METROTODAY, KUALA LUMPUR ā Ketegangan berkepanjangan di perbatasan antara Kamboja dan Thailand akhirnya mereda setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata yang mulai berlaku tepat pukul 24.00 waktu setempat, Senin (28/7).
Kesepakatan itu muncul setelah serangkaian pertempuran berdarah yang menewaskan puluhan orang, termasuk personel militer dari kedua belah pihak.
Pertemuan krusial yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, menjadi titik balik perdamaian. Dalam pertemuan yang difasilitasi oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai akhirnya sepakat mengakhiri pertempuran dengan gencatan senjata āsegera dan tanpa syaratā.
āKami menyambut baik komitmen kedua negara untuk menghentikan konflik dan memulai dialog damai. Ini langkah penting menuju stabilitas kawasan,ā ujar Anwar Ibrahim dalam konferensi pers pasca-pertemuan.
Konflik yang berlangsung sejak pekan lalu terjadi di wilayah perbatasan yang dipersengketakan, yakni antara Provinsi Preah Vihear (Kamboja) dan Provinsi Ubon Ratchathani (Thailand).
Ketegangan memuncak setelah bentrokan pada 28 Mei yang menewaskan seorang tentara Kamboja, memicu eskalasi militer dari kedua belah pihak.
Kesepakatan ini membawa harapan baru bagi masyarakat di perbatasan yang selama ini hidup dalam ketakutan.
Gencatan senjata diharapkan menjadi langkah awal menuju penyelesaian sengketa perbatasan secara damai dan permanen melalui jalur diplomasi.
Dengan dimulainya gencatan senjata ini, perhatian internasional kini tertuju pada upaya lanjutan untuk meredakan ketegangan dan mendorong kerja sama bilateral antara dua negara bertetangga yang pernah memiliki sejarah konflik berkepanjangan. (red)