Usai Gempa Rusia: Berikut 10 Gempa Terbesar yang Mengguncang Dunia dan Memicu Tsunami Dahsyat

METROTODAY, SURABAYA – Gempa bumi adalah salah satu bencana alam paling mematikan yang terjadi di muka bumi. Meskipun tidak selalu mematikan secara langsung, gempa bumi dapat menyebabkan keruntuhan bangunan, longsor, hingga tsunami yang mematikan.

Peristiwa ini biasanya terjadi akibat pergerakan dan tumbukan antar lempeng tektonik yang melepaskan energi dalam jumlah besar. Salah satu kawasan paling rawan gempa di dunia adalah Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) yang membentang sepanjang 40.000 kilometer dan mencakup lebih dari 450 gunung berapi aktif.

Negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Filipina, Selandia Baru, hingga beberapa wilayah di benua Amerika berada di jalur ini dan memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami.

Diperkirakan sekitar 90 persen gempa bumi di dunia dan 80 persen dari gempa paling dahsyat terjadi di wilayah ini.

Dalam beberapa kasus, gempa bumi tidak hanya mengguncang daratan, tetapi juga memicu gelombang tsunami dahsyat yang menyapu pesisir dan menewaskan ratusan ribu jiwa.

Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga luka sejarah yang mendalam bagi umat manusia.

Banyak kota hancur, garis pantai berubah, dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal dalam hitungan menit.

Berkat kemajuan teknologi dan ilmu geologi, para ilmuwan kini mampu merekam, melacak, dan mempelajari gempa-gempa besar yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia.

Berdasarkan data sejarah dan catatan resmi lembaga geofisika internasional, berikut ini adalah 10 gempa terbesar sepanjang sejarah yang diketahui memicu tsunami besar.

1. Valdivia, Chile (1960) – 9,5 SR

Pada 22 Mei 1960, Gempa bumi Valdivia mengguncang Chile selatan dengan kekuatan 9,5 Skala Richter, menjadikannya gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.

Pusat gempa terletak di lepas pantai Valdivia, sekitar 570 km selatan ibu kota Santiago. Gempa ini terjadi akibat pergerakan di zona subduksi antara Lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan, yang merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik.

Peristiwa ini mengakibatkan sekitar 5.700 orang tewas, meskipun jumlah pastinya bisa lebih tinggi, karena bencana ini juga menyebabkan gelombang tsunami besar yang melanda negara-negara di Samudra Pasifik, seperti Jepang, Hawaii, dan Filipina.

Tsunami tersebut merusak pesisir dan menyebabkan kerusakan besar, sementara tanah longsor dan penurunan permukaan tanah terjadi di sepanjang pesisir Chile.

Gempa ini juga diikuti dengan letusan gunung berapi Cordon Caulle yang memuntahkan abu dan uap selama 59 hari.

2. Alaska, Amerika Serikat (1964) – 9,2 SR

Gempa bumi dahsyat melanda wilayah selatan-tengah Alaska, Amea Serikat, pada 27 Maret 1964, dan tercatat sebagai gempa terbesar kedua dalam sejarah modern dengan kekuatan mencapai 9,2 Skala Richter.

Pusat gempa berada di kawasan Prince William Sound, sekitar 120 km dari Anchorage, dan berlangsung selama 4,5 menit yang menyebabkan guncangan hebat yang terasa hingga wilayah barat Kanada dan beberapa negara bagian AS lainnya.

Gempa ini disebabkan oleh pergeseran antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara di zona subduksi aktif yang merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik.

Meskipun hanya menyebabkan 131 korban jiwa, kerusakan infrastruktur sangat parah, termasuk keretakan jalan, runtuhnya bangunan, tanah longsor, dan tsunami besar yang mencapai wilayah pesisir barat Amerika Utara hingga ke Hawaii dan California.

3. Aceh, Indonesia (2004) – 9,1 SR

Pada 26 Desember 2004, gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,1 Skala Richter mengguncang dasar laut di Samudra Hindia, tepatnya di lepas pantai barat Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia.

