METROTODAY, SURABAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya telah melakukan serangkaian persiapan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, mulai dari pelatihan kesiapsiagaan bencana, pemantauan cuaca, sosialisasi kepada warga, hingga peremajaan peralatan untuk penyelamatan.
Kepala BPBD Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan bahwa Pemkot Surabaya telah mengambil sejumlah langkah, termasuk sosialisasi tanggap bencana kepada warga.
“Sosialisasi ini dilakukan pada saat pelaksanaan program Kampung Pancasila di perkampungan warga,” ujarnya.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem, BPBD terus meningkatkan koordinasi lintas Perangkat Daerah (PD). Koordinasi dilakukan dengan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya untuk memastikan saluran air, drainase, dan sungai berfungsi dengan baik.
“Tidak hanya itu, kami juga memastikan normalisasi dan pengerukan tetap dilakukan untuk mencegah banjir,” kata Irvan.
BPBD juga berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya untuk melakukan monitoring dan perantingan pohon yang kondisinya rawan roboh.
“Kami bersama DLH memonitoring pohon yang rawan roboh serta perantingan. Seperti yang ada di kawasan Wiyung dan Jagir,” ujarnya.
Selain itu, BPBD Surabaya mengadakan pelatihan penggunaan dan perawatan alat Chainsaw bagi personel di kecamatan dan kelurahan, agar dapat membantu penanganan pohon tumbang secara cepat.
BPBD juga memberikan edukasi soal lingkungan dan sumber daya kepada masyarakat, mulai dari pengelolaan sampah melalui program 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk, hingga pencegahan sumbatan drainase.
“Kami juga terus melakukan pemantauan informasi cuaca melalui Call Center (CC) 112. Jadi tim kami di CC 112 selalu pantau prakiraan cuaca terkini dari sumber terpercaya seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),” jelasnya.
BPBD Surabaya terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang potensi bencana saat musim hujan, seperti banjir dan banjir rob. Pemkot juga memperkuat sistem peringatan dini bencana dan diseminasi informasi dari BMKG.
“Kita terus perbarui informasinya melalui Early Warning System (EWS), InaRisk, dan WOFI. Dengan begitu maka masyarakat akan mendapat informasi lebih awal ketika terjadi bencana alam. Selain itu, kami juga bentuk forum Pengurangan Resiko Bencana di tingkat Kelurahan untuk mempercepat koordinasi dengan BPBD untuk penanganan cepat,” tambahnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kota Surabaya, Linda Novanti, menjelaskan bahwa BPBD melengkapi sejumlah sarana dan prasarana (Sarpras) untuk menangani kedaruratan, seperti gergaji mesin, tali, perahu karet, dan genset.
“Kami ajari bagaimana cara penggunaan Senso, bagaimana cara merawat, dan pengecekan alat itu supaya ketika digunakan dapat berfungsi baik,” kata Linda.
Pengecekan dan perawatan sarpras dilakukan di pos terpadu kecamatan dan wilayah pesisir untuk mengantisipasi banjir rob. Personel BPBD juga rutin melakukan latihan water rescue dan underwater rescue.
“Kegiatan water rescue kami lakukan secara bergantian, sedangkan untuk pelatihan underwater rescue masih dalam rencana kami, tapi kami sudah menyiapkan tim di setiap kompi. Jadi nanti setiap tim harus memiliki tim water rescue dan under water rescue antara tujuh sampai delapan orang,” ujarnya.
BPBD juga rutin melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara langsung maupun melalui media sosial.
“Kami melakukan imbauan-imbauan lewat media sosial tentang peringatan cuaca ekstrem. Dan ini kan juga ada Kampung Pancasila, nah CC 112 itu kami dengungkan terus. Jika terjadi sesuatu, maka bisa menghubungi lewat telepon atau Whatsapp CC 112 di nomor 0811-3111-2112,” pungkasnya. (ahm)

