19 September 2025, 1:34 AM WIB

Harga Daging Ayam di Surabaya Terus Meroket, Pedagang Terpaksa Kurangi Pasokan

METROTODAY, SURABAYA – Harga daging ayam di pasar-pasar tradisional Surabaya terus mengalami kenaikan selama dua pekan terakhir, membuat pedagang dan pembeli semakin resah. Kenaikan harga ini terjadi di tengah naiknya harga kebutuhan pokok lainnya.

Di Pasar Tradisional Dukuh Kupang, harga daging ayam melonjak dari Rp 32 ribu – Rp 33 ribu menjadi Rp 39 ribu – Rp 40 ribu per kilogram.

Suwito, seorang pedagang daging ayam di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa kenaikan ini disebabkan oleh mahalnya harga pakan ayam dan berkurangnya pasokan dari produsen.

“Penjualan saya menurun drastis karena banyak pembeli yang mengurangi jumlah pembelian,” ujarnya Rabu (17/9).

Suwito menambahkan, sebelum kenaikan harga, ia bisa menjual hingga 100 kilogram daging ayam per hari. Namun, kini ia hanya mampu menjual sekitar 80 kilogram.

“Kalau dulu bisa 100 kilo sekarang 80 kilo saja, gak begitu ramai soalnya,” keluhnya.

Yuli, seorang pembeli, juga merasakan dampak dari kenaikan harga ini. Ia terpaksa mengurangi pembelian daging ayam agar bisa berhemat.

“Saya terpaksa mengurangi pembelian daging ayam agar bisa berhemat. Ya masaknya untuk dua hari ini ayam. Karena kebutuhan lainnya juga naik,” ungkapnya.

Kondisi ini membuat pedagang dan pembeli berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi lonjakan harga daging ayam.

Mereka berharap harga bisa segera normal kembali agar tidak semakin memberatkan ekonomi masyarakat. Sebelumnya, harga telur, cabai, dan bawang juga mengalami kenaikan. (ahm)

METROTODAY, SURABAYA – Harga daging ayam di pasar-pasar tradisional Surabaya terus mengalami kenaikan selama dua pekan terakhir, membuat pedagang dan pembeli semakin resah. Kenaikan harga ini terjadi di tengah naiknya harga kebutuhan pokok lainnya.

Di Pasar Tradisional Dukuh Kupang, harga daging ayam melonjak dari Rp 32 ribu – Rp 33 ribu menjadi Rp 39 ribu – Rp 40 ribu per kilogram.

Suwito, seorang pedagang daging ayam di pasar tersebut, mengungkapkan bahwa kenaikan ini disebabkan oleh mahalnya harga pakan ayam dan berkurangnya pasokan dari produsen.

“Penjualan saya menurun drastis karena banyak pembeli yang mengurangi jumlah pembelian,” ujarnya Rabu (17/9).

Suwito menambahkan, sebelum kenaikan harga, ia bisa menjual hingga 100 kilogram daging ayam per hari. Namun, kini ia hanya mampu menjual sekitar 80 kilogram.

“Kalau dulu bisa 100 kilo sekarang 80 kilo saja, gak begitu ramai soalnya,” keluhnya.

Yuli, seorang pembeli, juga merasakan dampak dari kenaikan harga ini. Ia terpaksa mengurangi pembelian daging ayam agar bisa berhemat.

“Saya terpaksa mengurangi pembelian daging ayam agar bisa berhemat. Ya masaknya untuk dua hari ini ayam. Karena kebutuhan lainnya juga naik,” ungkapnya.

Kondisi ini membuat pedagang dan pembeli berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi lonjakan harga daging ayam.

Mereka berharap harga bisa segera normal kembali agar tidak semakin memberatkan ekonomi masyarakat. Sebelumnya, harga telur, cabai, dan bawang juga mengalami kenaikan. (ahm)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/