Gempa ini terjadi pada pukul 07.58 WIB dan berlangsung selama hampir 10 menit yang menjadikannya salah satu gempa terlama dan terkuat dalam sejarah modern.

Gempa ini disebabkan oleh patahan megathrust antara Lempeng Indonesia, Australia dan Lempeng Eurasia sepanjang lebih dari 1.300 km yang menyebabkan dasar laut terangkat hingga 20 meter.

Akibatnya, terjadi gelombang tsunami raksasa yang mencapai ketinggian 30 meter dan menghantam kawasan pesisir di 14 negara, mulai dari Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, hingga Somalia.

Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai lebih dari 230.000 orang, dengan Indonesia sebagai negara paling terdampak.

4. Tohoku, Jepang (2011) – 9,1 SR

Pada 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9,1 Skala Richter mengguncang wilayah Tohoku, Jepang, dan tercatat sebagai gempa terbesar yang pernah dialami Jepang. Pusat gempa berada di lepas pantai timur Pulau Honshu, sekitar 72 km dari daratan.

Gempa ini terjadi akibat tumbukan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara di zona subduksi Cincin Api Pasifik.

Gempa berlangsung selama 6 menit dan memicu tsunami dahsyat setinggi lebih dari 10 meter yang menyapu kota-kota pesisir seperti Sendai dan Fukushima.

Akibatnya, lebih dari 22.000 orang tewas atau hilang, ratusan ribu kehilangan tempat tinggal, dan kecelakaan nuklir serius terjadi di PLTN Fukushima Daiichi akibat terjangan gelombang tsunami.

Selain memicu kerusakan parah, gempa ini juga menyebabkan pergeseran poros Bumi dan pergerakan daratan Jepang hingga 2,4 meter ke arah timur.

5. Kamchatka, Rusia (1952) – 9,0 SR

Pada 4 November 1952, wilayah pesisir timur Kamchatka, Rusia, diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 Skala Richter, menjadikannya salah satu gempa terbesar di abad ke-20.

Gempa ini terjadi di zona subduksi Cincin Api Pasifik, di mana Lempeng Pasifik menunjam ke bawah Lempeng Okhotsk, menciptakan pelepasan energi tektonik dalam skala masif.

Pusat gempa berada di lepas pantai semenanjung Kamchatka, dan meskipun wilayah ini tidak terlalu padat penduduk, tsunami setinggi 15 meter yang dihasilkan menghantam pesisir Kamchatka dan menjalar hingga Hawaii, Alaska, bahkan Pantai Barat Amerika Serikat.

Ratusan orang dilaporkan meninggal dunia, meski jumlah pastinya sulit ditentukan karena keterbatasan dokumentasi pada masa itu dan lokasi yang terpencil.

Peristiwa ini menunjukkan tingginya risiko seismik di kawasan Rusia Timur, dan menjadi salah satu dasar pengembangan sistem peringatan tsunami di Samudra Pasifik yang lebih baik di dekade-dekade berikutnya.

6. Kolombia, Ekuador (1906) – 8,8 SR

Pada 31 Januari 1906, gempa bumi berkekuatan 8,8 Skala Richter mengguncang wilayah perbatasan antara Ekuador dan Kolombia, tepatnya di sepanjang zona subduksi di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan.

Gempa ini terjadi akibat tumbukan antara Lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan, yang merupakan bagian dari jalur aktif Cincin Api Pasifik.

Gempa ini memicu tsunami besar yang menjalar ke sepanjang pantai barat Amerika Selatan dan bahkan terasa hingga ke Kosta Rika dan California.

Sekitar 1.000 orang dilaporkan meninggal dunia, dan gempa tersebut menyebabkan kehancuran parah di beberapa kota pesisir di kedua negara.

Gelombang tsunami yang ditimbulkan menghantam kawasan pantai dalam waktu singkat, menghancurkan pelabuhan, rumah, dan infrastruktur penting lainnya.

Peristiwa ini menjadi salah satu gempa paling kuat di abad ke-20 dan memperlihatkan kerentanan wilayah Amerika Latin terhadap bencana tektonik besar.

