METROTODAY, SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia di 20th ASEAN and 10th ASEAN+3 Youth Cultural Forum (AYCF+3) yang berlangsung di Thailand.
Forum tahunan yang digagas ASEAN University Network (AUN) ini mempertemukan mahasiswa dari negara-negara ASEAN dan tiga mitra strategis: Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.
“Keputusan Unair untuk hadir di forum ini adalah bagian dari misi besar kami. Bukan sekadar tampil, tapi membangun diplomasi budaya sebagai soft power yang bisa dirasakan langsung. Kami ingin mahasiswa Unair dikenal bukan hanya cerdas akademis, tapi juga punya wawasan global dan keberpihakan budaya,” tegas Anggun Zifa, ketua delegasi, Jumat (4/7).
Di malam budaya ASEAN+3, Unair menampilkan “Indonesia Wonderland,” sebuah pertunjukan medley yang memadukan berbagai tari tradisional seperti Saman, Piring, Kecak, Legong, Yospan, dan Kreasi Nusantara.
“Standing ovation kami terima dari hampir seluruh hadirin. Bahkan delegasi dari Jepang dan Korea Selatan secara langsung menyampaikan kekaguman mereka pada kedalaman budaya Indonesia yang kami tampilkan,” jelas Zifa.
Booth Unair di sesi cultural bazaar juga menarik perhatian. Makanan khas Indonesia seperti Indomie, brem, basreng, dan sale pisang, serta kerajinan seperti batik, wayang kulit, dan alat musik tradisional, diperkenalkan secara interaktif.
“Kami tidak hanya pameran, kami menghidupkan budaya. Pengunjung dari Laos, Vietnam, sampai Jepang ikut memainkan rebana, mencicipi makanan khas. Bahkan bertanya tentang filosofi di balik batik dan wayang. Kami bicara lewat rasa, gerak, dan bunyi,” tuturnya.
Kehadiran Unair di AYCF+3 menunjukkan komitmen untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia di kancah internasional.
Delegasi Unair yang mengikuti di ASEAN+3 Youth 22-27 Juni terdiri dari Anggun Zifa Anindia (Presiden BEM UNAIR), Melvin Hermawan (Wakil Presiden BEM UNAIR), Rodesti Florence (Ketua FORKOM), dan Trikiranna Purnama (Sekretaris FORKOM), membawa misi besar. (ahm)