METROTODAY, SURABAYA – Bekas bangunan Hotel Singgasana di Gunungsari, Surabaya, menyimpan misteri yang kerap disaksikan warga.
Tempat yang dulunya dikenal sebagai Motel Patra Jasa Surabaya ini merupakan aset milik Patra Jasa, anak perusahaan PT Pertamina yang mengurus properti. Sejak dulu kawasan ubu memang terkenal angker.
Apalagi di kompleks seluas 14 hektar ini juga terdapat makam Mbah Gromo, sesepuh dan tokoh babat alas kawasan tersebut yang dikeramatkan oleh warga.
Dari depan, bangunan hotel yang berada di perbukitan dengan konsep resort ini tampak angker dengan rerimbunan pohon dan lampu yang menambah kesan spooky (angker).
Menurut seorang warga sekitar, Wawan halaman bekas hotel itu sering menampakkan wanita Belanda atau Noni Belanda. Bahkan, ada penampakan tentara berbaris dengan senjata. Suara derap sepatu dan persiapan barisan tentara sering terdengar.
“Ada sesosok wanita tinggi besar yang biasanya mengenakan pakaian putih, sering muncul menjelang malam. Bahkan ada tentara yang sedang berbaris tapi tak tampak wajahnya,” ujar Wawan.
Ia juga menambahkan bahwa di salah satu kamar hotel, sering terdengar suara gaduh dan misterius. Aura mistis hotel semakin terasa menjelang malam.

Wawan juga menjelaskan bahwa tempat ini dulunya menjadi benteng pertahanan arek-arek Suroboyo saat pertempuran Surabaya pada 10 November.
Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) dengan gagah berani menahan gempuran Inggris dari arah selatan untuk memberikan kesempatan bagi pejuang lain untuk mundur ke daerah Kedurus, Kebraon, hingga Sepanjang.
“Kalau zaman (perang) 10 November menjadi benteng perlindungan TRIP hingga menewaskan lima orang,” imbuhnya.
Lima anggota TRIP yaitu Suwarjo, Suwondo, Sunyoto, Syamsudin dan Suwardi, gugur saat peluru tank Inggris meledak di perkubuan mereka.
Pada zaman penjajahan Belanda, tempat ini juga menjadi tempat bermain golf bagi orang-orang Belanda. Penampakan terkait masa lalu, seperti orang Belanda bermain golf, juga sering terlihat.
“Di zaman kolonial, tempat ini menjadi tempat orang Belanda bermain golf,” kata Wawan.
Selain itu, makam Mbah Gromo, sesepuh pembabat alas Kampung Gunungsari, juga dikeramatkan oleh warga. Tepatnya di samping timur bekas.
Bahkan menurut cerita yang beredar, ada salah satu kamar di hotel tersebut yang dikosongkan karena angker dengan aura mistis dan kejadian yang aneh.
“Jadi pernah ada salah satu kamar yang dikosongkan karena angker dan kejadian aneh sering terjadi ketika ada yang menghuni. Akhir oleh pihak hotel ketika itu dikosongkan,” tuturnya.
Hotel yang lokasinya yang berada di ketinggian dan dikelilingi rerimbunan membuat makhluk gaib senang berada di sana.
Menurut Wawan, sosok penampakan kuda berlarian juga sering terjadi. “Padahal tidak ada yang memelihara kuda di sana,” ungkapnya.
Tak sedikit warga yang di sekitar hotel itu yang kerap mendengar suara kuda berlarian beserta dengan derapan sepatu kuda.
Pasca ekseskusi Hotel Singgasana tahun 2021 kini tempat tersebut kosong. Namun saat melintas di depan tempat tersebut bangunan tersebut tengah dilakukan renovasi. (ahm)