7. Talcahuano, Chile (2010) – 8,8 SR

Pada 27 Februari 2010, gempa bumi besar berkekuatan 8,8 Skala Richter mengguncang wilayah pesisir tengah Chili, dengan pusat gempa berada di lepas pantai dekat kota Talcahuano dan Concepción, sekitar 115 km barat daya dari Santiago. Gempa terjadi pada pukul 03.34 waktu setempat dan berlangsung selama lebih dari 3 menit.

Bencana ini dipicu oleh pergerakan di zona subduksi antara Lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan, yang berada di sepanjang Cincin Api Pasifik.

Sekitar 525 orang dilaporkan meninggal dunia, dan lebih dari 800.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat kerusakan masif pada infrastruktur, gedung, serta jalan raya.

Selain itu, gelombang tsunami setinggi 2–3 meter menghantam pesisir Chile, termasuk kota pelabuhan Talcahuano, menyebabkan banjir dan kerusakan tambahan.

8. Kamchatka, Rusia (2025) – 8,7 SR

Pada 30 Juli 2025, gempa bumi berkekuatan 8,7 Skala Richter,kembali menguncang wilayah lepas pantai Kamchatka atau Kepulauan Kuril, yang merupakan bagian dari zona subduksi aktif Cincin Api Pasifik, tempat pertemuan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Okhotsk.

Meskipun informasi rinci mengenai waktu kejadian dan pusat gempa masih terus diperbarui, laporan awal menunjukkan bahwa gempa ini memicu gelombang tsunami setinggi sekitar 4 meter, yang mengancam pesisir Rusia dan beberapa wilayah tetangga di Pasifik barat laut.

Jumlah korban jiwa dan kerusakan belum sepenuhnya diketahui, namun peringatan tsunami sempat dikeluarkan untuk Jepang, Alaska, dan wilayah sekitarnya.

Aktivitas seismik di kawasan ini memang tergolong tinggi, dan gempa tersebut menggarisbawahi kembali tingginya potensi bencana alam di wilayah seismik aktif.

9. Rat Islands, Alaska, AS (1965) – 8,7 SR

Pada 4 Februari 1965, wilayah Rat Islands yang termasuk dalam gugusan Kepulauan Aleut, Alaska, diguncang gempa bumi berkekuatan 8,7 Skala Richter.

Pusat gempa berada di lepas pantai Samudra Pasifik bagian utara, yang merupakan bagian dari zona subduksi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara, dan berada di jalur Cincin Api Pasifik yang sangat aktif secara seismik.

Gempa ini terjadi di wilayah terpencil yang minim populasi, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa yang signifikan.

Meski begitu, gempa tetap memicu tsunami kecil yang terdeteksi di beberapa wilayah pesisir Pasifik, termasuk Hawaii dan Jepang, meskipun tidak menyebabkan kerusakan besar.

Gempa di Rat Islands ini menunjukkan bahwa meskipun daerah tersebut jarang terdengar di media, aktivitas geologinya sangat aktif dan berpotensi memicu bencana besar bila terjadi lebih dekat dengan wilayah berpenduduk.

10. Assam, India (1950) – 8,6 SR

Pada 15 Agustus 1950, wilayah timur laut India, khususnya negara bagian Assam, diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,6 Skala Richter, yang kemudian dikenal sebagai Assam–Tibet Earthquake.

Pusat gempa terletak di dekat perbatasan India dan Tibet (Cina), tepatnya di daerah pegunungan Himalaya, dan termasuk dalam gempa intrakontinental terkuat yang pernah tercatat.

Gempa terjadi sekitar pukul 19.39 waktu setempat dan menimbulkan guncangan hebat yang menghancurkan ribuan rumah, jembatan, serta merusak infrastruktur vital, terutama di Assam dan wilayah sekitarnya. Lebih dari 1.500 orang dilaporkan tewas.

Gempa ini dipicu oleh tumbukan aktif antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia, yang membentuk zona seismik kompleks di kawasan Himalaya.

