Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).

“Jadi petugas kami setiap saat memantau dan mencatat pelaku perjalanan dan melaporkan lewat SKDR. Pemerintah pusat dan daerah bisa mengakses SKDR,” ujarnya.

Jika ditemukan penumpang dengan gejala, BBKK Surabaya akan melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel.

“Jika membutuhkan rujukan, kita rujuk. Dalam kondisi ini kita lakukan notifikasi ke daerah,” tegas Rosidi.

Rosidi mengingatkan bahwa semua orang berpotensi terserang influenza, dengan tingkat keparahan tergantung pada kondisi imunitas masing-masing.

Kelompok yang lebih rentan meliputi lansia, anak-anak, serta orang dengan komorbid (penyakit penyerta).

BBKK Surabaya terus mengedukasi pelaku perjalanan melalui berbagai media, seperti poster, video, dan digital signage di bandara dan pelabuhan.

Materi edukasi mencakup potensi penyebaran penyakit, gejala, tips pencegahan, penanganan, dan isolasi mandiri.

“Teman-teman bisa membaca tren penyakit secara mingguan di Instagram BBKK Surabaya dan tips sehat selama perjalanan di sana,” imbuhnya.

BBKK Surabaya merupakan salah satu site sentinel ILI yang memantau kasus influenza nasional dan global, termasuk pemantauan strain virus yang beredar.

“Semua sampel yang diperoleh akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium rujukan untuk memetakan strain virusnya, sehingga bisa diketahui apabila ada strain baru yang perlu diwaspadai,” pungkasnya. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/