METROTODAY, SURABAYA – Kabar baik bagi warga Surabaya! Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya memastikan bahwa harga kebutuhan pokok, khususnya cabai rawit merah dan tomat sayur, tetap stabil meskipun sempat mengalami fluktuasi selama bulan Juli 2025.
Pemantauan harga yang dilakukan setiap hari oleh TPID bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menunjukkan bahwa harga kedua komoditas ini mengalami tren penurunan di minggu keempat Juli. Hal ini menandakan kondisi pasokan dan distribusi yang masih terjaga dengan baik.
Kepala DKPP Surabaya, Antiek Sugiharti, menyampaikan bahwa harga cabai rawit merah dan tomat sayur sempat naik-turun selama bulan Juli.
Misalnya, harga beli cabai rawit merah yang sempat mencapai Rp58.422 per kilogram di minggu kedua, kini turun menjadi sekitar Rp37.963 per kilogram di minggu keempat. Harga jualnya pun turun menjadi Rp44.148 per kilogram.
Kondisi serupa juga terjadi pada tomat sayur. Setelah sempat naik ke Rp25.563 per kilogram di minggu kedua, harga belinya kini merosot ke Rp19.500 per kilogram. Harga jual tomat di minggu keempat tercatat di kisaran Rp24.333 per kilogram.
Menurut Antiek, musim dingin (bediding) yang tengah melanda sebagian wilayah Jawa Timur tidak memberikan dampak signifikan terhadap panen cabai dan tomat.
“Pasokan cabai dan tomat ke Surabaya tetap lancar, terutama dari wilayah seperti Kediri, Blitar, dan Pasuruan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa Pemkot Surabaya terus menjalin koordinasi erat dengan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) dan wilayah penghasil cabai lainnya di Jawa Timur untuk memastikan distribusi tetap berjalan normal.
Antiek juga mengimbau masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi bahan pangan.
“Jangan sampai berlebihan dalam membeli atau memasak. Kita harus hindari food waste agar pasokan tetap terjaga dan tidak mubazir,” ujarnya.
TPID menegaskan bahwa ketersediaan cabai rawit merah dan tomat sayur masih aman dan harga di pasar tradisional pun masih dalam batas wajar.
Dengan pantauan harian serta sistem pelaporan digital dari pemerintah kota dan provinsi, masyarakat diharapkan bisa tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi isu harga pangan.
Dengan kondisi yang terkendali ini, Surabaya menunjukkan kesiapannya dalam menjaga stabilitas pangan, meski menghadapi tantangan cuaca dan permintaan yang dinamis. (ahm)