Selain kehancuran akibat guncangan, tanah longsor besar-besaran dan aliran sungai yang tersumbat menyebabkan banjir dan memperparah dampak gempa selama berminggu-minggu setelah kejadian. (red)

METROTODAY, SURABAYA – Gempa bumi adalah salah satu bencana alam paling mematikan yang terjadi di muka bumi. Meskipun tidak selalu mematikan secara langsung, gempa bumi dapat menyebabkan keruntuhan bangunan, longsor, hingga tsunami yang mematikan.

Peristiwa ini biasanya terjadi akibat pergerakan dan tumbukan antar lempeng tektonik yang melepaskan energi dalam jumlah besar. Salah satu kawasan paling rawan gempa di dunia adalah Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) yang membentang sepanjang 40.000 kilometer dan mencakup lebih dari 450 gunung berapi aktif.

Negara-negara seperti Indonesia, Jepang, Filipina, Selandia Baru, hingga beberapa wilayah di benua Amerika berada di jalur ini dan memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami.

Diperkirakan sekitar 90 persen gempa bumi di dunia dan 80 persen dari gempa paling dahsyat terjadi di wilayah ini.

Dalam beberapa kasus, gempa bumi tidak hanya mengguncang daratan, tetapi juga memicu gelombang tsunami dahsyat yang menyapu pesisir dan menewaskan ratusan ribu jiwa.

Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik, tetapi juga luka sejarah yang mendalam bagi umat manusia.

Banyak kota hancur, garis pantai berubah, dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal dalam hitungan menit.

Berkat kemajuan teknologi dan ilmu geologi, para ilmuwan kini mampu merekam, melacak, dan mempelajari gempa-gempa besar yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia.

Berdasarkan data sejarah dan catatan resmi lembaga geofisika internasional, berikut ini adalah 10 gempa terbesar sepanjang sejarah yang diketahui memicu tsunami besar.

1. Valdivia, Chile (1960) – 9,5 SR

Pada 22 Mei 1960, Gempa bumi Valdivia mengguncang Chile selatan dengan kekuatan 9,5 Skala Richter, menjadikannya gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.

Pusat gempa terletak di lepas pantai Valdivia, sekitar 570 km selatan ibu kota Santiago. Gempa ini terjadi akibat pergerakan di zona subduksi antara Lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan, yang merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik.

Peristiwa ini mengakibatkan sekitar 5.700 orang tewas, meskipun jumlah pastinya bisa lebih tinggi, karena bencana ini juga menyebabkan gelombang tsunami besar yang melanda negara-negara di Samudra Pasifik, seperti Jepang, Hawaii, dan Filipina.

Tsunami tersebut merusak pesisir dan menyebabkan kerusakan besar, sementara tanah longsor dan penurunan permukaan tanah terjadi di sepanjang pesisir Chile.

Gempa ini juga diikuti dengan letusan gunung berapi Cordon Caulle yang memuntahkan abu dan uap selama 59 hari.

2. Alaska, Amerika Serikat (1964) – 9,2 SR

Gempa bumi dahsyat melanda wilayah selatan-tengah Alaska, Amea Serikat, pada 27 Maret 1964, dan tercatat sebagai gempa terbesar kedua dalam sejarah modern dengan kekuatan mencapai 9,2 Skala Richter.

Pusat gempa berada di kawasan Prince William Sound, sekitar 120 km dari Anchorage, dan berlangsung selama 4,5 menit yang menyebabkan guncangan hebat yang terasa hingga wilayah barat Kanada dan beberapa negara bagian AS lainnya.

Gempa ini disebabkan oleh pergeseran antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara di zona subduksi aktif yang merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik.

Meskipun hanya menyebabkan 131 korban jiwa, kerusakan infrastruktur sangat parah, termasuk keretakan jalan, runtuhnya bangunan, tanah longsor, dan tsunami besar yang mencapai wilayah pesisir barat Amerika Utara hingga ke Hawaii dan California.

3. Aceh, Indonesia (2004) – 9,1 SR

Pada 26 Desember 2004, gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,1 Skala Richter mengguncang dasar laut di Samudra Hindia, tepatnya di lepas pantai barat Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia.

Gempa ini terjadi pada pukul 07.58 WIB dan berlangsung selama hampir 10 menit yang menjadikannya salah satu gempa terlama dan terkuat dalam sejarah modern.

