10 September 2025, 16:44 PM WIB

Rahasia Produktivitas Dosen Umsida: Dari Mengajar hingga Naik Gunung dan Jadi Pelari Kalcer

METROTODAY, SIDOARJO – Menjadi dosen sekaligus aktif di luar kampus tentu bukan hal mudah. Salah satu dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), M. Andi Fikri, S.I.Kom M.I.Kom, membagikan pengalamannya dalam menyeimbangkan kesibukan mengajar dengan kegiatan kreatif dan olahraga.

Menariknya, ia mengaku pernah mengalami obesitas dengan berat badan under 100 kg, namun kini tubuhnya lebih fit berkat olahraga rutin 5–6 kali seminggu.

Ia bahkan menyebut dirinya kini sebagai “pelari kalcer”, istilah kekinian untuk pelari aktif yang rutin berlatih.

Aktivitas di Luar Mengajar

Selain mengajar di kampus, Andi Fikri tetap aktif berkarya. Ia kerap membuat film dan konten kreatif, serta melakukan aktivitas fisik di darat maupun naik gunung.

“Selain jadi dosen, saya tetap berkarya dengan bikin film, konten, dan olahraga ringan. Semua aktivitas ini saling melengkapi dan membuat hidup lebih produktif,” jelasnya.

Olahraga menjadi prioritas penting bagi Andi. Setelah menyadari perubahan fisik akibat usia dan pengalaman obesitas, ia mulai berkomitmen menjaga tubuh lebih sehat.

Saat ini, Andi rutin melakukan lari sekitar 5 km yang biasa dilakukan 5–6 kali seminggu, serta menerapkan pola makan sehat untuk menjaga kebugaran tubuh.

Ia juga kerap mengikuti event olahraga lari yang ada di Sidoarjo. Menurutnya, olahraga bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga mendukung fokus dan kreativitas dalam mengajar maupun berkarya.

Tips Bagi Waktu Mengajar dan Aktivitas Luar

Andi Fikri menekankan bahwa kunci menyeimbangkan aktivitas adalah disiplin dan manajemen waktu.

Rutinitasnya dimulai pagi sebelum subuh. Ia bangun pukul 4.00, sholat subuh, dan langsung olahraga mulai pukul 4.30 hingga 5.00.

Ia menjelaskan, olahraga tidak harus setiap hari, tetapi konsisten minimal 3–5 kali seminggu cukup untuk menjaga kebugaran dan energi.

“Awalnya terasa mustahil karena kesibukan di kampus dan pekerjaan kreatif, tapi semuanya bisa diatur. Yang penting ada kemauan dan disiplin,” ujarnya.

Dengan membagi waktu sedini mungkin, aktivitas mengajar, berkarya, dan olahraga dapat berjalan selaras tanpa mengganggu produktivitas harian.

Pesan untuk Generasi Muda

Bapak dua anak itu juga menyampaikan pesan penting bagi generasi muda terkait pentingnya olahraga dalam kehidupan sehari-hari.

Ia menilai banyak anak muda yang lebih memilih rebahan atau aktivitas pasif. Padahal, olahraga minimal sekali seminggu sudah bisa meningkatkan kualitas hidup.

“Olahraga membuat tubuh lebih fresh, konsentrasi meningkat, dan pikiran lebih jernih. Kalau ingin menjadi produktif dan kreatif, jangan abaikan kesehatan fisik,” tegasnya.

Menurut Andi, olahraga tidak hanya mendukung kebugaran, tetapi juga meningkatkan kualitas pengajaran dan kreativitas dalam berkarya.

Dengan tubuh yang sehat dan bugar, seseorang dapat menyeimbangkan pekerjaan, kegiatan kreatif, dan tanggung jawab akademik secara optimal. (elfira/red)

METROTODAY, SIDOARJO – Menjadi dosen sekaligus aktif di luar kampus tentu bukan hal mudah. Salah satu dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), M. Andi Fikri, S.I.Kom M.I.Kom, membagikan pengalamannya dalam menyeimbangkan kesibukan mengajar dengan kegiatan kreatif dan olahraga.

Menariknya, ia mengaku pernah mengalami obesitas dengan berat badan under 100 kg, namun kini tubuhnya lebih fit berkat olahraga rutin 5–6 kali seminggu.

Ia bahkan menyebut dirinya kini sebagai “pelari kalcer”, istilah kekinian untuk pelari aktif yang rutin berlatih.

Aktivitas di Luar Mengajar

Selain mengajar di kampus, Andi Fikri tetap aktif berkarya. Ia kerap membuat film dan konten kreatif, serta melakukan aktivitas fisik di darat maupun naik gunung.

“Selain jadi dosen, saya tetap berkarya dengan bikin film, konten, dan olahraga ringan. Semua aktivitas ini saling melengkapi dan membuat hidup lebih produktif,” jelasnya.

Olahraga menjadi prioritas penting bagi Andi. Setelah menyadari perubahan fisik akibat usia dan pengalaman obesitas, ia mulai berkomitmen menjaga tubuh lebih sehat.

Saat ini, Andi rutin melakukan lari sekitar 5 km yang biasa dilakukan 5–6 kali seminggu, serta menerapkan pola makan sehat untuk menjaga kebugaran tubuh.

Ia juga kerap mengikuti event olahraga lari yang ada di Sidoarjo. Menurutnya, olahraga bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga mendukung fokus dan kreativitas dalam mengajar maupun berkarya.

Tips Bagi Waktu Mengajar dan Aktivitas Luar

Andi Fikri menekankan bahwa kunci menyeimbangkan aktivitas adalah disiplin dan manajemen waktu.

Rutinitasnya dimulai pagi sebelum subuh. Ia bangun pukul 4.00, sholat subuh, dan langsung olahraga mulai pukul 4.30 hingga 5.00.

Ia menjelaskan, olahraga tidak harus setiap hari, tetapi konsisten minimal 3–5 kali seminggu cukup untuk menjaga kebugaran dan energi.

“Awalnya terasa mustahil karena kesibukan di kampus dan pekerjaan kreatif, tapi semuanya bisa diatur. Yang penting ada kemauan dan disiplin,” ujarnya.

Dengan membagi waktu sedini mungkin, aktivitas mengajar, berkarya, dan olahraga dapat berjalan selaras tanpa mengganggu produktivitas harian.

Pesan untuk Generasi Muda

Bapak dua anak itu juga menyampaikan pesan penting bagi generasi muda terkait pentingnya olahraga dalam kehidupan sehari-hari.

Ia menilai banyak anak muda yang lebih memilih rebahan atau aktivitas pasif. Padahal, olahraga minimal sekali seminggu sudah bisa meningkatkan kualitas hidup.

“Olahraga membuat tubuh lebih fresh, konsentrasi meningkat, dan pikiran lebih jernih. Kalau ingin menjadi produktif dan kreatif, jangan abaikan kesehatan fisik,” tegasnya.

Menurut Andi, olahraga tidak hanya mendukung kebugaran, tetapi juga meningkatkan kualitas pengajaran dan kreativitas dalam berkarya.

Dengan tubuh yang sehat dan bugar, seseorang dapat menyeimbangkan pekerjaan, kegiatan kreatif, dan tanggung jawab akademik secara optimal. (elfira/red)

Artikel Terkait

Pilihan Editor

Pilihan Editor

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/