29.3 C
Surabaya
25 June 2025, 21:29 PM WIB

Tiket Lolos Iran Terancam, Konflik Iran-Israel Disebut Pengaruhi Wakil Asia ke Piala Dunia 2026

METROTODAY, SURABAYA – Konflik militer antra Iran dan Israel merembet ke berbagai aspek hubungan internasional. Belakangan muncul wacana kepastian Iran ke Piala Dunia 2026 makin suram lantaran agresivitas negeri itu dalam konflik di Timur Tengah.

Team Melli- julukan Iran, sudah memastikan partisipasi di Piala Dunia 2026. Mereka lolos langsung sebagai juara Grup A babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Namun, isu ketegangan militer disebut bakal mengancam tiket yang sudah dalam genggaman itu. Penyebab utamanya adalah dampak konflik militer negara mereka dengan Amerika Serikat yang tak lain adalah salah satu negara tuan rumah di Piala Dunia 2026.

Timnas Iran termasuk gerbong awal peserta yang paling dini menggenggam jatah Piala Dunia 2026. Team Melli sudah mendapatkannya pada 25 Maret 2025 setelah menjalani matchday 8 babak ketiga Kualifikasi Zona Asia. Dari asia, mereka cuma kalah cepat dari Jepang, yang dipastikan lolos lima hari sebelumnya.

Akan tetapi, muncul dugaan skuad Iran terancam ditolak tampil pada putaran final yang akan diselenggarakan di Amerika Utara tahun depan.

Eskalasi krisis militer antara Iran dan Amerika Serikat menjadi faktor penyebabnya. Melalui keputusan Presiden Donald Trump, AS campur tangan dalam konflik Iran-Israel dengan melakukan pengeboman ke fasilitas nuklir Iran.

Bukannya mmereda, pihak Iran membalasnya dengan menyerang pangkalan militer AS di Qatar.

Insiden tersebut memunculkan tantangan bagi FIFA dalam memandang status dan peluang Iran berlaga di wilayah AS dan sekitarnya.

Makin berat bagi Iran karena Trump sudah memasukkan warga negara Iran ke dalam daftar hitam kunjungan ke AS. Belum ada keputusan apakah larangan tersebut juga berlaku bagi personel tim nasional, staf, ataupun keluarga mereka yang akan berpartisipasi di Piala Dunia 2026.

Wacana larangan partisipasi Iran juga bukan isapan jempol. FIFA dan organisasi di bawah naungannya memiliki track record melarang sebuah negara berpartisipasi di semua ajang garapan mereka akibat keterlibatan dalam konflik internasional.

Paling anyar adalah Rusia. Atau di masa lalu ada Yugoslavia. Nah, dengan berbagai alasan itu, peluang Team Melli didiskualifikasi dari Piala Dunia 2026 jadi terbuka.

Media-media di Eropa mulai mempertanyakan hal itu. Media Inggris, The Guardian  menyebut keputusan mungkin sudah diambil FIFA sebelum Desember mendatang.

“Kemungkinan besar FIFA akan mempertimbangkan pilihannya sebelum undian Piala Dunia 2026 berlangsung pada Desember,” tulis The Guardian.

Kedekatan FIFA dengan Amerika Serikat beberapa tahun terakhir juga menjadi pendukungnya. Termasuk bukti keputusan FIFA yang menyelenggarakan format anyar FIFA Club World Cup di Negeri Paman Sam.

“Hal ini akan menjadi keputusan yang sulit bagi Presiden FIFA Gianni Infantino, yang telah menjalin hubungan erat dengan Donald Trump, pihak yang mengizinkan penggunaan bom ke situs nuklir Iran,” lanjut The Guardian.

Di tengah potensi sanksi bagi Iran, salah satu pihak yang menunjukkan antusiasme potensi tercoretnya Iran dari Piala Dunia 2026. Tiongkok melalui beberapa media lokalnya menyajikan sejumlah alasan yang bisa menyeret timnas TIongkok pada ‘’hadiah’’ atas sanksi Iran.

Seperti diketahui, TIongkok sudah tersingkir di babak ketiga kualifikasi zona Asia. Mereka hanya menempati posisi kelima Grup C di bawah Indonesia.

Namun, menurut media berbasis di Beijing, Sohu, situasi terkini soal nasib Iran membangkitkan harapan Tiongkok untuk kembali bersaing mendapatkan jatah bola liar dari FIFA.