Gempa ini disebabkan oleh patahan megathrust antara Lempeng Indonesia, Australia dan Lempeng Eurasia sepanjang lebih dari 1.300 km yang menyebabkan dasar laut terangkat hingga 20 meter.

Akibatnya, terjadi gelombang tsunami raksasa yang mencapai ketinggian 30 meter dan menghantam kawasan pesisir di 14 negara, mulai dari Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, hingga Somalia.

Jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai lebih dari 230.000 orang, dengan Indonesia sebagai negara paling terdampak.

4. Tohoku, Jepang (2011) – 9,1 SR

Pada 11 Maret 2011, gempa bumi berkekuatan 9,1 Skala Richter mengguncang wilayah Tohoku, Jepang, dan tercatat sebagai gempa terbesar yang pernah dialami Jepang. Pusat gempa berada di lepas pantai timur Pulau Honshu, sekitar 72 km dari daratan.

Gempa ini terjadi akibat tumbukan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara di zona subduksi Cincin Api Pasifik.

Gempa berlangsung selama 6 menit dan memicu tsunami dahsyat setinggi lebih dari 10 meter yang menyapu kota-kota pesisir seperti Sendai dan Fukushima.

Akibatnya, lebih dari 22.000 orang tewas atau hilang, ratusan ribu kehilangan tempat tinggal, dan kecelakaan nuklir serius terjadi di PLTN Fukushima Daiichi akibat terjangan gelombang tsunami.

Selain memicu kerusakan parah, gempa ini juga menyebabkan pergeseran poros Bumi dan pergerakan daratan Jepang hingga 2,4 meter ke arah timur.

5. Kamchatka, Rusia (1952) – 9,0 SR

Pada 4 November 1952, wilayah pesisir timur Kamchatka, Rusia, diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 Skala Richter, menjadikannya salah satu gempa terbesar di abad ke-20.

Gempa ini terjadi di zona subduksi Cincin Api Pasifik, di mana Lempeng Pasifik menunjam ke bawah Lempeng Okhotsk, menciptakan pelepasan energi tektonik dalam skala masif.

Pusat gempa berada di lepas pantai semenanjung Kamchatka, dan meskipun wilayah ini tidak terlalu padat penduduk, tsunami setinggi 15 meter yang dihasilkan menghantam pesisir Kamchatka dan menjalar hingga Hawaii, Alaska, bahkan Pantai Barat Amerika Serikat.

Ratusan orang dilaporkan meninggal dunia, meski jumlah pastinya sulit ditentukan karena keterbatasan dokumentasi pada masa itu dan lokasi yang terpencil.

Peristiwa ini menunjukkan tingginya risiko seismik di kawasan Rusia Timur, dan menjadi salah satu dasar pengembangan sistem peringatan tsunami di Samudra Pasifik yang lebih baik di dekade-dekade berikutnya.

6. Kolombia, Ekuador (1906) – 8,8 SR

Pada 31 Januari 1906, gempa bumi berkekuatan 8,8 Skala Richter mengguncang wilayah perbatasan antara Ekuador dan Kolombia, tepatnya di sepanjang zona subduksi di lepas pantai Pasifik Amerika Selatan.

Gempa ini terjadi akibat tumbukan antara Lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan, yang merupakan bagian dari jalur aktif Cincin Api Pasifik.

Gempa ini memicu tsunami besar yang menjalar ke sepanjang pantai barat Amerika Selatan dan bahkan terasa hingga ke Kosta Rika dan California.

Sekitar 1.000 orang dilaporkan meninggal dunia, dan gempa tersebut menyebabkan kehancuran parah di beberapa kota pesisir di kedua negara.

Gelombang tsunami yang ditimbulkan menghantam kawasan pantai dalam waktu singkat, menghancurkan pelabuhan, rumah, dan infrastruktur penting lainnya.

Peristiwa ini menjadi salah satu gempa paling kuat di abad ke-20 dan memperlihatkan kerentanan wilayah Amerika Latin terhadap bencana tektonik besar.

