20 August 2025, 17:54 PM WIB

Skibidi hingga Delulu, Kata-Kata Viral di TikTok Kini Masuk Kamus Cambridge

METROTODAY, JAKARTA – Bahasa Inggris resmi kedatangan kosakata baru yang berasal dari budaya internet. Kamus Cambridge pada Rabu (20/8) mengumumkan penambahan sejumlah istilah populer di TikTok, termasuk “skibidi”, “delulu”, dan “tradwife”, ke dalam edisi terbarunya.

Colin McIntosh, manajer program leksikal Kamus Cambridge, menjelaskan bahwa fenomena ini mencerminkan pengaruh besar media sosial terhadap perkembangan bahasa.

“Budaya internet mengubah bahasa Inggris dan dampaknya sangat menarik untuk diamati dan diabadikan dalam kamus. Tidak setiap hari kita bisa melihat kata-kata seperti skibidi dan delulu masuk ke dalam Kamus Cambridge. Kami hanya menambahkan kata-kata yang kami yakini akan bertahan lama,” ujar McIntosh.

Dari Toilet Animasi hingga Romantika Rumah Tangga

Istilah skibidi berawal dari serial animasi absurd Skibidi Toilet di YouTube yang kemudian viral di TikTok.

Dalam kamus, kata ini didefinisikan fleksibel yang artinya bisa “keren”, “buruk”, atau bahkan sekadar lelucon tanpa makna. Contohnya: “Skibidi apa yang kau lakukan?”

Sementara itu, tradwife merujuk pada influencer konservatif di TikTok yang merayakan peran tradisional perempuan sebagai istri dan ibu.

Adapun delulu yang merupakan singkatan dari delusional dipahami sebagai keyakinan pada hal-hal yang tidak nyata atau tidak benar. Biasanya karena memilih untuk mempercayainya.

Kehadiran istilah-istilah gaul TikTok di kamus tidak selalu disambut hangat. Sebagian generasi tua atau mereka yang tidak aktif di media sosial menganggap langkah ini menurunkan standar bahasa.

Namun, sejumlah pengamat budaya melihatnya sebagai cermin zaman. Penulis dan seniman asal AS, Lee Escobedo, menyebut fenomena ini sebagai wujud identitas generasi digital.

“Otak skibidi merangkum generasi yang fasih dalam ironi tetapi haus akan makna. Media hiper-kaotik semacam ini berfungsi sebagai hiburan sekaligus pandangan dunia bagi para pemuda yang dibesarkan secara daring,” ujarnya.

Penambahan kata-kata gaul ke Kamus Cambridge bukanlah hal pertama dalam sejarah bahasa. Sebelumnya, kata-kata dari musik, film, hingga politik juga pernah masuk kamus setelah melekat dalam percakapan sehari-hari.

Fenomena terbaru ini menunjukkan bahwa TikTok dan budaya digital telah menjadi motor penggerak bahasa modern, mengubah lelucon daring menjadi istilah resmi yang tercatat dalam sejarah. (red)

METROTODAY, JAKARTA – Bahasa Inggris resmi kedatangan kosakata baru yang berasal dari budaya internet. Kamus Cambridge pada Rabu (20/8) mengumumkan penambahan sejumlah istilah populer di TikTok, termasuk “skibidi”, “delulu”, dan “tradwife”, ke dalam edisi terbarunya.

Colin McIntosh, manajer program leksikal Kamus Cambridge, menjelaskan bahwa fenomena ini mencerminkan pengaruh besar media sosial terhadap perkembangan bahasa.

“Budaya internet mengubah bahasa Inggris dan dampaknya sangat menarik untuk diamati dan diabadikan dalam kamus. Tidak setiap hari kita bisa melihat kata-kata seperti skibidi dan delulu masuk ke dalam Kamus Cambridge. Kami hanya menambahkan kata-kata yang kami yakini akan bertahan lama,” ujar McIntosh.

Dari Toilet Animasi hingga Romantika Rumah Tangga

Istilah skibidi berawal dari serial animasi absurd Skibidi Toilet di YouTube yang kemudian viral di TikTok.

Dalam kamus, kata ini didefinisikan fleksibel yang artinya bisa “keren”, “buruk”, atau bahkan sekadar lelucon tanpa makna. Contohnya: “Skibidi apa yang kau lakukan?”

Sementara itu, tradwife merujuk pada influencer konservatif di TikTok yang merayakan peran tradisional perempuan sebagai istri dan ibu.

Adapun delulu yang merupakan singkatan dari delusional dipahami sebagai keyakinan pada hal-hal yang tidak nyata atau tidak benar. Biasanya karena memilih untuk mempercayainya.

Kehadiran istilah-istilah gaul TikTok di kamus tidak selalu disambut hangat. Sebagian generasi tua atau mereka yang tidak aktif di media sosial menganggap langkah ini menurunkan standar bahasa.

Namun, sejumlah pengamat budaya melihatnya sebagai cermin zaman. Penulis dan seniman asal AS, Lee Escobedo, menyebut fenomena ini sebagai wujud identitas generasi digital.

“Otak skibidi merangkum generasi yang fasih dalam ironi tetapi haus akan makna. Media hiper-kaotik semacam ini berfungsi sebagai hiburan sekaligus pandangan dunia bagi para pemuda yang dibesarkan secara daring,” ujarnya.

Penambahan kata-kata gaul ke Kamus Cambridge bukanlah hal pertama dalam sejarah bahasa. Sebelumnya, kata-kata dari musik, film, hingga politik juga pernah masuk kamus setelah melekat dalam percakapan sehari-hari.

Fenomena terbaru ini menunjukkan bahwa TikTok dan budaya digital telah menjadi motor penggerak bahasa modern, mengubah lelucon daring menjadi istilah resmi yang tercatat dalam sejarah. (red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/