30.3 C
Surabaya
14 July 2025, 18:13 PM WIB

Presiden Prabowo Persilakan RS dan Klinik Asing Buka Cabang di Indonesia

METROTODAY, BRUSSELS – Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Presiden Prabowo Subianto saat bertemu dengan Presiden Dewan Eropa, António Costa di Brussels. Indonesia kini secara resmi membuka pintu lebar-lebar bagi rumah sakit dan klinik asing untuk beroperasi di Tanah Air.

Ini adalah langkah berani yang diproyeksikan akan membawa angin segar bagi sektor kesehatan nasional, sekaligus menjadi sinyal kuat menjelang penandatanganan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa kebijakan ini telah digulirkan dalam dua tahun terakhir, mencakup berbagai sektor, dengan kesehatan menjadi salah satu prioritas utama.

“Rumah sakit asing mana pun, atau institusi kesehatan di luar negeri dapat membuka cabang mereka, atau institusi yang terkait dengan mereka di Indonesia. Kami telah memperbolehkan RS asing buka di Indonesia,” ujar Presiden Prabowo kepada Presiden Costa di Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7).

Lebih jauh, Presiden Prabowo menyuarakan harapannya untuk melihat keterlibatan Eropa yang lebih masif dalam perekonomian Indonesia. Ini adalah visi timbal balik, di mana Indonesia juga siap untuk lebih aktif berpartisipasi dalam perekonomian Eropa.

Bagi Presiden Prabowo, kemitraan ini adalah mutualisme yang menjanjikan. Eropa unggul dalam pengembangan teknologi, ilmu pengetahuan, tata kelola, serta kekuatan finansial dan ekonomi.

Di sisi lain, Indonesia kaya akan cadangan mineral dan sumber daya alam langka yang dibutuhkan dunia. Oleh karena itu, CEPA diyakini akan membawa keuntungan substansial bagi kedua belah pihak.

“Kami ingin melihat lebih banyak partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan kami siap masuk ke dalam perekonomian Uni Eropa. Saya pikir kita punya hubungan yang saling menguntungkan,” jelas Presiden.

Tak hanya sektor kesehatan, kebijakan pembukaan partisipasi asing juga merambah dunia pendidikan.

Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa kampus-kampus asing kini diperbolehkan membuka cabang dan beroperasi di Indonesia. Ini merupakan kabar baik bagi peningkatan kualitas pendidikan tinggi di dalam negeri.

Sejalan dengan itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mengirimkan lebih banyak talenta mudanya untuk belajar di Eropa. Presiden Prabowo membeberkan data yang mengesankan.

“Kami mengirimkan 3.394 orang mahasiswa setiap tahunnya untuk melanjutkan studi di Eropa, dan hingga saat ini, kami telah membiayai 11.784 mahasiswa (untuk studi di Eropa, red.), dan angka ini di luar mahasiswa yang membiayai sendiri studi mereka di Eropa. Jadi, ini yang disponsori oleh pemerintah, dan kami ingin melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Eropa.”

Pengumuman ini datang setelah Presiden Prabowo mengonfirmasi rampungnya perundingan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa dalam jumpa pers bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Negosiasi yang telah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun ini akhirnya mencapai titik terang.

Keberhasilan ini disambut positif oleh Presiden von der Leyen dan Presiden Costa, dua pemimpin Uni Eropa yang ditemui Presiden Prabowo selama lawatannya di Brussels. Rangkaian pertemuan ini merupakan bagian penting dari agenda kunjungan luar negeri Presiden Prabowo di Brussels yang dimulai sejak Sabtu (12/7) lalu.

Dalam lawatan resminya di Brussels, Presiden Prabowo didampingi oleh jajaran Menteri Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi. (red)

METROTODAY, BRUSSELS – Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Presiden Prabowo Subianto saat bertemu dengan Presiden Dewan Eropa, António Costa di Brussels. Indonesia kini secara resmi membuka pintu lebar-lebar bagi rumah sakit dan klinik asing untuk beroperasi di Tanah Air.

Ini adalah langkah berani yang diproyeksikan akan membawa angin segar bagi sektor kesehatan nasional, sekaligus menjadi sinyal kuat menjelang penandatanganan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa.

Presiden Prabowo menegaskan bahwa kebijakan ini telah digulirkan dalam dua tahun terakhir, mencakup berbagai sektor, dengan kesehatan menjadi salah satu prioritas utama.

“Rumah sakit asing mana pun, atau institusi kesehatan di luar negeri dapat membuka cabang mereka, atau institusi yang terkait dengan mereka di Indonesia. Kami telah memperbolehkan RS asing buka di Indonesia,” ujar Presiden Prabowo kepada Presiden Costa di Gedung Berlaymont, Brussels, Minggu (13/7).

Lebih jauh, Presiden Prabowo menyuarakan harapannya untuk melihat keterlibatan Eropa yang lebih masif dalam perekonomian Indonesia. Ini adalah visi timbal balik, di mana Indonesia juga siap untuk lebih aktif berpartisipasi dalam perekonomian Eropa.

Bagi Presiden Prabowo, kemitraan ini adalah mutualisme yang menjanjikan. Eropa unggul dalam pengembangan teknologi, ilmu pengetahuan, tata kelola, serta kekuatan finansial dan ekonomi.

Di sisi lain, Indonesia kaya akan cadangan mineral dan sumber daya alam langka yang dibutuhkan dunia. Oleh karena itu, CEPA diyakini akan membawa keuntungan substansial bagi kedua belah pihak.

“Kami ingin melihat lebih banyak partisipasi Eropa dalam perekonomian kami, dan kami siap masuk ke dalam perekonomian Uni Eropa. Saya pikir kita punya hubungan yang saling menguntungkan,” jelas Presiden.

Tak hanya sektor kesehatan, kebijakan pembukaan partisipasi asing juga merambah dunia pendidikan.

Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa kampus-kampus asing kini diperbolehkan membuka cabang dan beroperasi di Indonesia. Ini merupakan kabar baik bagi peningkatan kualitas pendidikan tinggi di dalam negeri.

Sejalan dengan itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mengirimkan lebih banyak talenta mudanya untuk belajar di Eropa. Presiden Prabowo membeberkan data yang mengesankan.

“Kami mengirimkan 3.394 orang mahasiswa setiap tahunnya untuk melanjutkan studi di Eropa, dan hingga saat ini, kami telah membiayai 11.784 mahasiswa (untuk studi di Eropa, red.), dan angka ini di luar mahasiswa yang membiayai sendiri studi mereka di Eropa. Jadi, ini yang disponsori oleh pemerintah, dan kami ingin melihat lebih banyak mahasiswa Indonesia melanjutkan studi di Eropa.”

Pengumuman ini datang setelah Presiden Prabowo mengonfirmasi rampungnya perundingan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa dalam jumpa pers bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Negosiasi yang telah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun ini akhirnya mencapai titik terang.

Keberhasilan ini disambut positif oleh Presiden von der Leyen dan Presiden Costa, dua pemimpin Uni Eropa yang ditemui Presiden Prabowo selama lawatannya di Brussels. Rangkaian pertemuan ini merupakan bagian penting dari agenda kunjungan luar negeri Presiden Prabowo di Brussels yang dimulai sejak Sabtu (12/7) lalu.

Dalam lawatan resminya di Brussels, Presiden Prabowo didampingi oleh jajaran Menteri Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi. (red)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

Artikel Terkait

/