Nah, andai Iran dicoret, Asia bakal memiliki satu jatah langsung yang mungkin diperebutkan kontestan terbaik yang maju ke putaran keempat.

Namun, TIongkok tampaknya hanya berangan-angan. Kalaupun Iran tercoret, tim peringkat ketiga di grup yang sama (Grup A) yang akan menggantikannya.

Dalam hal ini Uni Emirat Arab. Dengan Uzbekistan (runner-up)  naik ke posisi teratas. Lalu, Qatar ke posisi ketiga dan Kirgistan (posisi kelima) naik posisi juga untuk melakoni babak keempat kualifikasi.

Seandainya bukan Kirgistan dari Grup A yang melengkapi daftar peserta babak keempat, masih ada tim yang lebih baik dari TIongkok. Yaitu Palestina yang punya 10 poin selama menjalani babak ketiga. Sedangkan Tiongkok hanya 8 poin.

Sejauh ini memang hanya wacana. Mekanisme pengganti tentu saja belum ditentukan.

Tapi, Sohu mencoba meyakinkan dan meninggikan harapan Tiongkok.

“Asosiasi Sepak Bola China (CFA) sedang berkomunikasi secara intensif dengan FIFA dalam persiapan untuk kemungkinan perubahan peserta Piala Dunia 2026 di Amerika Utara,” klaim Sohu.

“Tiongkok mungkin secara tak terduga mendapatkan kesempatan untuk ‘kebangkitan’,” tambah media tersebut.

Dalam hal ini, TIongkok memang tampak mencari-cari celah sekecil apa pun guna menghidupkan asa mereka lolos ke Piala Dunia 2026. Patut diingat, sebelumnya, media yang sama memuat kabar berupa skenario berandai-andai dengan meminta FIFA menyelidiki legalitas status Maarten Paes di tim Indonesia.

Paes mereka tuduh berstatus ilegal karena pernah membela Belanda U-21 saat berusia 22 tahun. Sebuah batas legalitas seorang pemain bisa berpindah kewarganegaraan.

Sayangnya, tuduhan itu disebut tak berdasar dan tak terbukti menganulir status Maarten Paes. Tiongkok pun gagal mendapatkan keuntungan dari tuduhan itu.

Nah, berkaca dari wacana tersebut, nampaknya TIongkok pun juga akan sulit mendapatkan cipratan hadiah dari FIFA, seandainya Iran memang dianulir tiketnya. (*)

METROTODAY, SURABAYA – Konflik militer antra Iran dan Israel merembet ke berbagai aspek hubungan internasional. Belakangan muncul wacana kepastian Iran ke Piala Dunia 2026 makin suram lantaran agresivitas negeri itu dalam konflik di Timur Tengah.

Team Melli- julukan Iran, sudah memastikan partisipasi di Piala Dunia 2026. Mereka lolos langsung sebagai juara Grup A babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Namun, isu ketegangan militer disebut bakal mengancam tiket yang sudah dalam genggaman itu. Penyebab utamanya adalah dampak konflik militer negara mereka dengan Amerika Serikat yang tak lain adalah salah satu negara tuan rumah di Piala Dunia 2026.

Timnas Iran termasuk gerbong awal peserta yang paling dini menggenggam jatah Piala Dunia 2026. Team Melli sudah mendapatkannya pada 25 Maret 2025 setelah menjalani matchday 8 babak ketiga Kualifikasi Zona Asia. Dari asia, mereka cuma kalah cepat dari Jepang, yang dipastikan lolos lima hari sebelumnya.

Akan tetapi, muncul dugaan skuad Iran terancam ditolak tampil pada putaran final yang akan diselenggarakan di Amerika Utara tahun depan.

Eskalasi krisis militer antara Iran dan Amerika Serikat menjadi faktor penyebabnya. Melalui keputusan Presiden Donald Trump, AS campur tangan dalam konflik Iran-Israel dengan melakukan pengeboman ke fasilitas nuklir Iran.

Bukannya mmereda, pihak Iran membalasnya dengan menyerang pangkalan militer AS di Qatar.

Insiden tersebut memunculkan tantangan bagi FIFA dalam memandang status dan peluang Iran berlaga di wilayah AS dan sekitarnya.

Makin berat bagi Iran karena Trump sudah memasukkan warga negara Iran ke dalam daftar hitam kunjungan ke AS. Belum ada keputusan apakah larangan tersebut juga berlaku bagi personel tim nasional, staf, ataupun keluarga mereka yang akan berpartisipasi di Piala Dunia 2026.

