Categories: Chindo

Pelajaran Toleransi dari Bupati Belitung Timur Kamarudin Muten

METROTODAY, BELITUNG TIMUR,– Kamarudin Muten, Bupati Belitung Timur adalah miniatur toleransi beragama yang sesungguhnya.

Betapa tidak, ia dilahirkan dari keluarga Khonghucu-Budha yang taat. Bahkan, hingga berkeluarga pun, Kamarudin tetap taat pada agama yang sama.

Ia juga memiliki istri dengan agama yang sama. Namun demikian, Kamarudin Muten membebaskan anak-anaknya memeluk agama sesuai dengan pilihannya.

Bapak tiga anak tersebut tak mengharuskan anak-anaknya memeluk agama tertentu. Apa yang anaknya yakini itulah yang dia anggap sebagai yang terbaik untuk kehidupan putra-putrinya.

Dalam sebuah kesempatan, Kamarudin mengatakan bahwa anak pertama dan anak ketiganya memeluk agama Kristen. Adapun anak keduanya yang bernama Grace Muten memeluk agama Islam.

Grace memeluk Islam pada 2016 lalu. Sebelumnya, Grace Muten lama tinggal di Jepang.

Kamarudin menceritakan bahwa anaknya memeluk Islam saat Ramadan. “Bahkan sepuluh hari berakhirnya Ramadan anak saya ini menjalankan puasa,” katanya.

Dalam sebuah kesempatan kampanye untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur, Kamarudin mengajak anak keduanya itu naik ke panggung.

Penampilan Grace sangat Islami. Menggunakan kerudung besar Grace tampak cantik.

Suami Grace juga mengikuti langkah istrinya untuk memeluk Islam.

Kendati berbeda keyakinan, keluarga Kamarudin tetap rukun. Tidak ada pertengkaran antar saudara karena perbedaan agama tersebut.

Kamarudin adalah monumen hidup toleransi. Setelah menjalani retreat di Magelang, Kamarudin harus berdinas di kantor kabupaten.

Kebetulan ketika mau bertugas sudah memasuki Ramadan. Karenanya, Kamarudin Muten memilih tidak berdiam duduk di balik meja.

Ia memilih blusukan menyapa warga dengan mengunjungi masjid-masjid. Ia menyebut langkahnya tersebut sebagai safari Ramadan.

“Jangan hanya beberapa titik. Kalau perlu sampai 60 titik pun saya siap,” ungkap Kamarudin sebagaimana dikutip dari beltim.go.id

Bahkan di tiap masjid di beberapa kecamatan yang dikunjunginya, Kamarudin memberikan bantuan.

Bahkan, bantuan senilai Rp 7 juta tersebut diambil dari kantung pribadinya. Ia mengaku sama sekali tak berkeberatan dengan hal itu. Apapun akan ia ulurkan untuk membantu masyarakat.

Di tiap masjid yang dikunjunginya, Kamarudin berpesan agar warga menjaga kebersihan dan lingkungan. “Lingkungan yang bersih akan membuat ibadah kita kian baik,” katanya.

Tak cukup itu, setelah retreat, Kamarudin juga blusukan ke OPD yang dipimpinnya. Dia ingin lebih dulu memastikan bahwa ruangan-ruangan tempat melayani masyarakat bersih. “Gimana mau melayani kalau tempat kerja kita masih kotor,” katanya.

Anggit Satriyo

Recent Posts

Kebakaran di Belakang Aspol Pawiyatan Surabaya, 3 Warung dan 13 Motor Terbakar

Tiga stand warung semi permanen di Jalan Pawiyatan, Surabaya tepatnya belakang Aspol, terbakar, Sabtu (13/12)…

19 hours ago

Profesor Tanpa Gelar

DALAM sebuah momen yang berlangsung sederhana namun sarat makna, di ruang yang hangat dan penuh kekeluargaan,…

20 hours ago

Raperda Hunian Layak di Surabaya Masih Banyak Miss Persepsi, Aturan Rumah Kos Jadi Fokus

Raperda tentang hunian yang layak, yang mencakup kebijakan perencanaan, pengelolaan, tata ruang, dan keberlanjutan hunian…

23 hours ago

PWI Pusat Terbitkan Edaran Soal Rangkap Jabatan, Perpanjangan KTA dan Donasi Kemanusiaan Bencana Sumatera

PWI Pusat menerbitkan tiga Surat Edaran (SE) untuk seluruh anggota se-Indonesia, yakni SE tentang Rangkap…

24 hours ago

Copet Beraksi di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, KAI Daop 8 Tingkatkan Keamanan Jelang Nataru

Masyarakat dihebohkan dengan video viral aksi pencopetan di Stasiun Surabaya Gubeng Lama, beberapa waktu lalu.…

1 day ago

Tim Gabungan Unair Bantu Operasi Korban Banjir di RSUD Aceh Tamiang, Begini Langkahnya

Tim gabungan Universitas Airlangga (Unair) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan,…

1 day ago

This website uses cookies.