27.8 C
Surabaya
1 June 2025, 19:16 PM WIB

Liga Champions: PSG Bermodal Kolektivitas Menuju Final, Optimistis Redam Inter di Munich

METROTODAY, PARIS – Paris Saint-Germain (PSG) di bawah arahan Luis Enrique pantas optimistis dengan peluang di final Liga Champions 2024-2025. Faktor kolektivitas dalam skuad menjadi keunggulan PSG versi Enrique musim ini.

Pengalaman Enrique di Liga Champions juga menjadi modal tambahan bagi PSG. Pelatih asli Spanyol itu sudah merasakan gelar juara Liga Champions bersama Barcelona pada 2014-2015.

Satu dekade berselang, Enrique membawa kemiripan antara Barca di eranya dengan PSG yang baru dibesutnya dua musim terakhir. Skuad yang dibawanya sudah jauh lebih matang dibandingkan musim sebelumnya.

Saat juara Bersama Barca, Barca sudah solid dari lini belakang hingga depan. Bila menilik skuad Barca di masa itu, mayoritas sudah menunjukkan peningkatan dan kian solid sebagai tim.

Dani Alves-Gerard Pique-Javier Mascherano-Jordi Alba di lini belakang, mendukung trio Xavi-Sergio Busquets-Andres Iniesta di lini tengah. Sementara di lini serang, Luis Suarez baru datang melengkapi trisula nan mengerikan bersama Lionel Messi dan Neymar Jr.

Selain, Suarez, saat itu pemain anyar ada di posisi penjaga gawang. Namun Enrique punya dua kiper sama bagusnya, Marc-Andre ter Stegen dan Claudio Bravo yang sama-sama berperan besar.

Nah, musim ini Enrique memetik kebijakan perekrutan musim lalu. Sehingga, ditinggal Kylian Mbappe di awal musim 2024-2025 seperti tak berpengaruh bagi Les Parisiens-julukan PSG.

Enrique tak banyak mengutak-atik tim terbaiknya. Catat, ada penjaga gawang Gianluigi Donnarumma, lalu di belakang ada Achraf Hakimi-Marquinhos-Nuno Mendes. Di posisi gelandang ada Vitinha-Fabian Ruiz, serta barisan depan yang ditempati Ousmane Dembele-Bradley Barcola.

Saat Mbappe memutuskan menerima pinangan Real Madrid, skuad Enrique tak terguncang. Mereka mendapatkan bek tengah Willian Pacho, gelandang Joao Neves, dan wide attacker Desire Doue serta Khvicha Kvaratskhelia di lini serang.

Dari skuad tersebut, terkesan kehilangan Mbappe malah membuat Enrique mantap dalam mengusung kolektivitas tim ketimbang individu pemain. Bahkan menurut Enrique, mentalitas tim juga telah terbentuk ketika gagal di semifinal musim lalu.

”Skuad ini memang untuk proyek jangka panjang, tetapi aku tidak mau menunggu lama,” ujar Enrique pada situs resmi PSG.

Kini, Enrique butuh satu langkah lagi untuk kembali mengangkat trofi Liga Champions. Mereka harus mengalahkan Inter Milan dalam final di Football Arena alias Allianz Arena, Munich, pada Minggu (1/6) dini hari nanti untuk menorehkan sejarah gelar Liga Champions kali pertama bagi PSG. ’’Memenangi trofi untuk kali pertama itu selalu sulit. Namun, itu yang memberiku tambahan motivasi,” bebernya. (*)

 

METROTODAY, PARIS – Paris Saint-Germain (PSG) di bawah arahan Luis Enrique pantas optimistis dengan peluang di final Liga Champions 2024-2025. Faktor kolektivitas dalam skuad menjadi keunggulan PSG versi Enrique musim ini.

Pengalaman Enrique di Liga Champions juga menjadi modal tambahan bagi PSG. Pelatih asli Spanyol itu sudah merasakan gelar juara Liga Champions bersama Barcelona pada 2014-2015.

Satu dekade berselang, Enrique membawa kemiripan antara Barca di eranya dengan PSG yang baru dibesutnya dua musim terakhir. Skuad yang dibawanya sudah jauh lebih matang dibandingkan musim sebelumnya.

Saat juara Bersama Barca, Barca sudah solid dari lini belakang hingga depan. Bila menilik skuad Barca di masa itu, mayoritas sudah menunjukkan peningkatan dan kian solid sebagai tim.

Dani Alves-Gerard Pique-Javier Mascherano-Jordi Alba di lini belakang, mendukung trio Xavi-Sergio Busquets-Andres Iniesta di lini tengah. Sementara di lini serang, Luis Suarez baru datang melengkapi trisula nan mengerikan bersama Lionel Messi dan Neymar Jr.

Selain, Suarez, saat itu pemain anyar ada di posisi penjaga gawang. Namun Enrique punya dua kiper sama bagusnya, Marc-Andre ter Stegen dan Claudio Bravo yang sama-sama berperan besar.

Nah, musim ini Enrique memetik kebijakan perekrutan musim lalu. Sehingga, ditinggal Kylian Mbappe di awal musim 2024-2025 seperti tak berpengaruh bagi Les Parisiens-julukan PSG.

Enrique tak banyak mengutak-atik tim terbaiknya. Catat, ada penjaga gawang Gianluigi Donnarumma, lalu di belakang ada Achraf Hakimi-Marquinhos-Nuno Mendes. Di posisi gelandang ada Vitinha-Fabian Ruiz, serta barisan depan yang ditempati Ousmane Dembele-Bradley Barcola.

Saat Mbappe memutuskan menerima pinangan Real Madrid, skuad Enrique tak terguncang. Mereka mendapatkan bek tengah Willian Pacho, gelandang Joao Neves, dan wide attacker Desire Doue serta Khvicha Kvaratskhelia di lini serang.

Dari skuad tersebut, terkesan kehilangan Mbappe malah membuat Enrique mantap dalam mengusung kolektivitas tim ketimbang individu pemain. Bahkan menurut Enrique, mentalitas tim juga telah terbentuk ketika gagal di semifinal musim lalu.

”Skuad ini memang untuk proyek jangka panjang, tetapi aku tidak mau menunggu lama,” ujar Enrique pada situs resmi PSG.

Kini, Enrique butuh satu langkah lagi untuk kembali mengangkat trofi Liga Champions. Mereka harus mengalahkan Inter Milan dalam final di Football Arena alias Allianz Arena, Munich, pada Minggu (1/6) dini hari nanti untuk menorehkan sejarah gelar Liga Champions kali pertama bagi PSG. ’’Memenangi trofi untuk kali pertama itu selalu sulit. Namun, itu yang memberiku tambahan motivasi,” bebernya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/