4 November 2025, 10:55 AM WIB

Cuaca Panas Diduga Picu Harga Telur Ayam Ras di Surabaya Meroket

METROTODAY, SURABAYA – Harga telur ayam ras di Pasar Tradisional Dukuh Kupang, Surabaya, terus mengalami kenaikan sejak tiga hari terakhir. Harganya telah menembus Rp30 ribu per kilogram. Kenaikan ini diduga disebabkan oleh cuaca panas ekstrem yang mempengaruhi produksi ayam petelur.

Selain telur ayam ras, sejumlah kebutuhan pokok, bumbu dapur, dan sayuran juga terpantau mengalami kenaikan harga setiap hari. Kondisi ini tentu semakin memberatkan masyarakat dan pedagang.

Kenaikan harga telur ayam ras ini sangat dirasakan oleh para pedagang. Hanafi, penjual telur di Pasar Dukuh Kupang, mengungkapkan bahwa dirinya kini kesulitan menjual telur karena daya beli masyarakat yang menurun.

“Biasanya, saya bisa menghabiskan telur 20 kilo atau dua pack per harinya, sekarang sulit,” ujar Hanafi, Sabtu (18/10).

Hanafi mengaku kenaikan harga telur dipicu oleh peternak kesulitan menghasilkan telur ayam mengingat cuaca panas yang saat ini terjadi di beberapa wilayah di Jatim. “Saat ini musim panas jadi sulit bagi peternak untuk menghasilkan telur dari ayam,” terangnya.

Sementara itu, harga telur ayam kampung terpantau masih normal, dijual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per sepuluh butir.

Para pedagang berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga pasar. Mereka berharap kenaikan harga ini tidak terus berlanjut dan pemerintah dapat menemukan solusi agar harga kembali normal. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Harga telur ayam ras di Pasar Tradisional Dukuh Kupang, Surabaya, terus mengalami kenaikan sejak tiga hari terakhir. Harganya telah menembus Rp30 ribu per kilogram. Kenaikan ini diduga disebabkan oleh cuaca panas ekstrem yang mempengaruhi produksi ayam petelur.

Selain telur ayam ras, sejumlah kebutuhan pokok, bumbu dapur, dan sayuran juga terpantau mengalami kenaikan harga setiap hari. Kondisi ini tentu semakin memberatkan masyarakat dan pedagang.

Kenaikan harga telur ayam ras ini sangat dirasakan oleh para pedagang. Hanafi, penjual telur di Pasar Dukuh Kupang, mengungkapkan bahwa dirinya kini kesulitan menjual telur karena daya beli masyarakat yang menurun.

“Biasanya, saya bisa menghabiskan telur 20 kilo atau dua pack per harinya, sekarang sulit,” ujar Hanafi, Sabtu (18/10).

Hanafi mengaku kenaikan harga telur dipicu oleh peternak kesulitan menghasilkan telur ayam mengingat cuaca panas yang saat ini terjadi di beberapa wilayah di Jatim. “Saat ini musim panas jadi sulit bagi peternak untuk menghasilkan telur dari ayam,” terangnya.

Sementara itu, harga telur ayam kampung terpantau masih normal, dijual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu per sepuluh butir.

Para pedagang berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga pasar. Mereka berharap kenaikan harga ini tidak terus berlanjut dan pemerintah dapat menemukan solusi agar harga kembali normal. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/