Wacana larangan partisipasi Iran juga bukan isapan jempol. FIFA dan organisasi di bawah naungannya memiliki track record melarang sebuah negara berpartisipasi di semua ajang garapan mereka akibat keterlibatan dalam konflik internasional.

Paling anyar adalah Rusia. Atau di masa lalu ada Yugoslavia. Nah, dengan berbagai alasan itu, peluang Team Melli didiskualifikasi dari Piala Dunia 2026 jadi terbuka.

Media-media di Eropa mulai mempertanyakan hal itu. Media Inggris, The Guardian  menyebut keputusan mungkin sudah diambil FIFA sebelum Desember mendatang.

“Kemungkinan besar FIFA akan mempertimbangkan pilihannya sebelum undian Piala Dunia 2026 berlangsung pada Desember,” tulis The Guardian.

Kedekatan FIFA dengan Amerika Serikat beberapa tahun terakhir juga menjadi pendukungnya. Termasuk bukti keputusan FIFA yang menyelenggarakan format anyar FIFA Club World Cup di Negeri Paman Sam.

“Hal ini akan menjadi keputusan yang sulit bagi Presiden FIFA Gianni Infantino, yang telah menjalin hubungan erat dengan Donald Trump, pihak yang mengizinkan penggunaan bom ke situs nuklir Iran,” lanjut The Guardian.

Di tengah potensi sanksi bagi Iran, salah satu pihak yang menunjukkan antusiasme potensi tercoretnya Iran dari Piala Dunia 2026. Tiongkok melalui beberapa media lokalnya menyajikan sejumlah alasan yang bisa menyeret timnas TIongkok pada ‘’hadiah’’ atas sanksi Iran.

Seperti diketahui, TIongkok sudah tersingkir di babak ketiga kualifikasi zona Asia. Mereka hanya menempati posisi kelima Grup C di bawah Indonesia.

Namun, menurut media berbasis di Beijing, Sohu, situasi terkini soal nasib Iran membangkitkan harapan Tiongkok untuk kembali bersaing mendapatkan jatah bola liar dari FIFA.

Nah, andai Iran dicoret, Asia bakal memiliki satu jatah langsung yang mungkin diperebutkan kontestan terbaik yang maju ke putaran keempat.

Namun, TIongkok tampaknya hanya berangan-angan. Kalaupun Iran tercoret, tim peringkat ketiga di grup yang sama (Grup A) yang akan menggantikannya.

Dalam hal ini Uni Emirat Arab. Dengan Uzbekistan (runner-up)  naik ke posisi teratas. Lalu, Qatar ke posisi ketiga dan Kirgistan (posisi kelima) naik posisi juga untuk melakoni babak keempat kualifikasi.

Seandainya bukan Kirgistan dari Grup A yang melengkapi daftar peserta babak keempat, masih ada tim yang lebih baik dari TIongkok. Yaitu Palestina yang punya 10 poin selama menjalani babak ketiga. Sedangkan Tiongkok hanya 8 poin.

Sejauh ini memang hanya wacana. Mekanisme pengganti tentu saja belum ditentukan.

Tapi, Sohu mencoba meyakinkan dan meninggikan harapan Tiongkok.

“Asosiasi Sepak Bola China (CFA) sedang berkomunikasi secara intensif dengan FIFA dalam persiapan untuk kemungkinan perubahan peserta Piala Dunia 2026 di Amerika Utara,” klaim Sohu.

“Tiongkok mungkin secara tak terduga mendapatkan kesempatan untuk ‘kebangkitan’,” tambah media tersebut.

Dalam hal ini, TIongkok memang tampak mencari-cari celah sekecil apa pun guna menghidupkan asa mereka lolos ke Piala Dunia 2026. Patut diingat, sebelumnya, media yang sama memuat kabar berupa skenario berandai-andai dengan meminta FIFA menyelidiki legalitas status Maarten Paes di tim Indonesia.

Paes mereka tuduh berstatus ilegal karena pernah membela Belanda U-21 saat berusia 22 tahun. Sebuah batas legalitas seorang pemain bisa berpindah kewarganegaraan.

Sayangnya, tuduhan itu disebut tak berdasar dan tak terbukti menganulir status Maarten Paes. Tiongkok pun gagal mendapatkan keuntungan dari tuduhan itu.

Nah, berkaca dari wacana tersebut, nampaknya TIongkok pun juga akan sulit mendapatkan cipratan hadiah dari FIFA, seandainya Iran memang dianulir tiketnya. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/