METROTODAY, SURABAYA – Pengalihan pengelolaan Terminal Peti Kemas (TPK) Berlian dari PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) kepada PT Terminal Teluk Lamong (TTL) disambut positif oleh para pelaku usaha di sektor pelayaran dan logistik.
Langkah strategis ini diharapkan dapat membawa dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi dan kualitas layanan bagi seluruh pengguna jasa.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Surabaya, Stenven Lesawengan, menegaskan bahwa pengalihan ini merupakan bagian dari strategi internal Pelindo untuk menciptakan manajemen perusahaan yang lebih efektif.
“Langkah ini dinilai sah-sah saja selama membawa dampak positif terhadap efisiensi dan peningkatan layanan bagi pengguna jasa,” kata Stenven dikutip dari Antara di Surabaya pada Kamis (3/7).
Stenven berharap, kebijakan ini mampu meningkatkan efisiensi tidak hanya dalam layanan PT Pelindo Terminal Petikemas, tetapi juga pada seluruh ekosistem pelabuhan.
Harapan utama dari pelaku usaha pelayaran adalah terjadinya penurunan waktu tunggu kapal dan efisiensi biaya logistik.
Senada dengan Stenven, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Surabaya, Sebastian Wibisono, menyatakan bahwa pengalihan ini sepenuhnya menjadi kewenangan Pelindo.
Meski demikian, Wibi menekankan pentingnya menjaga, atau bahkan meningkatkan, tingkat pelayanan (service level) yang selama ini sudah berjalan.
“Yang terpenting adalah kelangsungan pelayanan kepada pengguna jasa tetap terjaga atau bahkan meningkat karena pelaku usaha logistik sangat bergantung pada stabilitas dan kepastian operasional pelabuhan terutama dalam kelancaran distribusi barang,” jelas Wibi.
Pengalihan pengelolaan TPK Berlian merupakan bagian integral dari proses pemurnian bisnis yang menjadi salah satu inisiatif strategis pascapenggabungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo.
Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra, menjelaskan bahwa pasca-serah kelola operasi, BJTI akan fokus pada bisnis pengelolaan kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan, yakni Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE).
“Pengelolaan TPK Berlian oleh TTL telah mulai berlaku sejak 1 Juli 2025, sehingga tanggung jawab operasional dan nonoperasional yang berkaitan dengan TPK Berlian sepenuhnya menjadi tugas dari TTL,” terang Widyaswendra.
Hal ini mencakup kegiatan operasional seperti perencanaan dan pengendalian, layanan pelanggan, layanan komersial, hingga hubungan dengan stakeholder di TPK Berlian.
Widyaswendra menambahkan bahwa perseroan telah melakukan serangkaian proses serah kelola operasi dengan perencanaan yang matang, termasuk sosialisasi kepada seluruh pengguna jasa di TPK Berlian yang sebelumnya berhubungan dengan BJTI, serta pendekatan kepada seluruh pekerja BJTI.
Dengan pengoperasian TPK Berlian oleh PT Terminal Teluk Lamong, portofolio TTL dalam pengelolaan terminal peti kemas domestik semakin bertambah, setelah sebelumnya resmi mengelola TPK Nilam sejak 1 Mei 2024.
Widyaswendra berharap langkah ini menjadi kemajuan dalam pengelolaan bisnis terminal peti kemas dan dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada para pengguna jasa perusahaan. (red)