7. Talcahuano, Chile (2010) – 8,8 SR

Pada 27 Februari 2010, gempa bumi besar berkekuatan 8,8 Skala Richter mengguncang wilayah pesisir tengah Chili, dengan pusat gempa berada di lepas pantai dekat kota Talcahuano dan Concepción, sekitar 115 km barat daya dari Santiago. Gempa terjadi pada pukul 03.34 waktu setempat dan berlangsung selama lebih dari 3 menit.

Bencana ini dipicu oleh pergerakan di zona subduksi antara Lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan, yang berada di sepanjang Cincin Api Pasifik.

Sekitar 525 orang dilaporkan meninggal dunia, dan lebih dari 800.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat kerusakan masif pada infrastruktur, gedung, serta jalan raya.

Selain itu, gelombang tsunami setinggi 2–3 meter menghantam pesisir Chile, termasuk kota pelabuhan Talcahuano, menyebabkan banjir dan kerusakan tambahan.

8. Kamchatka, Rusia (2025) – 8,7 SR

Pada 30 Juli 2025, gempa bumi berkekuatan 8,7 Skala Richter,kembali menguncang wilayah lepas pantai Kamchatka atau Kepulauan Kuril, yang merupakan bagian dari zona subduksi aktif Cincin Api Pasifik, tempat pertemuan antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Okhotsk.

Meskipun informasi rinci mengenai waktu kejadian dan pusat gempa masih terus diperbarui, laporan awal menunjukkan bahwa gempa ini memicu gelombang tsunami setinggi sekitar 4 meter, yang mengancam pesisir Rusia dan beberapa wilayah tetangga di Pasifik barat laut.

Jumlah korban jiwa dan kerusakan belum sepenuhnya diketahui, namun peringatan tsunami sempat dikeluarkan untuk Jepang, Alaska, dan wilayah sekitarnya.

Aktivitas seismik di kawasan ini memang tergolong tinggi, dan gempa tersebut menggarisbawahi kembali tingginya potensi bencana alam di wilayah seismik aktif.

9. Rat Islands, Alaska, AS (1965) – 8,7 SR

Pada 4 Februari 1965, wilayah Rat Islands yang termasuk dalam gugusan Kepulauan Aleut, Alaska, diguncang gempa bumi berkekuatan 8,7 Skala Richter.

Pusat gempa berada di lepas pantai Samudra Pasifik bagian utara, yang merupakan bagian dari zona subduksi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara, dan berada di jalur Cincin Api Pasifik yang sangat aktif secara seismik.

Gempa ini terjadi di wilayah terpencil yang minim populasi, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa yang signifikan.

Meski begitu, gempa tetap memicu tsunami kecil yang terdeteksi di beberapa wilayah pesisir Pasifik, termasuk Hawaii dan Jepang, meskipun tidak menyebabkan kerusakan besar.

Gempa di Rat Islands ini menunjukkan bahwa meskipun daerah tersebut jarang terdengar di media, aktivitas geologinya sangat aktif dan berpotensi memicu bencana besar bila terjadi lebih dekat dengan wilayah berpenduduk.

10. Assam, India (1950) – 8,6 SR

Pada 15 Agustus 1950, wilayah timur laut India, khususnya negara bagian Assam, diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,6 Skala Richter, yang kemudian dikenal sebagai Assam–Tibet Earthquake.

Pusat gempa terletak di dekat perbatasan India dan Tibet (Cina), tepatnya di daerah pegunungan Himalaya, dan termasuk dalam gempa intrakontinental terkuat yang pernah tercatat.

Gempa terjadi sekitar pukul 19.39 waktu setempat dan menimbulkan guncangan hebat yang menghancurkan ribuan rumah, jembatan, serta merusak infrastruktur vital, terutama di Assam dan wilayah sekitarnya. Lebih dari 1.500 orang dilaporkan tewas.

Gempa ini dipicu oleh tumbukan aktif antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia, yang membentuk zona seismik kompleks di kawasan Himalaya.

Selain kehancuran akibat guncangan, tanah longsor besar-besaran dan aliran sungai yang tersumbat menyebabkan banjir dan memperparah dampak gempa selama berminggu-minggu setelah kejadian. (red)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/